Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir meyakini industri perfilman Indonesia akan terus naik kelas. Mengingat sejumlah film lokal yang terbilang sukses.
Erick menyebut beberapa film yang menurutnya mencatatkan capaian ciamik. Diantaranya Sri Asih dan The Big 4 yang tayang di platform Netflik.
Dia juga mengungkap keberpihakan BUMN dalam pengembangan ekosistem perfilman di Indonesia. Utamanya, melalui Perum Produksi Film Negara (PFN).
Advertisement
"Kan kita punya bank, tapi kan waktu itu fokusnya ke UMKM. Nah sekarang bagaimana untuk industri film. Daripada PFN bikin film, yang bikin anak-anak muda aja, PFN fokus di pembiayaan supaya film nasional makin hebat," ujarnya melalui unggahan di Instagram @erickthohir, dikutip Senin (16/12/2022).
Dia menyebut, porsi film Indonesia masih cukup besar dan terus berkembang hingga saat ini. Sebut saja, mayoritas penonton layar lebar tahun ini memilih film lokal.
"Sampai bulan Oktober kemarin, kalau tidak salah itu total penonton 51 juta orang, tapi 61 persen penonton film Indonesia, bukan film asing," sambungnya.
Untuk diketahui, PFN di era Erick Thohir dibawa untuk memberikan pembiayaan bagi produksi film. Ini jadi salah satu bagian dari transformasi BUMN yang jadi visinya.
Â
Berkaca dari Sri Asih hingga The Big 4
Pada kesempatan bincang-bincang yang dimuatnya, Erick mengisahkan beberapa film yang menurutnya bagus. Diantaranya, Sri Asih, Deperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Ngeri-Ngeri Sedap, hingga The Big 4.
Menurutnya, film Sri Asih dalam linimasa film Indonesia menjadi sosok penting. Utamanya dalam mengenalkan sosok jagoan atau superhero dari Indonesia.
"Inilah era tang harus kita dorong. Kalau Korea bisa, Jepang bisa, masa Indonesia gak bisa?," tegasnya.
Melengkapi unggahannya, Erick menceritakan soal kesuksesan film The Big 4. Baginya film yang muncul akhir tahun ini di Netflis berhasil menempati peringkat satu di Netflix sebagai film yang paling banyak ditonton di seluruh dunia.
"Saya semakin yakin kualitas film Indonesia akan terus naik kelas. BUMN akan terus membantu industri film Indonesia! Kayaknya tahun depan, daftar film Indonesia favorit saya makin panjang nih," pungkas Erick Thohir.
Â
Advertisement
PFN Gandeng Mekoga
Perum Produksi Film Negara (PFN) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan penandatanganan MoU dengan PT. Media Komunika Adilaga (MEKOGA).
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Dwi Heriyanto selaku Direktur Utama Perum PFN dan Aidil Afdan Pananrang selaku Direktur Utama MEKOGA. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Direktur Produksi Perum PFN Sutjiati Eka Tjandrasari, Head of Brand Management Mekoga Aisyah Humaerah, dan Head of Production Mekoga Ary Adriansyah.
Penandatanganan MoU yang dilakukan antara PFN dengan Mekoga diharapkan mampu menjadi awal kolaborasi dalam mewujudkan ekosistem film dan konten yang positif di Indonesia, dengan pemanfaatan potensi dari masing-masing pihak untuk memberikan kontribusi terbaiknya dalam berbagai sinergi yang memungkinkan di masa yang akan datang.
"MEKOGA tentu sangat mengapresiasi semangat kolaborasi Perum PFN. Mengingat kami adalah perusahaan yang banyak bergelut dalam konteks komunikasi digital melalui pembentukan brand image korporasi serta manajemen konten sosial media, tentu kami juga berkewajiban untuk memastikan konten-konten yang kami hasilkan memberikan pengaruh positif bagi masyarakat", tutur Aidil Afdan Pananrang, dikutip Jumat (11/11/2022).
MEKOGA merupakan sebuah perusahaan komunikasi kreatif terintegrasi, yang memberikan berbagai layanan jasa diantaranya konsultan komunikasi korporasi, strategi pengembangan brand korporasi dan brand figur publik, produksi konten kreatif, manajemen media sosial, hingga pembuatan identitas visual.
"PFN bertujuan untuk mewujudkan ekosistem film dan konten yang lebih berkualitas dan berdaya saing serta memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Maka dari itu kami selalu mengedepankan kolaborasi positif agar mampu memaksimalkan potensi dari berbagai pihak, dalam hal ini juga kami lakukan dengan membangun ekosistem 4C yakni Connect, Collaborate, Create, and Commerce," kata Direktur Utama Perum PFN Dwi Heriyanto.
Seperti yang diketahui Perum PFN saat sedang melakukan transformasi bisnis dengan fokus pada aspek production house aggregator, content curator, dan distribution channel syndication. Kedepan, PFN diproyeksikan menjadi Lembaga Pembiayaan Film berdasarkan arahan Erick Thohir selaku Menteri BUMN.
Â
Jadi Perusahaan Pembiayaan
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno sepakat mengubah BUMN Produksi Film Negara (PFN) menjadi lembaga pembiayaan film bagi sineas serta industri film nasional.
"PFN seperti yang sudah saya konsultasikan dengan bapak Menparekraf Sandiaga Uno sejak awal, PFN tidak boleh lagi sebagai pembuat film. Biarkan saja anak-anak muda Indonesia yang membuat film," ujar Erick Thohir seperti melansir Antara di Jakarta, Minggu (29/8/2021).
Menurut Erick Thohir, salah satu masalah dalam industri perfilman adalah pendanaan. Karena itu, pemerintah berupaya mencari cara untuk membiayai industri perfilman nasional.
"Maka dari itu kami sedang berupaya mencari model yang baik agar PFN menjadi lembaga pembiayaan film," jelas dia.
Sandiaga Uno juga mengamini hal ini. "Bapak Menteri BUMN Erick Thohir menyebut PFN, saya sepakat sekali bahwa PFN itu positioning-nya adalah bukan PFN berkompetisi dengan pelaku industri perfilman, namun apa yang dibutuhkan terkait kehadiran pemerintah dalam sektor film adalah pembiayaan," ujar Sandiaga.
Terkait rencana PFN menjadi lembaga pembiayaan film, Menparekraf mendukung kalau tahun depan dirinya berkolaborasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kolaborasi tidak hanya terjadi di dunia usaha, kolaborasi juga bisa dilakukan di pemerintahan bahwa PFN kami kasih suatu keleluasaan untuk mengelola dana pembiayaan film misalnya Rp 300 miliar untuk memberikan pendanaan kepada film-film yang memiliki potensi luar biasa," ujar Sandiaga.
Advertisement