Begini Kabar Sistem Bayar Tol Tanpa Sentuh, 2 Hal Masih Belum Kelar

Penerapan sistem transaksi tol tanpa sentuh dan kartu atau Multi Lane Free Flow (MLFF) target mulai uji coba pada akhir 2022 ini.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Sep 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 14:30 WIB
Kementerian PUPR Siap Terapkan Teknologi Transaksi Pembayaran Tol Non-Tunai Tanpa Sentuh
Sejumlah pengguna jasa tol saat melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol Karang Tengah, Tangerang, Selasa (24/11/2020). Kementerian PUPR segera menerapkan teknologi transaksi pembayaran tol non-tunai tanpa sentuh (nir-sentuh) atau multi-lane free flow (MLFF). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengungkapkan perkembangan proses rencana penerapan transaksi pembayaran tol tanpa sentuh atau non-tunai yang disebut juga multi-lane free flow (MLFF).

Rencananya, sistem bayar tol non tunai ini akan diuji coba pada akhir tahun. Direktur Bisnis Jasa Marga Reza Febriano mengaku pihaknya masih terus melakukan pembahasan dan diskusi lebih lanjut dengan pihak yang bersangkutan.  

“Untuk rencana program implementasi multi-lane free flow (MLFF), update sampai saat ini masih dalam proses dan direncanakan pada akhir tahun kita akan melakukan uji coba terkait penerapan MLFF ini dengan pihak ketiga yakni pihak Roadtex,” kata Reza dalam Public Expose Live secara virtual, Rabu (14/9/2022).

Pada pelaksanaan fasilitas bayar tol tanpa sentuh ini, masih ada dua isu yang perlu dirampungkan. Keduanya terkait potensi kerugian dan penegakan hukum (law enforcement). Kedua hal ini yang masih terus dirampungkan bersama pihak terkait.

Namun, Jasa Marga tidak menyebutkan berapa nilai investasi dalam implementasi sistem MLFF terhadap gerbang tol yang dikelolanya.

“Dari sisi investasi, sebetulnya kami dari BUJT, tidak mengeluarkan investasi dalam MLFF ini, karena memang dikeluarkan penyelenggaran yakni Roadtex. Namun, nanti saat implementasi BUJT akan dibebankan terkait dengan kewajiban untuk membayar service fee kepada roadtex yang sampai saat ini terkait dengan besaran maupun perhitungan masih kami belum peroleh dari pihak Roadtex,” imbuhnya.

 

Mulai Uji Coba

Bayar Tol Tanpa Berhenti Berlaku Tahun Ini
Pengendara melakukan transaksi pembayaran masuk tol saat memasuki tol Tangerang-Jakarta, di kawasan Tangerang, Selasa (4/1/2022). Indonesia akan menerapkan sistem transaksi tol tanpa berhenti atau disebut multi lane free flow (MLFF). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Penerapan sistem transaksi tol tanpa kartu dan setop atau Multi Lane Free Flow (MLFF) target mulai uji coba pada akhir 2022 ini.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyiapkan satu lajur tanpa pintu gerbang (gentry tol) di sejumlah ruas, seperti Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) S, Tol Jagorawi, hingga Jalan Tol Samarinda-Balikpapan.

Dalam pelaksanaan tahap uji coba MLFF ini, akan terdapat 1 gentry tol di masing-masing ruas. Sehingga masih menyisakan gerbang tol yang bisa menerima transaksi via kartu.

Bila sudah terlaksana, pengguna jalan tol nantinya tidak perlu lagi menyiapkan kartu untuk alat pembayaran.

Sebagai gantinya, pengguna tol wajib menggunakan aplikasi Cantas, yang akan diluncurkan Desember 2022.

Sistem MLFF ini dalam penerapannya juga harus didukung oleh lembaga pengelola yang berperan sebagai toll service provider, atau electronic toll collection (ETC).

Lantas, teknologi seperti apa yang akan digunakan dalam sistem pembayaran tol tanpa kartu dan henti ini?

 

Teknologi Dipakai

Bayar Tol Tanpa Berhenti Berlaku Tahun Ini
Pengendara melakukan transaksi pembayaran masuk tol saat memasuki tol Tangerang-Jakarta, di kawasan Tangerang, Selasa (4/1/2022). Indonesia akan menerapkan sistem transaksi tol tanpa berhenti atau disebut multi lane free flow (MLFF). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mengutip informasi dari laman Departemen Perhubungan (Dephub), Kamis (1/9/2022), terdapat beberapa alternatif teknologi yang bisa dipakai sebagai ETC seperti yang sudah digunakan negara-negara lain, antara lain:

- Dedicated Short Range Communication (DSRC); merupakan alat yang menggunakan radio frekuensi 5,8 Ghz, sehingga pengguna perlu membeli On Board Unit (OBU), yang menyimpan data identitas dan informasi lain dengan tingkat keandalan 99,95 persen.

- Radio Frequency Identification (RFID); merupakan alat yang menggunakan radio dengan frekuensi (860–960) Mhz, dan pengguna perlu membeli stiker tag RFID sebagai identitas pengguna, dan memiliki tingkat keandalan sekitar 99,5 persen.

- Automatic Number Plate Recoqnition (ANPR); merupakan alat untuk mendeteksi plat nomor, memerlukan akses database plat nomor, tetapi tidak memerlukan OBU.

- Global Navigation Satelite System (GNSS); merupakan OBU untuk melacak posisi pengguna dan tarif dikenakan berdasarkan lokasi pengguna.

- Short Range Communication based on Calm Active Infrared (ISRC) Merupakan teknologi baru yang mirip dengan RFID. Perbedaannya memiliki infrared aktif pada IVU yang dapat memuat semua informasi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya