Transportasi dan Logistik Jadi Industri Paling Tahan Banting dari Krisis Ekonomi

Berdasarkan hasil survei INDEF menunjukan, industri transportasi dan logistik online merupakan industri yang cukup tangguh

oleh Tira Santia diperbarui 07 Des 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 13:30 WIB
Tarif Baru Ojek Online Segera Diumumkan
Pengemudi ojek online mengangkut penumpang di depan Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan segera menerbitkan regulasi kenaikan tarif ojek online (ojol). Hal itu menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat beban operasional transportasi semakin besar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil survei INDEF menunjukan, industri transportasi dan logistik online merupakan industri yang cukup tangguh bahkan di tengah-tengah ketidakpastian ekonomi, seperti yang terjadi sebelumnya di tengah pembatasan mobilitas saat puncak pandemi COVID-19

Peneliti INDEF Izzudin Al Farras Adha, mengatakan penelitian dilakukan pada bulan Agustus dan September 2022 melalui survei kepada konsumen transportasi online dan pedagang daring sebagai konsumen logistik online.

Rinciannya, permintaan pada layanan transportasi online contohnya, cenderung stabil dan bahkan meningkat setelah pelonggaran pembatasan mobilitas seperti saat ini dengan frekuensi pemakaian setiap pengguna rata rata 4 - 12 kali setiap minggunya.

“Perubahan pola konsumsi masyarakat dari offline ke online yang tumbuh di tengah pandemi dan diperkirakan terus bertahan setelah pandemi, serta mobilitas yang semakin membaik akan membuat permintaan transportasi dan logistik online terus meningkat,” kata Izzudin dalam Diskusi Online INDEF ini mengangkat tema “Mengupas Industri Transportasi dan Logistik Online di Indonesia: Kondisi Pasca Pandemi”, Rabu (7/12/2022).

Dia menjelaskan, preferensi konsumen terhadap kedua layanan tersebut juga mulai bergeser. Aspek-aspek seperti keamanan dan efisiensi waktu jadi pertimbangan utama konsumen. Bergeser dari semata-mata keterjangkauan harga yang sebelumnya menjadi preferensi utama.

Meskipun konsumen mempunyai lebih dari satu aplikasi transportasi online dan logistik di dalam ponsel pintarnya, aplikasi super-app seperti Gojek dan Grab menjadi pilihan utama konsumen untuk kedua layanan, dengan Gojek masih menjadi brand dengan tingkat kepuasan tertinggi dari konsumen.

Berikut rincian tingkat penggunaan konsumen untuk masing-masing layanan:

  • Transportasi online: Gojek (82 persen), Grab (53 persen), Maxim (19,6 persen), InDriver (4,9 persen)
  • Logistik online: Gojek (64 persen), Grab (42 persen), ShopeeXpress (28 persen), Lalamove (18,7 persen), AnterAja (10,9 persen), NinjaXpress (7,8 persen), dan Deliveree (5,4 persen)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan Jasa Transportasi Online Naik

Tarif Baru Ojek Online Segera Diumumkan
Pengemudi ojek online menjemput penumpang di depan Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (6/9/2022). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan segera menerbitkan regulasi kenaikan tarif ojek online (ojol). Hal itu menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat beban operasional transportasi semakin besar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya, INDEF mencatat penggunaan jasa transportasi online meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan kegiatan dan kondisi ekonomi yang semakin pulih.

“Transportasi online telah menjadi kebutuhan sehari-hari yang terbukti meningkatkan produktivitas dan membuat perjalanan semakin efisien dari sisi waktu dan biaya bahan bakar,” ujarnya.

Lebih dari setengah (56 persen) responden juga menyatakan akan tetap menggunakan layanan transportasi online meski tanpa disertai promo, dan 60 persen responden menyatakan akan meningkatkan penggunaan transportasi online seiring dengan mulai pulihnya mobilitas pasca-pandemi.

 


Layanan Logistik Online

Harga BBM Naik, Perusahaan Ekspedisi Optimalkan Motor Listrik
Kurir menaikkan paket untuk dikirim ke atas motor listrik di salah satu gerai ekspedisi jasa di kawasan Jakarta, Senin (5/9/2022). Selain untuk mengikuti anjuran pemerintah, penggunaan motor listrik pada kurir di perusahaan ekspedisi jasa tersebut bertujuan untuk menekan biaya operasional di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Begitupun dengan layanan logistik online terus tumbuh seiring dengan perkembangan positif belanja secara daring baik melalui ecommerce, media sosial, ataupun media online lainnya. 

Para pedagang daring yang memanfaatkan media sosial sebagai media penjualan utamanya, atau social seller, ikut mengerek jumlah permintaan layanan logistik online.

“Sebagian besar responden pengguna layanan logistik online (61 persen) mengaku menggunakan platform pesan instan seperti WhatsApp, Facebook Messenger, Telegram, dan lainnya, dalam melakukan penjualan produk, selain juga berjualan via ecommerce dan media sosial,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya