Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Survey H2 2022, indeks sentimen properti meningkat 2 poin dari semester sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kepuasan yang lebih tinggi, peringkat keterjangkauan yang lebih tinggi, tingkat bunga wajar yang lebih tinggi, dan pandangan positif yang lebih tinggi pada harga properti.
Country Manager Rumah.com menjelaskan Marine Novita, meskipun demikian persepsi konsumen terhadap upaya Pemerintah untuk membuat perumahan terjangkau justru menurun dari sebelumnya 56 persen responden survei menjadi 53 persen.
"Hal ini bisa dilihat bahwa kebijakan Pemerintah dirasakan konsumen masih kurang kondusif apalagi bagi kelas menengah yang tidak terjangkau fasilitas subsidi namun penghasilannya masih pas-pasan untuk mencicil rumah non-subsidi," kata Marine dalam keterangan tertulis, Senin (19/9/2022).
Advertisement
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala dilakukan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia bekerjasama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura untuk mengetahui dinamika pasar properti tanah air. Survei kali ini berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang berlangsung pada bulan Juni hingga Juli 2022.
Persepsi konsumen terhadap upaya Pemerintah yang memadai untuk membuat perumahan terjangkau mengalami penurunan sebagaimana dinyatakan oleh 16 persen responden survei saja yang menganggap bahwa langkah-langkah pemerintah untuk mengatasi situasi saat ini menguntungkan konsumen properti. Angka ini merupakan penurunan cukup drastis dari 22 persen pada semester sebelumnya.
Sementara kenaikan indeks sentimen properti menjadi 59 poin didukung oleh kepuasan konsumen terhadap beberapa kondisi dan yang utama pada semester ini adalah tersedianya pilihan pembiayaan yang baik tersedia. Hal ini seperti dinyatakan oleh 34 persen responden survei yang merupakan kenaikan dari 28 persen pada semester sebelumnya.
Bunga Terus Naik
Marine menuturkan hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas responden berpikir bahwa tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan harga properti akan naik di tahun depan.
Adanya kenaikan tingkat inflasi maupun tingkat suku bunga di tahun depan masing-masing dinyatakan oleh 70 persen responden survei sementara adanya kenaikan harga rumah dinyatakan oleh 80 persen responden.
Prediksi masyarakat tentang kenaikan tingkat inflasi tersebut akan benar-benar terjadi mengingat Pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk jenis Pertalite, Solar Subsidi dan Pertamax sejak 3 September 2022 lalu.
Menurut Kementerian Keuangan, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sebanyak 1,9 persen ke inflasi tahun ini, sehingga diperkirakan inflasi di akhir 2022 akan berada di kisaran 6,6 – 6,8 persen, meningkat dari target inflasi 2022 pemerintah sebelumnya sebesar 4 – 4,8 persen.
“Selain itu hasil survei juga memperlihatkan bahwa jika terjadi kenaikan tingkat suku bunga, 2 dari 5 responden atau 40 persen menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Proporsi responden yang setara menunjukkan kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat suku bunga,” jelas Marine.
Advertisement
Menunda Beli Properti
Demikian juga halnya jika terjadi kenaikan tingkat inflasi, 38 persen responden menyatakan akan menunda pembelian properti mereka, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dan 42 persen responden menyatakan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tingkat inflasi.
Marine menambahkan bahwa adanya berbagai kebijakan dan stimulus Pemerintah untuk mendorong kepemilikan rumah di Indonesia ternyata masih kurang dirasakan manfaatnya oleh para konsumen.
Hal ini sebagaimana hasil survei dimana hanya 1 dari 6 responden atau 17 persen yang menyatakan telah mendapatkan manfaat dari skema subsidi perumahan dari Pemerintah.