Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) optimistis penyaluran kredit hingga akhir tahun masih positif kendati pemerintah resmi melakukan penyesuaian harga BBM.
Direktur Utama Permata Bank, Meliza M. Rusli mencermati, kenaikan BBM umumnya akan berdampak pada inflasi yang berbuntut pada penyesuaian suku bunga bank sentral. Untuk itu, Bank Permatajuga memperhatikan kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI). Bersamaan dengan itu, perseroaan juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.
“Kami perhatikan dari sisi penyaluran kredit lebih hati2 dengan adanya potensi kenaikan inflasi yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi, sehingga perusahaan lebih hati-hati dalam penyaluran kredit. Tapi saya merasa pertumbuhan penyaluran kredit akan tetap positif tahun depan,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Advertisement
Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Retail Banking Permata Bank, Djumariah Tenteram. Keyakinan penyaluran kredit perseroan tahun ini, salah satunya merujuk pada pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut. Di mana banyak kegiatan bisnis yang mulai menggeliat.
“Saya merasa cukup optimis dengan pertumbuhan ekonomi dengan forecast 5 personen. Dengan optimis itu, pertumbuhan kredit masih akan bagus sampai dengan akhir tahun,” imbuh dia.
Genjot KTA
Bank Permata kini juga tengah genjot pertumbuhan kredit tanpa agunan (KTA), salah satunya melalui layanan mobile PermataMobile X. Bagi nasabah yang telah memenuhi persyaratan, dapat menikmati pencairan KTA dalam 10 menit setelah pengajuan. Fitur ini menyediakan KTA hingga 300 juta.
“Platformya sampai Rp 300 juta. Bisa buat konsumtif, bisis, multiguna juga boleh. Macam-macam,” kata dia.
Dengan begitu, perseroan membidik kenaikan nasabah hingga dua digit sampai akhir tahun, atau setidaknya menyamai pertumbuhan tahun lalu di kisara . Selama tengah tahun pertama 2022 jumlah total transaksi digital banking PermataBank meningkat 25 persen year on year (yoy) serta jumlah pengguna PermataMobile X meningkat 42 persen yoy.
Pada semester I 2022 penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 11,4 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencetak pencapaian kinerja yang solid sepanjang semester I 2022 yang merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara pruden, konsisten dan berkesinambungan yang tercermin dari pertumbuhan aset, likuiditas dan laba bersih.
Di tengah upaya Pemerintah Indonesia menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global serta optimisme dari presidensi G20 di Indonesia, Bank Permata mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7 persen secara tahunan.
Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen secara tahunan didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7 persen secara tahunan.
Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Bank Permata sebagai universal bank dalam memberikan produk dan layanan pada seluruh segmen lintas generasi serta memperkuat posisi Bank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.
Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengungkapkan, keberhasilan Bank Permata dalam semester pertama ini merupakan usaha bersama pihaknya dalam menerapkan strategi perusahaan untuk terus perkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” kata Meliza dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).
Pertumbuhan Aset
Bank Permata juga mencapai pertumbuhan aset sebesar 7,9 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 230 triliun. Lebih lanjut, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 33,9 persen menjadi Rp 994 miliar dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan rasio BOPO pada semester pertama tahun lalu sebesar 86 persen.
Bank Permata berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 11,4 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2 persen dan 19,5 persen.
Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78 persen dari sebelumnya 70 persen pada kuartal I tahun 2022.
Namun demikian, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat ketidakpastian kondisi ekonomi global dan dampak pandemi yang masih terus berlanjut dimana hal ini berpengaruh terhadap risiko kredit inheren.
Advertisement