Pamer Luhut di B20 Summit: Indonesia Produksi Baterai Lithium pada 2024

Pada 2024 mendatang, Indonesia dapat memproduksi baterai lithium sendiri bersama CATL dan LG.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Nov 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2022, 14:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, pamer di depan delegasi yang hadir dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, terkait stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan sekarang ekonomi Indonesia sudah bertransformasi.

Karena Indonesia tidak lagi bergantung pada komoditas mentah. Menurutnya, banyak negara yang mengira Indonesia masih sama seperti 8-10 tahun yang lalu, namun nyatanya Indonesia telah bertransformasi.

“Beberapa orang mengira Indonesia masih seperti 10 atau 8 tahun yang lalu. Padahal sekarang kami berbeda dari sebelumnya,” ujarnya dalam B20 Summit Indonesia 2022, Minggu (13/11/2022).

Bahkan pada 2024 mendatang, Indonesia dapat memproduksi baterai lithium sendiri bersama CATL dan LG. Untuk saat ini, Indonesia sudah mulai dengan memproduksi kendaraan listrik mobil dan motor.

“Mudah-mudahan 2024 kita bisa memproduksi baterai lithium di sini. Dengan adanya CTL dan ini juga merupakan industri Hilir atau membidik petrokimia terbesar berikutnya,” ungkap Luhut.

Dia juga percaya diri di depan delegasi yang hadir dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, bahwa di tahun 2030 pendapatan per kapita Indonesia bisa tembus USD 10.000.

“Kami berharap pada 2030, pendapatan per kapita kita akan menjadi sekitar 10.000 dolar AS,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Potensi Luar Biasa

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, pamer di depan delegasi yang hadir dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, terkait stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara lain.

Disisi lain, Luhut menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi yang luar biasanya.  

Diantaranya, Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia, kemudian Indonesia memiliki cadangan timah terbesar kedua, dan urutan ketujuh sebagai negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.

“Negara Indonesia memiliki potensi besar. Jika Anda melihat Indonesia memiliki Cadangan nikel terbesar di dunia. Dan kedua, cadangan timah terbesar dan juga urutan ketujuh memiliki cadangan tembaga terbesar,” ujarnya.

Selain itu, Indonesia juga berpotensi memiliki listrik sebesar 437 Giga Watt Renewable energy. Indonesia juga memiliki 17.500 pulau dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang berbeda-beda.

“Yang paling penting adalah energi terbarukan 437 gigawatt. Kita memiliki populasi terbesar keempat di Bumi dan mencapai 17.500 Kepulauan,” pungkasnya.


Neraca Perdagangan Indonesia Surplus dalam 29 Bulan, Luhut: Tak Pernah Terjadi Sebelumnya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam konferensi pers jelang KTT G20 di Bali. (Youtube/FMB9ID_ IKP)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dalam konferensi pers jelang KTT G20 di Bali. (Youtube/FMB9ID_ IKP)

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, pamer di depan delegasi yang hadir dalam acara B20 Summit Indonesia 2022, terkait stabilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dibanding negara lain.

“Meskipun gejolak global saat ini dirasakan oleh seluruh dunia, namun Indikator ekonomi makro Indonesia termasuk yang terbaik di G20. Semua data ada di sini, Anda bisa melihatnya,” kata Luhut dalam B20 Summit Indonesia 2022, Minggu (13/11/2022).

Hal itu tercermin dari neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 masih mencatatkan surplus. Neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu tercatat surplus sebesar USD 4,99 miliar atau setara Rp 77,26 triliun. RI mampu membukukan surplus selama 29 bulan berturut-turut, jika dilihat sejak Mei 2020.

“(Neraca Perdagangan) Surplus 29 bulan, ini tidak pernah terjadi dalam sejarah kita, bahkan selama covid-19 masih surplus,” ujar Luhut.

Surplus perdagangan barang ini tercermin dari total nilai ekspor pada September 2022 sebesar USD 24,80 miliar atau setara Rp 384,19 triliun. Sementara itu kinerja impor tercatat USD 19,81 miliar atau setara Rp 306,77 triliun.

Disisi lain, kata Luhut, inflasi Indonesia lebih rendah dibanding negara lain. Tercatat, inflasi Indonesia di September tahun ini sebesar 1,17 persen. Sementara inflasi tahun kalender 2022 mencapai 4,84 persen sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 5,95 persen.

“Inflasi rendah, kinerja saham positif dan nilai tukar stabil, yang satu ini sangat penting. Sebelumnya beberapa negara lain memprediksi inflasi Indonesia akan tinggi, namun nyatanya inflasi kami rendah diantara negara anggota G20,” ujar Luhut.

Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara
Infografis KTT G20 Bali Tanpa Putin & Zelensky, Daftar Hadir Pemimpin Negara (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya