Â
Liputan6.com, Jakarta Harga minyak goreng curah rata-rata sudah berada di bawah Rp14.000 per liter di Semarang, Jawa Tengah. Sejumlah harga barang kebutuhan pokok (bapok) juga terpantau turun dan stabil.
Baca Juga
Hal ini diungkapkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat meninjau Pasar Gayamsari di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (27/7/2022).
Advertisement
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi turut mendampingi Mendag Zulkifli Hasan.
"Di Pasar Gayamsari, pedagang menjual minyak goreng curah dengan menggunakan botol-botol plastik sehingga harganya ditambah Rp500 per botol. Kalau harganya Rp12.000 per liter, dengan kemasan botol menjadi Rp 12.500 per liter. Ini karena harga minyak sudah murah," jelas Mendag Zulkifli Hasan dikutip Rabu (27/7/2022).
Hasil pantauan menunjukkan harga sejumlah komoditas bapok di Pasar Gayamsari jika dibandingkan bulan lalu tercatat stabil yaitu beras medium Rp10.000 per kg, beras premium Rp12.500 per kg, telur ayam ras Rp28.000 per kg.
Sejumlah harga komoditas bapok lainnya terpantau turun, yaitu gula pasir turun 3,70 persen menjadi Rp13.000/kg, minyak goreng curah sudah sesuai HET turun 16,13 persen menjadi Rp11.700 per liter, minyak goreng kemasan turun 8,70 persen menjadi Rp21.000 per liter.
Kemudian, tepung terigu turun 9,09 persen menjadi Rp10.000 per kg, cabai merah keriting turun 13,33 persen menjadi Rp75.000 per kg, cabe rawit merah turun 35,29 persen menjadi Rp55.000 per kg, bawang merah turun 27,27 persen menjadi Rp40.000 per kg, bawang putih turun 8,33 persen menjadi Rp22.000 per kg, dan daging sapi turun 3,85 persen menjadi Rp125.000 per kg.
Seorang pedagang, Ibu Istikharah, mengemas minyak goreng curah dalam kemasan botol agar tidak mudah pecah. Ia mengaku harga minyak goreng baik curah maupun kemasan premium sudah mulai turun.
"Alhamdillah harga minyak goreng saat ini sudah banyak yang turun. Semoga semakin banyak harga-harga lain yang turun," ucapnya.
Ibu Bowo, pengunjung pasar yang juga memiliki usaha kecil nasi rames menyatakan rasa senangnya atas penurunan sejumlah harga bapok. "Alhamdulillah minyak goreng sudah banyak yang turun. Harga bawang merah juga sudah turun," katanya.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Perkembangan Harga Bapok Rata-Rata Harian Nasional
Kemendag terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok secara harian melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) di 216 Pasar 90 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Per 26 Juli 2022 dibandingkan bulan lalu terpantau beberapa komoditas tercatat stabil.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan yaitu minyak goreng curah turun 9,38 persen menjadi Rp14.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana turun 13 persen menjadi Rp19.400 per liter, minyak goreng kemasan premium turun 7,48 persen menjadi Rp23.500 per liter.
Kemudiana, cabai rawit merah turun 20,19 persen menjadi Rp75.900 per kg, cabe merah keriting turun 5,61 persen menjadi Rp70.700 per kg, daging ayam ras turun 2,43 persen menjadi Rp36.200 per kg, bawang merah turun 4,05 persen menjadi Rp56.800 per kg, gula pasir turun 0,68 persen menjadi Rp14.500 per kg, bawang putih kating turun 0,33 persen menjadi Rp30.200/kg.
Sementara itu, untuk harga minyak goreng curah berdasarkan pantauan harian SP2KP Kementerian Perdagangan di 216 pasar di seluruh Indonesia, secara rata-rata nasional sebesar Rp14.520 per liter, turun 9,44 persen jika dibandingkan bulan lalu. Rata-rata harga minyak goreng curah di pulau Jawa dan Sumatera sudah sesuai HET Rp14.000 per liter.
Bahkan untuk Pulau Jawa dan Bali sudah mencapai Rp13.069 per liter. Sementara di Provinsi lain juga sudah menunjukkan tren penurunan dengan rincian rata-rata harga untuk wilayah Kalimantan Rp14.050 per liter,Sulawesi Rp14.908 per liter, Nusa Tenggara Rp16.125 per liter, Maluku dan Papua sebesar Rp19.021 per liter.
Harga minyak goreng curah di wilayah selain pulau Jawa-Bali dan Sumatera yang masih belum sesuai HET menggambarkan tantangan logistik yang dihadapi dalam pendistribusian program MGCR. MGCR sudah tersedia di 17.825 pengecer mitra PUJLE yang tersebar di 271 kabupaten/kota di 27 provinsi dengan tanda khusus/spanduk HET.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Jalankan Perintah Jokowi, Zulkifli Hasan Patok Harga TBS Rp 2.000 per Kg
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan menjalankan penuh perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan harga tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit menjadi Rp 2.000 ribu per kg.
Komitmen untuk menjalankan perintah Presiden Jokowi sendiri disampaikan Zulkifli Hasan begitu ia disapa seusai melakukan sidak meninjau harga barang kebutuhan pokok di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat, (22/7/2022).
"Tugas saya sekarang itu dan menteri-menteri lain diperintah pak presiden agar bekerja keras lakukan segala upaya agar TBS harus bisa di atas Rp2.000 per kg," kata Mendag Zulkifli Hasan di Pasar Cibinong, Bogor, Jumat (22/7/2022).
Mendag Zulkifli Hasan menegaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk menaikkan harga TBS sawit. Pertama, menghapus pungutan ekspor sawit hingga akhir Agustus 2022. Kedua, penambahan jatah ekspor sawit dari 1 banding 5 menjadi hampir 1 banding 9.
"Jadi pengali ekspornya, kalau dulu kan 1 banding 5, sekarang hampir 1 banding 9. Jadi kalau sudah penuhi sawit 1.000 ton bisa ekspor 8.400 ton," kata Mendag Zulkifli Hasan.
Namun, harga TBS sawit masih di bawah Rp2.000 per kg saat ini. Menurut dia, harga TBS masih rendah karena total isi tangki di pabrik kelapa sawit masih banyak mencapai 7 juta ton.
"Rupanya itu biang keladi, sehingga harga TBS tidak bisa naik ke atas, karena pabrik belum kosongkan tangki," tutur Mendag Zulkifli Hasan.
Bakal Cabut DMO
Dengan kondisi demikian, Mendag Zulkifli Hasan mengaku, juga akan mencabut aturan Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) demi mengerek harga TBS kelapa sawit.
"Saya pertimbangkan DMO DPO tidak perlu lagi, kami pertimbangkan agar ekspor bisa cepat," ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Ketum PAN ini mengatakan akan bertemu terlebih dahulu dengan pengusaha sawit untuk membahas hal ini dan meminta komitmen untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri meski DMO DPO nantinya akan dihapus.
"Saya lagi pertimbangkan, saya lagi bertemu dengan teman-teman pengusaha untuk meminta komitmen mereka," pungkas Mendag Zulkifli Hasan.Â
Advertisement