Soal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Menko Luhut Nyaman dengan China

Menko Luhut buka suara soal inisiasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Okt 2022, 18:36 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2022, 18:31 WIB
Luhut Wang Yi China (Kemlu China via CGTN)
Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan dan Menlu China Wang Yi dalam pertemuan di Yunnan 9 Oktober 2020. (China MoFA via CGTN)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, buka suara soal inisiasi proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Adapun pemerintah saat ini tengah mempertimbangkan proses kemitraan dengan negara lain atas proyek tersebut. Jepang dan China diklaim jadi dua kandidat terkuat.

Menanggapi hal tersebut, Menko Luhut belum mau membocorkan pemerintah akan bermitra dengan siapa untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Namun, ia mengaku sudah nyaman berduet dengan China, seperti dilakukan pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Ya nanti kita lihat saja. Kalau kita sudah nyaman dengan ini (China), ngapain kita ganti-ganti. Kan ganti istri juga kita enggak mau," ujar Luhut, Jumat (28/10/2022).

Menurut dia, selama keterlibatannya dalam kerjasama antara RI-China yang sudah berlangsung selama 8 tahun, Tiongkok telah banyak membantu Indonesia dalam proses hilirisasi industri.

"Jadi kalau Anda berkunjung ke berbagai pusat-pusat industri terintegrasi yang ada di Indonesia Timur maupun di Bintan, saya kira tidak pernah membayangkan, bahwa Indonesia sekarang ekonominya bisa terus tertopang karena hilirisasi tadi," tuturnya.

Selanjutnya, Pemerintah RI juga tengah melakukan negosiasi dengan China untuk kolaborasi untuk program hilirisasi bauksit dan tembaga.

"Kerjasama Tiongkok dengan Indonesia itu betul-betul saling menguntungkan. Jadi mereka butuh kita, kita butuh dia," kata Menko Luhut.

 

Usai Jakarta-Bandung, Kereta Cepat Bakal Nyambung ke Yogyakarta dan Surabaya?

Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia
Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia (dok: KCIC)

Pemerintah saat ini terus mengembangkan transportasi publik di dalam negeri, salah satunya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.

Namun, hal itu tidak menutup kemungkinan akan ada Kereta Cepat menuju lokasi lain di pulau Jawa, seperti Kereta Cepat Jakarta Yogyakarta dan Kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Hal itu disampaikan Direktur Manajemen Proyek dan Pengembangan Bisnis PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Allan Tandiono, dalam webinar Potensi Bisnis di Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (26/10/2022).

“Harapan kami sangat besar untuk diperpanjang (jalur kereta KCJB), karena tidak ada negara di dunia yang hanya membangun kereta cepat 140 km. Kita lihat rencana besar Pemerintah Indonesia ada kereta api cepat pulau Jawa,” kata Allan.

Menurutnya, ke depan banyak potensi yang bisa terus digali terkait pengembangan Kereta Cepat di Indonesia. Dia melihat ke depannya Pemerintah juga akan mengembangkan kereta Cepat di pulau Jawa.

“Kalau kita lihat kedepannya tentu apabila ada Kereta Cepat dari Jakarta menuju Yogyakarta dan kurang dari 2 jam bisa sampai Yogja. Kemudian, dari Jakarta ke Surabaya kurang dari 3 jam, saya rasa itu terobosan game charger yang bisa meningkatkan ekonomi di pulau Jawa,” ujarnya.

 

4 Stasiun

Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia
Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia (dok: KCIC)

Diketahui, saat ini Pemerintah baru membangun 4 stasiun KCJB, yaitu stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar.

Kata Allan, banyak prospek bisnis dengan adanya Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, yaitu dapat dibangun di luar stasiun diantaranya bisnis properti dan real estate, seperti dibangunnya gedung perkantoran, shopping mall, apartemen, hotel maupun rumah sakit.

“Di samping lahan Stasiun bisa di develop menjadi gedung perkantoran, bisa menjadi shopping mall, service Apartment, hotel maupun rumah sakit yang kita ketahui semua bukan hanya Indonesia banyak negara besar juga masih membutuhkan banyak rumah sakit. Jadi, kita juga tidak menutup kemungkinan atau potensi adanya rumah sakit di samping Stasiun kita,” jelas Allan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya