Ajak Migrasi ke Kompor Listrik, Pemerintah Perlu Anggaran Berapa?

Pemerintah bersiap menjalankan program migrasi energi dari kompor gas menuju kompor listrik atau kompor induksi.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 21 Sep 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2022, 18:00 WIB
Tinggal di Apartemen, Enaknya Pakai Kompor Induksi atau Kompor Listrik?
Kompor Listrik dan Kompor Induksi.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah bersiap menjalankan program migrasi energi dari kompor gas menuju kompor listrik atau kompor induksi. Untuk tahap awal, sebanyak 30 ribu rumah tangga miskin akan mendapat kompor listrik gratis senilai Rp 1,8 juta. Bila dihitung secara angka, alokasi anggaran yang diperlukan mencapai Rp 54 miliar.

Namun, jumlah tersebut masih jauh lebih kecil dibanding ongkos pemerintah dalam menggelontorkan program subsidi LPG 3 kg, termasuk untuk melakukan impor gas. Pada 2021 saja, realisasi pengeluarannya mencapai Rp 67,62 triliun, termasuk kewajiban kurang bayar Rp 3,72 triliun.

Di sisi lain, outlook subsidi BBM dan LPG 3 kg pada tahun ini mencapai angka Rp 149,37 triliun, atau 192,61 persen dari postur APBN 2022. Sementara untuk 2023, pemerintah juga telah usul tambahan anggaran khusus untuk LPG tabung 3 kg sebesar Rp 400 miliar, sehingga total nilainya di tahun depan menjadi Rp 117,8 triliun.

Oleh karenanya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai, migrasi dari kompor gas menuju kompor listrik jadi keharusan. Meskipun ia sadar, proses peralihan itu tidak akan bisa berjalan instan.

"Diminimalkan (penggunaan LPG 3 kg), tapi ini kan it takes time berapa tahun, supaya kita, mau enggak kita impor barang luar terus, kan gamau kan?" ujar Menteri Arifin beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa sebab, bila program migrasi ke kompor listrik ini dilakukan secara massal, alokasi anggaran yang wajib dikeluarkan pemerintah nilainya juga tidak kecil.

Mengutip hasil perhitungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM (Balitbang ESDM), Rabu (21/9/2022), biaya investasi migrasi kompor induksi akan memakan ongkos antara Rp 2.477.000-5.572.000 per rumah tangga.

Biaya itu dipakai untuk pengadaan kompor induksi 2.000 W sebesar Rp 600.000-1.720.000, termasuk untuk peralatan masak feromagnetic tiga set senilai Rp 650.000-1.125.000.

 

Harga Diskon

Tinggal di Apartemen, Enaknya Pakai Kompor Induksi atau Kompor Listrik?
Yuk, ketahui keunggulan kompor induksi dan kompor listrik.

Selain itu, masing-masing rumah tangga juga akan mendapat harga diskon 50 persen untuk tambah daya listrik gratis, sebesar Rp 1,5 juta. Kemudian, instalasi saluran kabel khusus 20 meter untuk kompor listrik yang punya beban listrik besar Rp 1.122.000, dan sertifikat laik operasi Rp 105.000.

Selain itu, menurut perhitungan Balitbang ESDM dari hasil pengecekan di platform penjualan online, harga kompor induksi termurah saja mencapai Rp 300.000. Itu jauh lebih tinggi dari kompor gas yang hanya Rp 87.000.

Tapi untuk konsumen, ongkos bulanan untuk kompor induksi relatif lebih murah ketimbang gas, yang membutuhkan biaya antara Rp 6.000-11.600 per kg untuk pembelian gas LPG 3 kg dan/atau 12 kg. Sementara kompor induksi hanya memakan biaya Rp 415-1.445 per kWh.

Sebagai perbandingan harga antara penggunaan kompor gas dengan kompor listrik, bila mengikuti asumsi faktor konversi 1 ton LPG sama dengan 8,5246 BOE, maka penggunaan rata-rata 3,8 kg tabung gas melon per bulan sama dengan 82,1 kWh per bulan.

Hasilnya, pemakaian kompor induksi 2.000 W untuk rumah tangga dengan tarif dasar listrik (TDL) 450 VA bakal menghemat biaya hingga Rp 45.756 per bulan dibandingkan gas melon. Sedangkan untuk rumah tangga berdaya 900 VA bisa irit pengeluaran Rp 30.169 per bulan.

Mulan Jameela: Masakan Indonesia Tak Cocok Dimasak Pakai Kompor Listrik

Rapat Paripurna Penetapan Pimpinan DPR dan Susunan Fraksi
Anggota DPR Mulan Jameela saat mengikuti Rapat Paripurna ke-2 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/10/2019). Istri Ahmad Dhani tersebut lolos sebagai anggota DPR periode 2019-2024. (Liputan6.com/JohanTallo)

Pemerintah tengah menjalankan uji coba program konversi kompor gas berbahan LPG 3 kg menjadi kompor listrik atau kompor induksi. Dalam program ini, pemerintah akan menukar kompos gas yang menggunakan Elpiji 3 kg dengan kompor listrik atau kompor induksi. 

Anggota Komisi VII DPR RI Mulan Jameela mengatakan, pemerintah harus mengubah sasaran uji coba kompor listrik karena sasaran yang saat ini kurang tepat. Menurutnya, seharusnya sasaran konversi kompor listrik adalah sektor industri ataupun masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas. Pertimbangan utamanya, daya kompor listrik yang akan diujicoba terlalu tinggi.

"Untuk masyarakat yang memang mampu ya mungkin bisa bukan untuk masyarakat yang masih kekurangan karena secara daya listrik juga mereka tidak mampu," ujar Mulan saat rapat dengar pendapat dengan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Rabu (21/9/2022).

Politikus Gerindra itu bahkan menuturkan jika ia memiliki kompor listrik, namun tidak dapat lepas dari pengguna kompor gas. Ia merasa, masakan Indonesia tidak tepat jika harus dimasak menggunakan kompor listrik.

Belum lagi jika memasak dalam skala besar, seperti masakan untuk pesta besar, dalam kondisi tersrbut penggunaan kompor gas sulit digantikan dengan kompor listrik.

Selain itu, imbuh Mulan, distribusi listrik di Indonesia, pun di Jawa, belum merata. Ia menyebutkan, di kampung halamannya, ia sudah memiliki kompor listrik. Namun, kompor tersebut tak dapat digunakan karena rusak.

"Saya punya kompor listrik, karena listriknya enggak stabil seperti di kota kompornya rusak padahal enggak diapa-apain, hanya karena listrik enggak stabil," ungkapnya.

Spesifikasi Kompor Listrik yang Bakal Diuji Coba Pemerintah

Kompor listrik induksi - Image by StockSnap from Pixabay
Kompor listrik induksi - Image by StockSnap from Pixabay

Sementara itu, dalam rapat dengar pendapat Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier menyampaikan total watt pada satu kompor listrik dengan dua tungku yaitu 2.800 watt. Daya pada tungku kiri yaitu 1.000 watt dan tungku kanan 1.800 watt.

"Jadi voltage menentukan cara masak, masak air cepat," ujar Taufik saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (21/9).

"Kalau voltage kecil artinya tidak maksimal. Di bawah seribu tidak bisa?" tanya Ketua Komisi.

"Saya kira tidak maksimal," ucapnya.

Dalam materi tersebut juga dijelaskan bahwa kompor listrik yang akan diuji coba memiliki fitur pada kompor berupa, ukuran tingkat panas dari rendah sampai tinggi yang minimal terbagi menjadi 5 tingkat atau level.

Kemudian, terdapat tambahan fitur pilih fungsi, timer, child lock, on/off, menampilkan display angka besaran sesuai level daya. Sedangkan untuk masing-masing tungku diameter area memasak minimal 20 cm.

Bagi pengguna kompor listrik dengan spesifikasi tersebut, maka peralatan yang dapat digunakan yaitu steampod atau panci diameter minimal 18 cm, fry pan atau wajan diameter atas minimal 27 cm.

Sementara komponen yang ada pada kompor listrik terdapat komponen impor dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Untuk komponen impor yaitu PCB, sensor, fan, ceramic tempered glass. Untuk TKDN yaitu enameled wire, kabel power, screw, heatsink, modul KWH motor, dan utensil.

Diketahui, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana juga memastikan migrasi penggunaan kompor induksi akan dibantu oleh pemerintah. Pengadaan kompor listrik akan dibagikan secara cuma-cuma baik saat proses uji coba maupun ketika migrasi bersama penggunaan kompor listrik.

Dadan menuturkan, migrasi penggunaan kompor di kalangan masyarakat bukan yang pertama kali dilakukan pemeriksaan. Sebelumnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun pernah melakukan migrasi kompor minyak tanah ke kompor listrik.

"Dulu juga kan gratis waktu bagi LPG dengan kompornya. Kira-kira kita juga akan mirip seperti dia," tutur Dadan.

Infografis
Infografis Hemat Listrik, Kantong Aman Bumi Senang. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya