Berita Gembira, Tren Rekrutmen Karyawan Sudah Seperti Sebelum Pandemi

Berdasarkan data JobStreet Indonesia, ada 5 job function teratas yang paling banyak direkrut. Pertama, admin dan human resources (HR) dengan porsi sebesar 24 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 14:00 WIB
Bursa Kerja Jakarta 2022 Tawarkan 6822 Lowongan Kerja
Pencari kerja mengamati puluhan stan perusahaan di Jakarta Job Fair 2022, di Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bursa lowongan kerja yang diikuti 40 perusahaan dengan 6822 lowongan pekerjaan ini dipenuhi pencari kerja dari berbagai wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Riset yang dujalankan oleh JobStreet, perusahaan penyedia informasi lowongan kerja, menemukan fakta bahwa tren rekrutmen karyawan selama periode 2022 sudah menyamai posisi sebelum pandemi Covid-19.

"Good news-nya 50 persen perusahaan besar yang memiliki staf lebih dari 160 orang, ternyata mereka punya hiring kembali seperti sebelum pandemic level," ujar Country marketing manager JobStreet Indonesia Sawitri Hertoto saat konferensi pers virtual, Rabu (7/12/2022).

Berdasarkan data JobStreet Indonesia, ada 5 job function teratas yang paling banyak direkrut. Pertama, admin dan human resources (HR) dengan porsi sebesar 24 persen. Meski pada data yang sama, job function ini juga merupakan spesialis pekerjaan tertinggi paling banyak pemutusan hubungan kerja (PHK).

Namun menurut Sawitri, kondisi tersebut justru merupakan peluang bagi karyawan admin dan HR dengan pertimbangan  mereka yang terkena PHK di perusahaan sebelumnya, memiliki kesempatan besar untuk berpindah perusahaan baru dengan spesialisasi pekerjaan yang sama.

"Banyak juga admin dan HR artinya ini opportunity mereka untuk berpindah industri atau pindah perusahaan," ucapnya.

Kemudian, spesialisasi pekerja paling banyak direkrut yaitu akunting sebesar 20 persen, disusul sales and business development sebesar 19 persen, marketing 18 persen, dan information technology 17 persen.

"Rata-rata selama 1 tahun kemarin setiap company meng-hire kurang lebih 20 sampai 34 orang," imbuhnya.

"Jadi sebetulnya, pada saat kondisi sulit sementara pekerjaan atau tuntutan dari konsumen itu makin banyak mereka (perusahaan) akan tetap akan tetap butuh orang yang bisa membantu mengerjakan pekerjaan itu," sambungnya.

Simak 6 Tips Menghindari Lowongan Kerja Palsu

Bursa Kerja Jakarta 2022 Tawarkan 6822 Lowongan Kerja
Pencari kerja mengamati puluhan stan perusahaan di Jakarta Job Fair 2022 di Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bursa lowongan kerja yang diikuti 40 perusahaan dengan 6822 lowongan pekerjaan ini dipenuhi pencari kerja dari berbagai wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Keberadaan platform digital mempermudah pencari kerja menemukan lowongan, namun harus tetap waspada karena beberapa diantara lowongan yang ada bisa saja palsu.

"Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi ini lah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu," kata direktur di JobStreet Indonesia Varun Mehta, dikuti dari Antara, Rabu (30/11/2022). 

Lowongan kerja palsu bisa berdampak pada kondisi psikologis pencari kerja, dia bisa kehilangan semangat mencari pekerjaan. Berikut enam tips dari JobStreet  supaya terhindar dari lowongan kerja palsu.

1. Pekerjaan yang terlalu bagus

Lowongan kerja bisa jadi penipuan jika menawarkan skenario yang terlalu bagus, misalnya gaji besar untuk tugas-tugas ringan. Orang yang memiliki sedikit pengalaman kerja atau yang mencari pekerjaan paruh waktu perlu waspada dengan tawaran-tawaran seperti itu.

Ketika menemukan iklan lowongan kerja, cek kredibilitas alamat dan nomor telepon perusahaan. Ketika meriset perusahaan dan pekerjaan, cari tahu juga informasi seputar posisi yang ditawarkan seperti deskripsi pekerjaan dan gaji.

2. Hanya di media sosial

Pencari kerja perlu ragu-ragu jika perekrut menghubungi hanya melalui media sosial. Perekrut dari perusahaan resmi biasanya berkomunikasi melalui email, telepon atau aplikasi lowongan kerja, platform yang menampilkan identitas mereka yang sebenarnya.

Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal.

3. Email mencurigakan

Berkomunikasi melalui email pun tidak secara otomatis menandakan bahwa perekrut adalah sah. Pencari kerja harus mencermati isi email lowongan kerja dan alamat email perekrut.

Jika alamat email tidak terkait dengan perusahaan tempat perekrut bekerja, pencari kerja perlu waspada karena bisa saja lowongan itu palsu.

 

 

 

 

4. Perekrut menanyakan informasi pribadi

Bursa Kerja Jakarta 2022 Tawarkan 6822 Lowongan Kerja
Pencari kerja duduk disekitar stan perusahaan setelah mendapatkan informasi lowongan pekerjaan di Jakarta Job Fair 2022, di Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bursa lowongan kerja yang diikuti 40 perusahaan dengan 6822 lowongan pekerjaan ini dipenuhi pencari kerja dari berbagai wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Perekrut yang sah hanya tertarik pada hal-hal yang ada di CV pelamar, seperti latar belakang pendidikan, keahlian dan pekerjaan. Waspada jika perekrut meminta lebih banyak informasi pribadi yang membuat tidak nyaman.

Informasi seperti rekening bank hanya boleh diberikan ketika sudah diterima di perusahaan itu. JobStreet menemukan informasi pribadi yang sering diminta pada lowongan kerja palsu adalah KTP, SIM, kartu keluarga, fotokopi ijazah, transksrip nilai dan NPWP secara rinci.

Data-data seperti itu, pada lowongan kerja yang sah, biasanya diminta ketika sudah melewati tahap wawancara.

5. Pekerjaan tanpa surat lamaran

Meski zaman sudah berubah, pencari kerja perlu waspada jika ada orang yang menghubungi dan menawarkan pekerjaan, apalagi jika tidak pernah melamar ke tempat itu.

6. Perekrut meminta uang

Pencari kerja harus waspada jika perekrut meminta uang dengan janji akan mendapat gaji yang lebih besar pada kemudian hari. Jika harus membayar untuk melamar pekerjaan, menurut JobStreet, bisa jadi lowongan itu palsu.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Journal
Infografis Adu Nasib Pekerja Kota Penyangga Jakarta (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya