Mengenang Perjalanan Karir dan Sederet Prestasi Prof Azyumardi Azra

Simak perjalanan karir dan berbagai prestasi yang diraih mendiang Prof Azyumardi Azra.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Sep 2022, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 13:00 WIB
Azyumardi Azra
Prof Azyumardi Azra (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali berduka dengan berpulangnya Ketua Dewan Pers, Prof. Azyumardi Azra. Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu berpulang setelah sempat dirawat sejak Jumat (16/9) akibat gangguan kesehatan yang dialaminya saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia.

Kemudian pada Selasa kemarin (20/9), pemakaman Prof. Azyumardi Azra diselenggarakan secara militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, yang memimpin upacara pemakaman cendikiawan muslim tersebut.

Semasa hidupnya, Prof. Azyumardi Azra mengumpulkan banyak prestasi yang mengharumkan Indonesia. Salah satunya menjadi orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Professor Fellow di Universitas Melbourne, Australia (2004-2009).

Berawal pada tahun 1982, Azyumardi Azra menempuh  pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta. Kemudian pada tahun 1979-1985, suami dari Ipah Farihah itu juga pernah menjadi wartawan Panji Masyarakat.

Berlanjut pada tahun 1988, figur yang juga dikenal sebagai Prof. Azra itu meraih gelar Master of Art (MA) dari Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Universitas Columbia di Amerika Serikat, setelah mendapatkan beasiswa Fullbright.

Di kampus yang sama dia kembali meraih gelar MA dari Departemen Sejarah pada 1989 setelah memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship.

Gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University diraihnya pada 1990 dan Doctor of Philosophy Degree pada 1992.

 

 

Jadi Pemimpin Redaksi Studia Islamika Hingga Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah

Guru Besar dan cendekiawan muslim dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Azyumardi Azra.
Guru Besar dan cendekiawan muslim dari Universitas Islam Negeri Jakarta, Azyumardi Azra. (Merdeka.com/ Intan Umbari Prihatin)

Azyumardi Azra kemudian mendirikan dan menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam, pada 1993. 

Pria kelahiran Padang Pariaman, Sumatera Barat pada 4 Maret 1955 itu juga pernah menjadi profesor tamu Southeast Asian Studies di Oxford Centre for Islamic Studies.

Ayah dari empat anak itu juga pernah menjadi profesor tamu di Universitas Filipina dan Universitas Malaya, Malaysia pada 1997.

Berlanjut pada tahun 1998 sampai 2006, Azyumardi menjabat sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebelum digantikan oleh Komaruddin Hidayat.

Sejak Desember 2006, dia menjabat Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, selain menjadi Guru Besar Sejarah Fakultas Adab.

Adapun pada tahun 2004 hingga 2009, Azyumardi Azra menjadi  anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad Pakistan.

Ketua Dewan Pers

azyumardi-azra-1310425b.jpg
azyumardi-azra-1310425b.jpg.

Azyumardi Azra terpilih untuk memimpin Dewan Pers menggantikan Muhammad Nuh pada Mei 2022 dengan acara serah terima yang dilakukan di Jakarta pada 18 Mei 2022.

Dalam salah satu pesannya sebagai Ketua Dewan Pers, dia mengimbau kepada insan pers di berbagai platform untuk bekerja sesuai dengan kode etik jurnalistik.

Selain bekerja sesuai dengan kode etik, dia juga meminta kepada pers di Indonesia untuk melakukan pemberitaan dengan penuh tanggung jawab dan berdampak positif bagi publik.

Pernyataan itu dia keluarkan pada 29 Mei 2022 berkaitan dengan pemberitaan tentang hanyutnya Emmeril Khan Mumtadz, putra dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil, di Sungai Aare, Swiss.

Dalam pernyataan itu dia menyampaikan harapan agar media tidak membuat berita dengan isi ramalan atau prediksi terkait peristiwa tragedi kemanusiaan.

Sebaliknya, pers didorong untuk menampilkan karya jurnalistik berdampak positif bagi kemanusiaan. Dibuat sesuai dengan etik dan tidak melakukan glorifikasi.

Dia juga mengajak seluruh jajaran redaksi di seluruh platform media untuk bersama mengedepankan jurnalisme empat dan tetap berpegang teguh pada kode etik jurnalistik.

Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya