Liputan6.com, Jakarta Menjelang KTT G20, hampir seluruh Working Group dan Engagement Group dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 telah menyelesaikan berbagai topik pembahasan yang menjadi tugasnya.
Baca Juga
Dalam penyelesaian tugas-tugas penting tersebut, Indonesia tetap berfokus kepada ketiga pilar yang menjadi prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia.
Advertisement
“G20 merupakan Premier Economic Forum, di mana dalam berbagai pertemuannya selalu menghasilkan solusi dan rekomendasi bagi seluruh dunia,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutannya secara daring dalam Seminar Nasional Sosialisasi G20: Peran Aktif Mahasiswa dalam Menyukseskan G20 yang diselenggarakan secara hybrid di Balai Senat Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (28/9/2022).
Agenda prioritas Indonesia dalam G20 ada tiga, yang pertama terkait dengan sektor kesehatan (arsitektur kesehatan global), di mana Indonesia mengembangkan pendanaan dengan investasi awal sekitar USD 1,4 miliar.
Pendanaan ini ditujukan untuk penanganan transisi kesehatan terutama dalam mengantisipasi terjadinya ancaman pandemi baru ke depan, serta menjaga resiliensi terhadap pandemi Covid-19.
Kedua, Indonesia juga mendorong peningkatan transformasi ekonomi yang berbasis digital. Sebagai negara kepulauan, Indonesia telah menyiapkan infrastruktur teknologi berupa fiber optic maupun pengembangan teknologi terbaru yang sering disebut Low Earth Orbit Satelite sehingga 17.000 pulau di Indonesia akan saling terkoneksi.
Nilai ekonomi digital Indonesia saat ini tercatat mencapai USD 70 miliar dan akan meningkat di tahun 2025 mendekati USD 150 miliar.
Dalam digitalisasi ASEAN, Indonesia memimpin dengan porsi sebesar 40 persen dan pada tahun 2030 diprediksi akan mengalami peningkatan.
“Para Mahasiswa inilah yang akan menjadi sumber SDM dan talenta digital kita ke depan, yang tentu harus dipersiapkan untuk menghadapi transformasi digital ini,” tegas Menko Airlangga.
Guna meningkatkan pendidikan untuk menghadapi digitalisasi, beberapa perusahaan-perusahaan blue chips seperti Apple sudah mendirikan Apple Academy di beberpa lokasi di Indonesia.
Indonesia juga saat ini sedang menjalin komunikasi dengan IBM terkait dengan Hybrid Cloud Academy dan beberapa program Master dari beberapa Universitas, termasuk Monash University yang juga berfokus pada digitalisasi.
“Tentu UGM sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia, perlu menyiapkan seluruh mahasiswanya untuk memahami dan mengembangkan teknologi seperti cloud computing, artificial intelligence, kemudian juga pengembangan untuk kebutuhan data center, ataupun menjadi desainer dari semikonduktor. Ini adalah ilmu yang tentunya sangat dibutuhkan untuk beberapa tahun ke depan,” ungkap Airlangga Hartarto.
Peran Mahasiswa
Hal senada juga dituturkan oleh Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K), Ph.D. yang hadir secara luring, yang menekankan pentingnya bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran akan peran pentingnya dalam G20 dan mempersiapkan Indonesia ke depan.
“Mari kita sambut dan dukung dengan baik sehingga setiap keputusan dalam forum Presidensi G20 akan menjadi lebih produktif dan mampu menyumbang kebermanfaatan bagi dunia,” jelas Rektor Ova.
Terkait transisi energi, Indonesia terus mendorong dekarbonisasi pembangkit listrik. Salah satu yang akan di uji coba yakni passing down PLTU yang dipersiapkan di Jawa Timur dan dikoordinasikan oleh Asian Development Bank untuk membuat sebuah model yang diharapkan bisa direplikasikan di tempat lain.
Selain itu, Indonesia juga mendorong beberapa alternatif lain seperti pengembangan amonia untuk Co-firing PLTU yang juga akan dapat mengurangi tingkat karbon.
Berikutnya, pengembangan Carbon Capture, Utilisation and Storage di mana seluruh karbon yang dihasilkan akan diinjeksi kembali ke bumi juga menjadi teknologi yang penting untuk dikembangkan ke depan. Di samping itu, juga dilakukan pengembangan renewable energy seperti hydro energy.
Solar panel dan pengembangan teknologi berbasis nuklir juga menjadi pembahasan penting karena ini merupakan bagian dari base load.
Untuk pengembangan di bidang agriculture, Indonesia sudah harus memikirkan pengembangan-pengembangan Genetically Modified Organism (GMO) agar dengan lahan yang sama tingkat produktivitas dapat ditingkatkan, sehingga kesejahteraan petanijuga akan meningkat.
Advertisement
Peran Penting G20
Menko Airlangga juga mengungkapkan harapannya agar mahasiswa sudah mulai melakukan simulasi, sosialisasi, dan partisipasi dalam berbagai kelompok yang ada. Menko
Airlangga juga berharap civitas akademika UGM seluruhnya terlibat, khususnya para mahasiswa yang pada akhirnya akan menjadi pelaksana dari apa yang akan disimpulkan dalam Presidensi G20 Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso turut hadir secara luring menjadi pembicara bersama dengan Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab dan Pengajar Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM Luqmanul Hakim.
Kepada seluruh civitas akademika UGM yang hadir, Sesmenko Susiwijono menjelaskan terkait berbagai ketidakpastian dan tantangan global, kondisi perekonomian Indonesia, hingga peran penting G20 dalam mencari solusi berbagai permasalahan global.
“Dalam Forum G20, kita berdiskusi bagaimana merumuskan solusi dan rekomendasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan global ini. Tentunya perlu dukungan dari semuapihak. Dan di tengah ekonomi global yang tidak menentu, fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang impresif,” jelas Sesmenko Susiwijono.