Kabar Baik, Minat Asing di Lelang SUN Mulai Naik

Minat investor lelang Surat Utang Negara (SUN) membaik di tengah sikap wait and see investor.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Jul 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2022, 20:30 WIB
Surat Utang Negara
Minat investor lelang Surat Utang Negara (SUN) membaik di tengah sikap wait and see investor. ©Shutterstock

Liputan6.com, Jakarta Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan mengungkapkan minat investor lelang Surat Utang Negara (SUN) membaik di tengah sikap wait and see investor. 

Dikutip dari Antara, Selasa (19/7/2022), perbaikan tersebut tercermin dari meningkatnya penawaran masuk dari lelang sebelumnya sebesar Rp25,98 triliun menjadi Rp29,46 triliun, yang secara bid to cover ratio alias rasio penawaran yang masuk terhadap nilai yang dimenangkan meningkat menjadi 2,48 kali dibanding sebelumnya 1,88 kali. 

Dia menyebutkan pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp11,87 triliun dari lelang kali ini, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022.

Adapun kondisi pasar keuangan domestik saat ini diwarnai sikap wait and see investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada pekan ini, serta keputusan dalam pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed di akhir Juli 2022. 

Meningkatnya inflasi AS di bulan Juni pada level 9,1 persen merupakan level tertinggi sejak November 1981, sehingga mendorong kekhawatiran investor bahwa Otoritas Moneter AS akan lebih agresif untuk melakukan pengetatan kebijakan moneternya. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tenor 5 dan 10 Tahun Mendominasi

Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Dalam lelang SUN kali ini, seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun kembali mendominasi permintaan investor, yang mencapai 68,06 persen dari total penawaran masuk dan 86,77 persen dari total penawaran yang diberikan. 

Selain itu, Deni mengatakan penawaran masuk terbesar masih tercatat pada tenor 10 tahun, yakni senilai Rp15,29 triliun atau 51,91 persen dari total penawaran masuk dan dimenangkan sebesar Rp6,35 triliun atau 53,5 persen dari total penawaran yang diberikan.

Partisipasi investor asing pada lelang kali ini sebesar Rp4,76 triliun atau 16,17 persen dari total penawaran masuk, meningkat dari lelang sebelumnya sebanyak Rp3,57 triliun, dengan mayoritas pada tenor 5 dan 10 tahun. Penawaran masuk tersebut dimenangkan senilai Rp1,57 triliun atau 32,86 persen dari total penawaran masuk. 

Secara umum, level imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan (WAY) pada lelang SUN hari ini mengikuti kondisi pasar yang masih cenderung risk-off lantaran terpengaruh kondisi normalisasi suku bunga global, sehingga level WAY naik 3 basis poin (bps) sampai dengan 10 bps dibandingkan level pasar penutupan hari sebelumnya.

Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2022.

Pemerintah Terbitkan 2 SUN untuk Wajib Pajak Program Pengungkapan Sukarela

Pemerintah Peroleh Pajak Rp2,48 Triliun dari Program PPS
Wajib pajak menunggu untuk mencari informasi mengenai Program Pengungkapan Sukarela (PPS) di kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta, Senin (7/3/2022). Pemerintah memperoleh PPh senilai Rp2,48 triliun setelah 66 hari pelaksanaan Program Pengungkapan Sukarela (PPS). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah menerbitkan dua seri Surat Utang Negara (SUN) khusus bagi Wajib Pajak (WP) yang mengikuti Program Pengungkapan Sukarela (PPS).

Rincian kedua seri SUN dimaksud yaitu FR0094, tenor 6 tahun (jatuh tempo 15 Januari 2028), yield 6,00 persen, kupon 5,60 persen, dapat diperdagangkan, sebesar Rp 351.162 miliar.

 Kedua, USDFR0003, tenor 10 tahun (jatuh tempo 15 Januari 2032), yield 3,65 persen, kupon 3,00 persen, dapat diperdagangkan, sebesar USD 5.335.000.

Settlement atas transaksi SUN tersebut diikuti oleh tujuh Dealer Utama SUN yang menyampaikan penawaran pembelian mewakili 82 WP yang mengikuti PPS melalui mekanisme Private Placement.

“Transaksi ketiga dalam program PPS ini cukup menggembirakan dengan capaian nominal terbesar, dan diharapkan tren-nya terus meningkat hingga batas akhir untuk berinvestasi di SBN,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, dikutip dari laman Kemenkeu, Selasa (26/4/2022).

Pemerintah akan menawarkan SBN khusus dalam rangka PPS secara rutin bergantian antara instrumen SUN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagaimana jadwal penerbitan (tentative) pada Landing Page https://www.djppr.kemenkeu.go.id/pps/ dan transaksi selanjutnya yaitu produk SBSN akan dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2022.

Ke depan, Pemerintah masih membuka penawaran penempatan dana ke investasi SBN sebanyak 7 periode sepanjang tahun 2022 berupa 3 SUN dan 4 SBSN.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Suryo Utomo mengajak wajib pajak peserta PPS dengan komitmen investasi yang saat ini telah mencapai Rp 4,47 triliun dapat segera menginvestasikan hartanya, salah satunya ke instrumen investasi yang aman dan berisiko rendah yaitu SBN.

“Peserta dengan komitmen investasi ini yang terus kami dorong untuk segera berinvestasi sebelum batas waktu yang ditentukan dalam PMK-196/2021, yaitu 30 September 2023. Wajib pajak dapat menginvestasikan hartanya dengan aman dan berisiko rendah ke SBN yang ditawarkan pemerintah ini,” tutup Suryo. 

Infografis Utang Indonesia Tembus Rp 6.000 Triliun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Utang Indonesia Tembus Rp 6.000 Triliun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya