Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kinerja keuangan yang gemilang di tengah perekonomian dunia yang penuh tantangan. BRI secara konsolidasian (BRI Group) berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp24,88 triliun atau melonjak 98,38% year on year (YOY). Total aset perseroan pun tercatat meningkat 6,37% YOY menjadi Rp1.652,84 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat oleh BRI tumbuh positif. BRI juga mampu mencatat pertumbuhan pendapatan non-bunga yang semakin baik dengan ditopang naiknya transaksi e-channel. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan pencapaian tersebut tak lepas dari kemampuan BRI dalam melakukan strategic response yang tepat.
Baca Juga
"Kami dapat menjaga sustainability pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah dan juga menjaga kualitas kredit terutama kredit yang kami restrukturisasi akibat pandemi Covid-19," ujar Sunarso.
Advertisement
"Selain itu, Transformasi Digital melalui Business Process Reengineering mampu meningkatkan produktivitas bisnis sekaligus menjaga efisiensi operasional," tambahnya.
Penyaluran Kredit Tumbuh
BRI juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75% YoY. Hasil tersebut utamanya ditopang oleh segmen mikro yang tumbuh 15,07%, segmen konsumer tumbuh 5,27%, segmen korporasi tumbuh 3,76% serta segmen kecil & menengah tumbuh 2,71%.
“Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81% dari Rp837,82 triliun di akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun di akhir Juni 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,27%,” imbuhnya.
Sunarso melanjutkan, kredit UMKM BRI yang tumbuh nyaris double digit tersebut merupakan sinyal kuat bahwa saat ini pelaku UMKM sudah mulai bangkit dan kembali beraktivitas secara normal.
"Oleh karena itu, dengan semakin sehatnya pelaku UMKM, maka kami optimistis hal tersebut akan mendorong pertumbuhan kredit BRI serta pertumbuhan kredit secara nasional," pungkasnya.
Penyaluran kredit yang baik tersebut juga diimbangi oleh manajemen resiko yang baik dari BRI. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, rasio NPL BRI secara konsolidasian yang terkendali di level 3,26%.
Di sisi lain, BRI menyiapkan pencadangan sebagai langkah antisipatif atas potensi pemburukan kredit. NPL Coverage BRI tercatat sebesar 266,26% di akhir Kuartal II 2022, di mana angka ini meningkat dibandingkan dengan NPL Coverage di akhir Kuartal II 2021 yang sebesar 252,59%.
“Upaya lain yang dilakukan BRI untuk menjaga NPL yakni selektif dalam menentukan kelayakan nasabah restrukturisasi dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi bisnis nasabah, serta menerapkan soft landing strategy dengan menyiapkan pencadangan yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya pemburukan kualitas kredit nasabah restrukturisasi," ungkap Sunarso.
Advertisement
Dana Pihak Ketiga Tumbuh
Hingga akhir Kuartal II 2022, Dana Pihak Ketiga BRI tercatat tumbuh 3,70% menjadi Rp1.136,98 triliun. Dana murah (CASA) menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara YOY meningkat sebesar 13,38%.
Apabila dirinci, Giro tercatat tumbuh 25,63% dan Tabungan tumbuh 8,32%. Secara umum, saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12%, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56%.
“Peningkatan CASA yang dilakukan oleh perseroan selaras dengan transformasi yang sedang dijalankan BRI, di mana inisiatif strategis yang dijalankan difokuskan untuk mengakselarasi CASA growth”, ungkap Sunarso.
Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit dan pembiayaan juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal ini terlihat dari LDR bank secara konsolidasian yang terjaga di level 88,45% dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,06%.
“Strategi BRI yang terus fokus pada sustainability tidak hanya berdampak kepada kinerja keuangan yang positif, hal ini juga dinilai oleh berbagai pihak dari dalam maupun luar negeri secara independen dan transparan,” ungkap Sunarso.
Penghargaan Didapat BRI
Dari penilaian-penilaian oleh lembaga atau pihak-pihak yang kredibel tersebut, dalam beberapa bulan terakhir BRI mendapatkan pengakuan bertaraf internasional, seperti:
- BRI dinobatkan sebagai perusahaan publik terbesar di Indonesia tahun 2022 oleh Forbes Global 2000 World's Largest Public Companies. Secara keseluruhan, BRI menempati peringkat ke-349 di antara 2.000 perusahaan publik di seluruh dunia. Ranking tersebut naik dari urutan ke-362 pada tahun lalu.
- BRI juga dinobatkan sebagai bank terbaik di Indonesia dan peringkat nomor 104 di dunia dalam daftar Top 1000 World Banks 2022 oleh The Banker, peringkat tersebut naik dari peringkat tahun lalu yang berada di posisi ke-131 dunia. The Banker sendiri merupakan media perbankan dan ekonomi ternama dunia yang bermarkas di London dan telah menjadi sumber informasi perbankan yang kredibel sejak tahun 1926.
- Selain itu, pada awal Juli yang lalu BRI juga mendapat 2 penghargaan prestisius dari media asal Hongkong, The Asset Triple A. Penghargaan tersebut adalah The Best ‘SME Banker of The Year’ (CEO BRI Group, Sunarso) dan BRI sebagai The Best Treasury & Working Capital – SME.
“Capaian-capaian tersebut merupakan pelecut semangat bagi BRI Group untuk terus memberikan kinerja yang terbaik, serta mempertahankan posisi sebagai lembaga keuangan yang prominen di Indonesia," pungkas Sunarso.
(*)
Advertisement