Dapat Modal dari BTPN Syariah, Pengusaha Ultra Mikro di Pekanbaru Mampu Bertahan dari Pandemi

BTPN Syariah sangat konsen membantu UMKM Ultra Mikro untuk mengembangkan usaha. Bantuan yang diberikan berupa bantuan permodalan tanpa agunan dan bunga.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 14 Sep 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 18:30 WIB
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar kepada UMKM Ultra Mikro. Salah satunya di wilayah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Hal itu dirasakan UMKM Ultra Mikro Kerupuk Kuansing di RW10, Kelurahan Air Dingin.

Pemilik UMKM Ultra Mikro Kerupuk Kuansing Vivi mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 telah berjualan pakaian maupun kain. Namun merebaknya Covid-19 membuat usahanya terdampak sehingga tidak dapat berjualan.

“Waktu itu jualan pakaian atau kain di bazar karena kita tidak ada toko,” ujar Vivi saat ditemui Liputan6.com dikediamannya, Rabu (14/9/2022).

Pada 2019 pandemi Covid-19 membuat pergerakan masyarakat terbatas sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat. Hal yang sama dirasakan Vivi yang tidak dapat berjualan karena pameran atau bazar ditiadakan mengikuti kebijakan Pemerintah Pusat maupun daerah.

“Akhirnya saya memutuskan untuk berjualan kerupuk Kuansing,” ucap Vivi.

Mengubah mata pencaharian ekonomi baru tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan modal baru untuk memenuhi kebutuhan keluar sehingga dirinya mencari bantuan permodalan tanpa agunan.

“Akhirnya saya mengikuti program BTPN Syariah yang memberikan bantuan permodalan kepada UMKM Ultra Mikro,” terang Vivi.

Vivi menjelaskan, sejumlah persyaratan dipenuhi Vivi untuk mendapatkan bantuan permodalan sebesar Rp 3 juta. Dari modal tersebut Vivi membuka usaha kerupuk Kuansing dan kini usaha tersebut telah merangkak naik.

“Sekarang bantuan modal saya sudah ditambah dan berdampak terhadap hasil produksi,” jelas Vivi.

Perempuan yang mengenakan pakaian berkelir kuning tersebut, pada awal produksi dalam satu hari mencapai 100 bungkus. Setelah mendapatkan bantuan permodalan BTPN Syariah mampu memproduksi sebanyak 500 bungkus dalam sehari.

“Selain itu dulu hanya saya dan suami yang memproduksi, kini kami menambah pekerja untuk pemasaran,” kata Vivi.

 


Jualan Online

Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)
Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin (Kanan) saat mengunjungi UMKM Ultra Mikro kerupuk Kuansing di Kelurahan Air Dingin, Kota Pekanbaru. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Vivi menuturkan, untuk menjangkau pemasaran kerupuk kuansing olahannya, ingin merambah ke dunia marketplace atau berjualan secara online. Untuk itu, pihaknya meminta bantuan pendampingan BTPN Syariah membantu perluasan produksi kerupuk Kuansing.

“Kami berharap BTPN Syariah dapat membantu kami memperluas pemasaran produk, jadi tidak hanya sebatas penjualan di wilayah Pekanbaru, tetapi di kota lainnya,” harap Vivi.

Di tempat yang sama saat melakukan kunjungan, Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin mengatakan, BTPN Syariah sangat konsen membantu UMKM Ultra Mikro untuk mengembangkan usaha. Bantuan yang diberikan berupa bantuan permodalan tanpa agunan dan bunga.

“Selain bantuan permodalan kami memberikan pendampingan kepada UMKM Ultra Mikro salah satunya bu Vivi,” ujar Ainul.

 


Pendampingan

Ainul menjelaskan, bantuan lainnya yang akan diberikan BTPN Syariah salah satunya pemasaran produk UMKM Ultra Mikro. Beberapa kota sudah berjalan program tersebut dan banyak UMKM Ultra Mikro yang sudah terbantu.

“Jadi kami berikan pendampingan secara bertahap begitupun proses penambahan modal,” jelas Ainun.

Ainun menambahkan, UMKM Ultra Mikro yang diberikan bantuan berupa kelompok dengan setiap kelompok minimal terdiri dari 10 orang. Bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan dengan mendapatkan bantuan pengawasan dan pendampingan.

“Jika prosesnya berkembang maka kami tambahkan lagi modalnya sesuai kebutuhan,” pungkas Ainul. 

 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya