Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Meninggal dunia Minggu (18/9/2022). Cendekiawan Muslim yang menjabat Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 hingga 2006 ini menghembuskan nafas terakhir usai dirawat di Rumah Sakit Serdang, Selangor, Malaysia.
"Betul terkonfirmasi tadi pukul 12.30 waktu setempat beliau menghembuskan napas," ujar Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya ketika dikonfirmasi, Jakarta, Minggu.
Profesor Azyumardi Azra sebelumnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Serdang, Selangor, sejak Jumat 16 September 2022, setelah sempat mengalami sesak nafas dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur.
Advertisement
Profesor Azra hendak menghadiri undangan dari Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) untuk hadir dalam Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam yang dilaksanakan di Selangor, Malaysia, pada 17 September.
Sebelumnya saat ramai rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Profesor Azra pernah ikut berkomentar. Ia mengusulkan kebijakan penyesuai harga bahan bakar minyak (BBM) dapat dilakukan secara bertahap.
"Saya usulkan kenaikannya jangan sekaligus agar tidak terasa. Kalau naiknya langsung banyak, nanti masyarakat yang terkejut," kata Azyumardi Azra dalam webinar Moya Institute pada Jumat 2 Agustus 2022.
Menurut dia, penyesuaian harga BBM yang bakal ditempuh pemerintah memang tidak dapat dihindari. Hal itu untuk menghindari dampak negatif lebih besar, yaitu krisis dan bangkrutnya APBN, seperti dalam kasus pemerintah Amerika Serikat yang terganggunya likuiditas keuangan.
Ia berharap kebijakan penyesuaian harga BBM ke depannya sebaiknya juga melibatkan banyak pihak, misalnya kelompok masyarakat sipil, karena ini adalah "urusan bersama".
Profil Azyumardi Azra
Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra dilahirkan pada 4 Maret 1955 itu menjadi orang pertama di Indonesia yang menerima gelar 'sir' dari Kerajaan Inggris. Mantan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris. Dia menerima gelar itu pada 2010.
Azyumardi diberikan amanat mengemban jabatan Ketua Dewan Pers sejak 2022 hingga 2025. Azyumardi memulai karier pendidikan tinggginya sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN (kini menjadi UIN) Jakarta pada tahun 1982.
Dikutip dari berbagai sumber, pada 1988, atas bantuan beasiswa Fullbright, Azyumardi mendapat gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University. Kemudian memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama pada 1989.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Pada 1992 ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries.
Di tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Pada 1993 Azyumardi kembali ke Jakarta dan mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam. Pada tahun 1994-1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.
Â