Jokowi Minta Pertamina Kelola Blok Mahakam Seperti Blok Rokan

Poduksi di Wilayah Kerja atau Blok Rokan yang ditarget 400 ribu barel minyak per hari.

oleh Arief Rahman H diperbarui 06 Jan 2023, 12:10 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2023, 12:10 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau Blok Rokan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau Blok Rokan.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta PT Pertamina (Persero) untuk menerapkan digitalisasi dan pemanfaatan teknologi. Utamanya dalam menggarap wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia.

Dia membidik produksi minyak di dalam negeri bisa berlipat ganda. Sebut saja, produksi di Wilayah Kerja atau Blok Rokan yang ditarget 400 ribu barel minyak per hari.

Dalam mengejar ini, Jokowi minta ada pemanfaatan teknologi yang dilakukan Pertamina. "Menurut saya, pertama teknologi harus digunakan, digitalisasi harus digunakan untuk memonitor dan disini (WK Rokan) saya lihat sudan mulai pergerakan setiap alat-alat berat pengeboran yang ada sudah dimonitor dengan monitor digital. Ini yang baik," kata dia seperti dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (6/1/2023).

Melihat pengelolaan Blok Rokan, Jokowi meminta kalau pengelolaan serupa bisa dilakukan di Wilayah Kerja atau Blok Mahakam. Tujuannya, lagi-lagi demi meningkatkan lifting minyak dan gas di Indonesia.

Apalagi, kata dia, Pertamina sebagai BUMN, mampu menguasai sekitar 70 persen produksi minyak di dalam negeri. "Kalau ini nanti berhasil, saya minta juga Blok Mahakam juga dikelola dengan manajemen yang sama," kata dia.

"Karena tugas Pertamina yang memproduksi minyak 70 persen dari produksi yang ada di negara kita ini sangat memegang peran penting dalam proses meningkatkan lifting minyak nasional kita," paparnya.

 

Bidik 400 Ribu Barel Minyak Per Hari

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau Blok Rokan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau Blok Rokan.

Jokowi menargetkan Wilayah Kerja (WK) Rokan mampu memproduksi 400 ribu barel minyak per hari. Namun, target ini tak bisa direalisasi tanpa investasi yang besar. WK Rokan digarap PT Pertamina Hulu Rokan sejak Agustus 2021 lalu.

Menurutnya, ada peningkatan pasca dikelola perusahaan energi pelat merah tersebut. "Saya tanyakan ke Dirut Pertamina, produksinya naik atau turun? Ternyata naik. Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156-158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi yang kita inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat," ujarnya.

Jokowi meminta produksi minyak ini bisa meningkat hingga 400 ribu barel per hari. Kendati, memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

"Ini kan memang tidak bia langsung dibalik 2 kali lipat. Target yang tadi saya sampaikan 400 ribu barel per hari. Dari 156 (ribu), 158 (ribu), menuju ke 400 (ribu barel per hari). Ini bukan pekerjaan yang mudah. Tapi, tadi sudah saya sampaikan. Ini target. Secepatnya (dicapai) nanti hitungannya dari dirut," paparnya.

Menurut pengakuan Jokowi, untuk mengejar target tersebut, Pertamina membutuhkan investasi yang tak sedikit. Hanya saja, dia belum mengungkap berapa nilai investasi yang dibidik. "Dan tadi dirut Pertmina menyampaikan, membutuhkan investasi yang tidak sedikit," kata dia.

 

Lifting Minyak Turun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (migas) Rokan, Riau, yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/1/2023). Blok migas ini salah satu penyumbang produksi minyak terbesar. (Dok Pertamina)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (migas) Rokan, Riau, yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/1/2023). Blok migas ini salah satu penyumbang produksi minyak terbesar. (Dok Pertamina)

Fakta lainnya diungkap oleh Jokowi. Salah satunya soal produksi minyak dari lapangan-lapangan kerja yang ada di Indonesia. Menurutnya, hal ini perlu jadi peluang untuk meningkatkan produksi dari sumur-sumur minyak yang potensial.

Jika tak memaksimalkan potensi yang ada, dia khawatir nantinya kebutuhan di dalam negeri terus dipenuhi dari impor.

"Tapi yang paling penting jangan sampai lifting minyak kita ini sampai turun. sudah berapa tahun ini turun terus. Sehingga apa? Larinya semuanya ketergantungah pada impor. Padahal kita punya sumur-sumur yang bisa kita kelola atau menghasilkan produksi sehingga impornya tidak banyak," bebernya.

Satu hal yang bisa dilakukan adalah melalui pemanfaatan teknologi. Termasuk digitalisasi dalam proses produksinya.

"Menrurut saya pertama teknologi harus digunakan, digitalisasi harus digunakan untuk memonitor dan disini saya lihat sudah mulai pergerkaan setiap alat-alat berat pengeboran gang ada sudah dimonitor dengan monitor digital. Ini yang baik," pungkasnya.

 

Misi Tingkatkan Produksi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (migas) Rokan, Riau, yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/1/2023). Blok migas ini salah satu penyumbang produksi minyak terbesar. (Dok Pertamina)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Wilayah Kerja minyak dan gas bumi (migas) Rokan, Riau, yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan, Kamis (5/1/2023). Blok migas ini salah satu penyumbang produksi minyak terbesar. (Dok Pertamina)

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut, Pertamina memiliki misi untuk meningkatkan level produksi di PHR. Tujuannya untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

"Dengan semangat para Perwira dan Mitra Kerja, serta upaya masif dan agresif, kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi. Ini merupakan misi kita bersama, yang tentunya akan terwujud dengan semangat dan kerja keras kita semua," ungkapnya.

PHR yang di tahun 2022 berhasil melakukan pengeboran di 413 sumur, akan ditantang untuk memenuhi target pengeboran yang lebih masif lagi di tahun 2023 yaitu sebanyak 600 sumur. Dalam upayanya menghasilkan minyak untuk kebutuhan nasional, PHR mampu meningkatkan produksi ke tingkat 160 ribu barel per hari, sementara kalau tidak melakukan pengeboran sumur baru, produksi bisa jatuh ke titik 105 ribu barel.

Bahkan di awal tahun ini PHR berhasil menemukan ladang sumur minyak baru yang mampu menghasilkan ribuan barel per harinya. Hal ini akan sangat mendukung pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah yaitu 1 juta barel di tahun 2030.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya