Impor Indonesia Tembus USD 18,96 Miliar di November 2022

BPS mencatat nilai impor Indonesia November 2022 mencapai USD18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan Oktober 2022

oleh Tira Santia diperbarui 15 Des 2022, 11:56 WIB
Diterbitkan 15 Des 2022, 11:56 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia November 2022 mencapai USD18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 1,89 persen dibandingkan November 2021 USD 19,14 miliar.

"Secara month to month nilai impor Indonesia November 2022 mencapai USD18,96 miliar, turun 0,91 persen dibandingkan kondisi Oktober 2022," kata Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah, dalam konferensi pers, Kamis (15/12/2022).

Untuk rinciannya, impor migas November 2022 senilai USD2,80 miliar, turun -16,64 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 7,30 persen dibandingkan November 2021. 

"Impor migas terjadi penurunan minus 16,64 persen atau secara nilai turun dari USD 3,36 miliar menjadi USD 2,80 miliar," ujarnya.

Hal yang sebaliknya terjadi pada impor non migas November 2022 sebesar USD16,16 miliar, mengalami kenaikan sebesar 2,45 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 0,89 persen dibandingkan November 2021.

"Kalau dilihat dari pola yang ada tahun 2021 dan 2022 pertumbuhan impor bulan November memiliki pola yang sama yaitu trend meningkat secara month to month," ujarnya.

Lanjutnya, adapun peningkatan impor nonmigas sebesar 2,45 persen pada November 2022 bila dibandingkan pada bulan sebelumnya karena peran beberapa komoditas pertama mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya naik sebesar 8,50 persen, besi dan baja naik 11,67 persen, gula dan kembang gula naik 66,15 persen.

 

Impor Migas

Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun penurunan impor migas sebesar 16,64 persen dikarenakan hasil minyak turun sebesar 19,57 persen, sementara untuk komoditas impor minyak mentah turun sebesar 18,94 persen.

"Selanjutnya kita lihat bagaimana perkembangan nilai impor kalau dilihat dari year on year atau kita lihat kondisi November 2022 kita bandingkan dengan November tahun 2021, secara total bahwa impor pada bulan November 2021 sebesar USD 19,33 miliar terjadi penurunan sebesar minus 1,89 persen atau menjadi USD 18,96 miliar," ujarnya.

Kemudian jika dibandingkan  kondisi impor migas pada bulan November Tahun 2022 dengan kondisi November tahun 2021 terjadi penurunan sebesar minus 7,30 persen atau turun dari USD 3,03 miliar menjadi USD 2,80 miliar.

 

Nilai Ekspor Indonesia November 2022 Capai USD 24,12 Miliar

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia November 2022 mencapai USD 24,12 miliar atau turun 2,46 persen dibanding ekspor Oktober 2022. Dibanding November 2021 nilai ekspor naik sebesar 5,58 persen.

"Secara month to month nilai ekspor November 2022 mencapai USD 24,12 miliar atau turun sebear 2,46 persen dibanding bulan sebelumnya," kata Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah, dalam konferensi pers, Kamis (15/12/2022).

Dilihat dari komposisi secara bulanan, untuk ekspor migas turun sebesar-11,85 persen atau secara nilai turun dari USD 1,29 miliar menjadi USD 1,14 miliar. Sementara untuk ekspor nonmigas November 2022 mencapai USD 22,99 miliar, turun 1,94 persen dibanding Oktober 2022 sebesar USD 23,44 miliar, sementara itu naik 6,88 persen jika dibanding ekspor nonmigas November 2021.

Dia mengungkapkan, pada tahun 2021 dan 2022 pertumbuhan ekspor pada bulan November memiliki pola yang sama bila dibandingkan dengan kondisi Oktober, yaitu mengalami penurunan secara month to month.

Penurunan ekspor nonmigas sebesar 1,94 persen pada November 2022 terhadap bulan sebelumnya, karena peran beberapa komoditas yang pertama adalah lemak dan minyak hewan turun sebesar 16,62 persen. Kedua, bahan bakar mineral turun sebesar 4,30 persen. Ketiga, kendaraan dan bagiannya turun 13,08 persen.

"Penurunan ekspor nonmigas ini merupakan kelanjutan penurunan yang juga terjadi pada bulan sebelumnya yaitu Oktober 2002 ekspor non migas turun 0,14 persen dibandingkan dengan kondisi bulan September Tahun 2022," jelasnya.

Dia menjelaskan, penurunan ekspor Indonesia untuk nonmigas pada 3 bulan terakhir ini terjadi baik dari sisi nilai maupun volume. Pada saat yang sama ekspor migas juga mengalami penurunan sebesar 11,85 persen didorong oleh penurunan hasil minyak turun sebesar 24,42 persen dari sisi nilainya dan dari sisi volume turun 22,84 persen.

Kemudian, sminyak mentah turun sebesar 32,65 persen dari sisi nilainya, sementara dari sisi volume turun 31,91 persen. Demikian juga untuk gas turun sebesar 3,75 persen dan volumenya naik 0, 24 persen.

Cadangan Turun, Jokowi Minta BI Simpan Devisa Hasil Ekspor di Dalam Negeri

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Bank Indonesia menyimpan devisa hasil ekspor di dalam negeri. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto seusai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

"Bapak Presiden mengarahkan agar hasil ekspor itu dimasukan di dalam negeri. Nah, tentunya untuk itu dari Bank Indonesia diharapkan bisa membuat sebuah mekanisme sehingga ada periode tertentu, cadangan devisa yang bisa disimpan dan bisa diamankan di dalam negeri," ujarnya.

Permintaan itu diberikan lantaran cadangan devisa RI yang terhitung menurun. Padahal, negara kini tengah menikmati surplus neraca perdagangan selama 30 bulan beruntun.

Melansir catatan Bank Indonesia, cadangan devisa Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar. Jumlah itu turun dari posisi September 2022 yang sebesar USD 130,8 miliar.

"Nah, tentu ini jadi domain BI dan berharap dengan demikian akan memberi ekspor kita yang sudah 30 bulan terus menerus menghasilkan devisa positif, neraca perdagangan positif dan juga berimbas pada neraca pembayaran yang 1,3 persen dari GDP kita relatif aman," imbuhnya.

"Tentunya ini perlu diperkuat dengan sistem ekosistem keuangan yang berbasis kepada devisa asing," kata Menko Airlangga Hartarto. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya