Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap penyebab tingginya tingkat inflasi Indonesia. Yakni, didorong tingginya tingkat inflasi di sisi pangan, yang menyentuh 8,69 persen.
Meski, diakui olehnya kalau inflasi pangan ini telah mengalami penurunan dari posisi 10,49 persen di Juli 2022, menjadi 8,69 persen di Agustus 2022. Namun, peranannya masih tinggi terhadap tingkat inflasi keseluruhan Indonesia.
Baca Juga
"Kita lihat bahwa inflasi sudah merambat naik, bulan lalu 4,94 dan kemudian turun 4,69 di bulan Agustus. tapi kalau kita lihat apa yang penyebabnya? adalah yang pertama adalah karena kenaikan harga-harga pangan yang bergejolak (volatile food) bulan lalu sudah turun 8,69 persen dari 10,47 persen di bulan Juli, Tapi 8,69 persen ini masih tinggi," terangnya dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, di Jawa Timur, Rabu (14/9/2022).
Advertisement
Ia mengatakan, harga pangan bergejolak dimana seharusnya berada di bawah 5 persen. Untuk itu, peran gerakan nasional pengendalian inflasi pangan menjadi aspek penting. Utamanya dilakukan atas sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
"Dan yang kedua adalah kenaikan harga-harga yang diatur oleh pemerintah (administered price), bulan lalu bulan-bulan berikutnya sudah kena dampak dari kenaikan harga pertamax dan juga tarif angkutan dan kalau kita lihat di berbagai daerah hampir semua daerah mengalami kenaikan harga inlasi pangan yg bergejolak, dan juga kenaikan tarif angkutan," paparnya.
Sementara itu, inflasi daya beli secara nasional masih berada di 3 persen. Maka, pengendalian inflasi pangan dan harga yang ditetapkan pemerintah jadi kunci untuk mengendalikan tingkat inflasi keseluruhan.
"Itulah yang kita lihat, dan kedepan tren berikutnya upaya-upaya ini harus kita perkuat dengan tentu saja untuk mengalihkan tambahan subsidi, BLT, DAU dan berdampak ke penyesuaian harga Pertalite dan Solar. memang itu pilihan yang sulit dan bapak presiden sudah menjelaskan itu," ujarnya.
Â
Mencontoh Jawa Timur
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meminta daerah-daerah di Indonesia bisa mencontoh pemerintah provinsi Jawa Timur. Ini menyoal gerak cepat dalam pengendalian inflasi pangan.
Menurut Perry, 46 kantor cabang BI telah menjadi bagian bersama pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi pangan. Termasuk didalamnya terdapat sekitar 43 kerja sama antara BI dan pemerintah daerah hingga upaya operasi pasar guna menahan harga bahan pangan.
"Ini Jawa Timur yang sudah bergerak cepat, tapi daerah lain juga perlu melakukan ini, bagaimana kejelasan untuk penggunaan anggaran dari yang 2 persen tadi untuk membantu angkutan (umum)," kata dia dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, di Jawa Timur, Rabu (14/9/2022).
Besaran 2 persen yang dimaksud Perry adalah alokasi dari dana transfer umum (DTU) untuk digunakan sebagai bantalan sosial di masyarakat di masing-masing daerah. Harapannya, dengan alokasi tersebut mampu meredam kenaikan inflasi imbas disesuaikannya harga BBM Subsidi.
"kemudian juga bantuan sosial karena berbagai daerah perlu juga didampingi dengan aparat penegak hukum supaya ini betul-betul pemda ini merasa tenang dan bisa menyalurkan, tidak kemudian merasa ragu-ragu untuk melakukan," tuturnya.
Â
Advertisement
Operasi Pasar
Selain itu, Perry juga mengingatkan kalau pemda perlu menggelar operasi apsar dan melakukan kerja sama antar daerah. Misalnya, banyak daerah yang mengalami kelebihan suplai salah satu komoditas tertentu, maka, itu bisa disalurkan ke daerah yang defisit.
"Seperti beras, kita juga kelebihan beras sebetulnya, tapi kenapa harga beras naik? barangkali juga karena sebagian produksinya (tidak merata)," kata dia.
Masih soal beras, ia meminta masyarakat untuk emanfaatkan beras produksi lokal. Sehingga mampu memberikan keseimbangan harga di pasaran.