Harga Beras dan Tempe Naik, Pedagang Warteg Cemas

Pedagang warung tegal (warteg) mengeluhkan kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 19 Nov 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2022, 14:00 WIB
FOTO: Sembako Bakal Kena Pajak
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Jumat (11/6/2021). Kementerian Keuangan menyatakan kebijakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), termasuk soal penerapannya pada sembilan bahan pokok (sembako), masih menunggu pembahasan lebih lanjut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pedagang warung tegal (warteg) mengeluhkan kenaikan harga beras yang terjadi belakangan ini. Pasalnya, kenaikan harga ini terjadi ditengah berbagai ancaman ketidakpastian di sektor ekonomi.

Sebut saja ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) yang diprediksi masih berlanjut hingga tahun depan. Ditambah lagi, daya beli masyarakat yang dinilai belum pulih sepenuhnya.

Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut kalau kenaikan harga mencapai Rp 500 per kilogram beras kualitas medium. "Biasanya harga Rp8.400 naik jadi Rp 9.400 (per kilogram),"ujarnya kepada Liputan6.com, Sabtu (19/11/2022).

Baginya, kenaikan ini bisa saja dianggap normal jika kondisi ekonomi masyarakat pun normal. Khususnya pada tingkat daya beli yang terus stabil.

Sayangnya, ancaman PHK membuat Mukroni cemas akan berpengaruh pada daya beli masyarakat, ujungnya, mempengaruhi orang-orang yang belanja ke Warteg.

"Ya sebenarnya jika ekonomi pulih itu tidak jadi masalah, kondisi belum menentu tahun depan banyak berita akan terjadi PHK besar-besaran. Artinya jika barang naik, itu beban dengan daya beli yang belum naik secara signifikan," bebernya.

Dia mengatakan kalau kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak 2 bulan lalu. Selain beras, Mukroni juga terpukul dengan kenaikan harga tempe. Menurutnya, tempe saat ini dijual Rp 6.000, dari harga biasanya dia beli sebesar Rp 5.000.

"Sementara ini dampak yang terasa (adalah) beras dan tempe yang juga naik (harganya)," ujar Mukroni.

 

Pantauan Harga Beras

FOTO: Sembako Bakal Kena Pajak
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Jumat (11/6/2021). Kementerian Keuangan menyatakan kebijakan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), termasuk soal penerapannya pada sembilan bahan pokok (sembako), masih menunggu pembahasan lebih lanjut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras kualitas medium memang terpantau alami kenaikan. Harga rata-rata nasional di tingkat pengecer tembus ke Rp 11.330 per kilogram.

Sementara itu, harga di tingkat pedagang grosir Rp 10.380 per kilogram. Dan di tingkat produsen, beras medium penggilingan rata-rata dijual Rp 9.420 per kilogram.

Harga beras premium pun terpantau sama-sama mengalami kenaikan. Di tingkat pengecer, beras premium dijual rata-rata Rp 12.900 per kilogram.

Sementara, di tingkat pedagang grosir, harga rata-rata sekitar Rp 11.920 per kilogram. Dan di tingkat produsen, beras premium penggilingan dijual rata-rata Rp 10.720 per kilogram.

 

Punya 500 Ribu Ton Beras di Luar Negeri

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan cadangan beras masih tetap aman hingga 6 bulan kedepan. Menyusul, adanya stok milik Bulog yang disimpan di dalam negeri.

Budi mengungkap kalau stok beras milik Bulog di dalam negeri ada sekitar 625 ribu ton. Sementara, stok hasil kerja sama komersial yang ada di luar negeri sejumlah 500 ribu ton.

"Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang BULOG di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersil hasil kerjasama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” kata Budi Waseso alias Buwas dalam keterangannya, Jumat (18/11/2022).

 

Jaringan Bulog

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga dengan penghujung 2021 Bulog berhasil melakukan penyerapan beras petani mencapai 1,2 juta ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dia menjelaskan kalau Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampe pelosok tanah air, pihaknya juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.

"Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum BULOG sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga outlet-outlet binaan Perum BULOG seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada" paparnya.

"BULOG juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap stabil atau tidak mengalami lonjakan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya