Liputan6.com, Banda Aceh Setelah klaim asuransi pertanian yang diajukan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan, Kementerian Pertanian mengajak para petani di Aceh untuk segera menanam kembali lahan seluas 314 hektare.
Hal tersebut bahkan ditegaskan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dia mengatakan bahwa pertanian tidak boleh berhenti.
Baca Juga
"Dengan klaim yang diajukan, petani akan mendapatkan modal untuk tanam kembali. Kita berharap hal tersebut dimaksimalkan agar pertanian tidak terganggu," ujar Mentan, Minggu (20/11).
Advertisement
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, mengatakan petani harus menjaga lahannya.
"Asuransi adalah upaya mitigasi terbaik yang bisa dilakukan petani. Sebab asuransi akan meng-cover lahan dari serangan organisme pengganggu tanaman, cuaca ekstrem, dan bencana alam," tuturnya.
Untuk itu, Ali berharap petani mempertimbangkan untuk mengasuransikan lahannya. Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distabun) Aceh melakukan klaim asuransi seluas 314 hektare, terhadap musibah banjir yang melanda Aceh Utara beberapa pekan lalu yang membuat 3.611 hektare areal persawahan mengalami gagal panen.
Sebanyak 6.776 hektare lahan persawahan terendam banjir di 18 kecamatan di Aceh Utara. Klaim asuransi dilakukan untuk meringankan beban para petani di daerah itu.
Dari luas lahan tersebut, yang mengalami gagal panen seluas 3.611 hektare, terdiri dari pertanaman seluas 2.085 hektare dan persemaian 1.526 hektare.
Kepala Distanbun Aceh, Cut Huzaimah, mengatakan untuk mengurangi kerugian petani, pemerintah menyalurkan bantuan 82,4 ton benih untuk 3.297 hektare.
Sedangkan pemerintah melalui anggaran bersumber salah satunya dari APBN membayar premi petani. Klaim asuransi 6 juta per hektare sehingga untuk yang terdampak banjir seluas 314 hektare lebih kurang Rp1,8 miliar.
(*)