Lonjakan Harga Susu hingga Telur, Inggris Cetak Inflasi Pangan Tertinggi dalam 14 Tahun

Inflasi pangan di Inggris menyentuh level tertinggi dalam 14 tahun, didoronh oleh lonjakan harga susu, keju dan telur.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Sep 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 15:20 WIB
Inflasi Inggris Tertinggi Dalam 30 Tahun Terakhir
Seorang pelanggan berbelanja buah dan sayuran di supermarket Sainsbury di Walthamstow, London timur pada 13 Februari 2022. Angka inflasi Inggris tembus 5,4 persen pada Desember lalu. Inflasi itu juga menjadi yang tertinggi dalam 30 tahun terakhir. (Tolga Akmen / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Melonjaknya harga susu, keju dan telur telah mendorong inflasi pangan di Inggris ke level tertinggi dalam 14 tahun.

Dilansir dari BBC, Kamis (15/9/2022) harga pangan di Inggris naik pada laju tercepat sejak tahun 2008 pada Agustus 2022 karena perang Rusia-Ukraina terus mendorong kenaikan harga di supermarket.

Inflasi Inggris sedikit berkurang karena turunnya harga bensin dan solar, tetapi tetap mendekati level tertinggi dalam 40 tahun, angka resmi menunjukkan.

Kenaikan biaya memakan anggaran, dengan harga naik lebih jauh dari upah.

Inflasi Inggris secara keseluruhan, yang mengukur tingkat kenaikan harga, turun untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun di bulan Agustus 2022, menjadi 9,9 persen dari 10,1 persen di bulan Juli.

Angka itu tidak setinggi yang dikhawatirkan para ekonom, tetapi beberapa telah memperingatkan tingkat inflasi kemungkinan akan terus meningkat, mencatat bahwa biaya makanan, pakaian, dan layanan - yang mencakup hal-hal seperti harga toko dan restoran - semuanya terus meningkat tajam.

Bank of England atau Bank Sentral Inggris sebelumnya sudah memperingatkan inflasi bisa mencapai 13 persen tahun ini, dan diperkirakan akan terus menaikkan suku bunga untuk mencoba mengendalikannya.

Namun, rencana pemerintah negara itu untuk mencegah kesulitan yang meluas dengan membatasi kenaikan tagihan energi rumah tangga, kemungkinan berarti inflasi sekarang tidak akan naik setinggi yang diperkirakan sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Kata Ekonom ?

Inflasi Inggris Tembus Dua Digit
Pembeli menaruh buah di keranjangnya di sebuah supermarket di London, Rabu (17/8/2022). Inflasi Inggris terus melonjak setelah perang Rusia-Ukraina meletus pada Februari 2022. Pada Januari tahun ini, inflasi The Three Lions masih tercatat 5,5%. Angkanya kemudian melonjak hingga tercatat 9% pada April dan menembus dobel digit untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir pada Juli tahun ini. (AP Photo/Frank Augstein)

"Inflasi tinggi terus mendorong krisis biaya hidup di Inggris, tetapi prospeknya telah cerah selama sepekan terakhir," kata Jack Leslie, ekonom senior di Resolution Foundation.

"Jaminan Harga Energi harus mencegah lonjakan harga musim dingin kedua," ujarnya.

"Namun, inflasi tinggi akan tetap bersama kami untuk beberapa waktu, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang terus terpukul paling keras oleh harga tinggi," tambahnya.

Seperti diketahui, berbagai negara di dunia telah melihat kenaikan harga pangan menyusul perang Rusia-Ukraina, yang telah menjadi salah satu faktor yang mendorong kenaikan harga.

Perang telah mengganggu pasokan dari kedua negara yang merupakan eksportir utama barang-barang seperti minyak bunga matahari, gandum, dan pupuk.


Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia, Bank Sentral Inggris Tunda Keputusan Suku Bunga

Ratu Elizabeth II. (AP Photo/Frank Augstein, Pool, File)
Ratu Elizabeth II. (AP Photo/Frank Augstein, Pool, File)

Bank Sentral Inggris atau Bank of England menunda keputusan penting tentang suku bunga, menyusul kabar duka Ratu Elizabeth II meninggal dunia.

Diketahui bahwa hal ini mengikuti langkah beberapa badan publik di Inggris dalam mengubah rencana mereka selama sepekan mendatang setelah meninggalnya Ratu Elizabeth II.

Dilansir dari BBC, Senin (12/9/2022) dikatakan bahwa "mengingat masa berkabung nasional", keputusan Komite Kebijakan Moneter akan diumumkan pada tengah hari pada 22 September mendatang.

Bank of England sebelumnya diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Kamis (15/9).

Para ekonom telah memperkirakan bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga menjadi 2,25 persen - level tertinggi sejak Desember 2008.

Bulan lalu, Bank of England menaikkan suku bunga dengan margin tertinggi dalam 27 tahun dalam upaya menjaga kenaikan harga terkendali.

Bank sentral Inggris tersebut juga memperkirakan bahwa ekonomi Inggris akan jatuh ke dalam resesi akhir tahun ini.

Di sisi lain, suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong biaya pinjaman menjadi lebih mahal, di mana masyarakat hanya memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan dan harga akan berhenti naik dengan cepat.

Seperti diketahui, biaya energi di sejumlah negara mulai naik tajam ketika lockdown Covid-19 dicabut dan ativitas ekonomi mulai kembali normal.

Ditambah lagi, Rusia telah memotong pasokan gasnya ke Eropa, mendorong kenaikan harga gas di seluruh wilayah tersebut, termasuk di Inggris, yang memiliki dampak besar pada konsumen. 

INFOGRAFIS JOURNAL_ Ancaman Krisis Pangan Sudah Didepan Mata?
INFOGRAFIS JOURNAL_ Ancaman Krisis Pangan Sudah Didepan Mata? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya