Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menanggapi pencabutan PPKM yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. MTI meminta adanya penyiapan sinergi dan integrasi kendaraan umum.
Ketua Umum MTI Tory Damantoro memandang akan ada peningkatan perjalanan yang dilakukan masyarakat usai PPKM dicabut. Maka, penyiapan transportasi umum dinilai perlu untuk ditingkatkan.
Tory melihat peningkatan pergerakan masyarakat akan terjadi di momen Lebaran 2023 mendatang. Jika transportasi umum belum siap, maka akan terjadi penumpukan kendaraan pribadi.
Advertisement
"Makanya kami Ingatkan dari MTI adalah Sinergi layanan karena kalau kemudian tidak ada sinergi maka semua akan cari aman pakai kendaraan pribadi," kata dia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (30/12/2022).
"Nah itu sudah pasti sudah banyak sekali bottleneck, bottleneck yang akan sangat sulit sekali, mau ditangani di mana seperti apapun akan sangat sulit," sambungnya.
Menurut data yang dikantongi Tory, pada momen Lebaran 2022 lalu, ada sekitar 55 persen masyarakat Indonesia yang melakukan mudik lebaran. Dengan dicabutnya PPKM, mudik lebaran 2023 diprediksi akan semakin meningkat.
"Engga sampai 100 hari lagi akan ada Lebaran nah ini Lebaran coba kita lihat nanti kita tunggu (pergerakan masyarakatnya). Tahun lalu itu 55 persen penduduk Indonesia melakukan perjalanan," ungkapnya.
Pemerintah Harus Serius
Pada kesempatan itu, Tory meminta pemerintah untuk serius membenahi soal sinergi dan integrasi transportasi umum tersebut. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas layanan.
"Memang sinergi dan integrasi layanan itu adalah hal yang menantang, sulit kalau kemudian ini diabaikan, tapi dampaknya juga sangat besar. Kalau dilakukan, kapasitas (pelayanan kepada masyarkat) meningkat, kalau diabaikan dampaknya akan berpengaruh pada optimalisasi penggunaan layanan," bebernya.
Langkah integrasi ini, menurutnya jadi salah satu langkah lanjutan untuk memanfaatkan masifnya pembangunan infrastruktur yang ada. Sebut saja infrastruktur di sektor transportasi yang mulai dibenahi.
"Kedua adalah setelah pandemi ini recovery (pertumbuhan ekonomi) Indonesia cukup cepat dibandingkan dengan negara lain, untuk mempercepat itu, fungsi transportasi cukup besar," imbuh Tory.
Advertisement
Jokowi Cabut PPKM
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mencabut Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di Indonesia. Menurutnya, ini dilakukan setelah melalui kajian dalam waktu cukup panjang.
Jokowi menyampaikan, tingkat kasus di Indonesia telah masuk pada kategori yang rendah. Sehingga, keputusan untuk mencabut PPKM adalah hal yang tepat.
"Kita ini mengkaji sudah lebih dari 10 bulan, dan lewat pertimbangan-pertimbangan yang berdasarkan angka-angka yang ada, maka pada hari ini pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dan Instruksi mendagri Nomor 50 dan 51 tahun 2022,"kata dia dalam konferensi pers, Jumat (30/12/2022).
"Jadi tidak ada lagi pembatasan ketumunan dan pergerakan masyarakat," sambungnya.
Data yang dikantongi Jokowi menyebut, kasus Covid-19 per 27 Desember 2022 diantaranya kasus harian berada pada 1,7 kasus per 1 juta penduduk.
Positivity rate minggu 3,35 persen, tingkat keterisian Rumah Sakit berada di 4,79 persen dan angka kematian di angka 2,39 persen.
"Ini semua berada di bawah standar WHO, dan seluruh kabupaten/kota di Indoneisa saat ini berstatus PPKM Level 1 dimana pembatasn kerumunan dan pergerakan orang ditingkat rendah," ujarnya.
Tetap Pakai Masker
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk tetap memakai masker pada saat di keramaian dan ruang tertutup meksi PPKM dicabut. Kesadaran masyarakat untuk vaksinasi juga perlu ditingkatkan.
"Pemakaian masker keramaian dan ruang tertutup harus tetap dilanjutkan, kesadaran vaksinasi harus terus digalakkan karena ini akan membantu meningkatkan imunitas," kata Jokowi saat jumpa pers di Istana Negara, Jumat (30/12).
Kepala negara mengimbau warga untuk tetap hati-hati dan waspada meningkatkan kesadaran dalam menghadapi risiko virus corona.
"Jadi tidak ada lagi pembatasan kerumunan dan pergerakan masyarakat, namun demikian saya minta kepada seluruh masyarakat dan komponen bangsa untuk tetap hati-hati dan waspada pertama masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi dari risiko covid," tuturnya.
Advertisement