Liputan6.com, Jakarta - Miliarder India sekaligus orang terkaya di Asia, Gautam Adani melihat kekayaannya anjlok hingga lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp. 299,6 triliun (asumsi kurs Rp. 15.500 per dolar AS) pada hari Jumat (27/1).
Miliarder Gautam Adani, dikenal sebagai tapain yang membangun kekayaannya secara mandiri dengan investasi di pelabuhan, bandara, energi terbarukan, dan industri lainnya.
Melansir BBC, Senin (30/1/2023) anjoknya kekayaan Adani terjadi setelah investor kehilangan ketertarikan pada perusahaannya yang dipicu tuduhan penipuan terhadap Adani Group, dalam sebuah laporan yang disusun Hindenburg Research.
Advertisement
Saham Adani Enterprises turun hampir 20 persen pada hari Jumat (27/1), sementara beberapa perusahaan publik lainnya anjlok lebih jauh, memicu penghentian otomatis dalam perdagangan di Mumbai.
Selain itu, Adani juga tergeser dari peringkat orang terkaya ketiga di dunia ke urutan ketujuh dalam daftar miliarder Forbes.
Kekayaan bersihnya kini diperkirakan lebih dari USD 96 miliar atau setara Rp. 1,4 kuadriliun, menurut majalah tersebut.
Dilaporkan sebelumnya, Hindenburg Research, sebuah perusahaan riset investasi asal AS yang berfokus pada aktivis short-selling, menerbitkan sebuah laporan yang menuduh Adani Group terlibat dalam kasus manipulasi saham dan penipuan akuntansi.
Adani Group dalam responnya mengatakan sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap Hindenburg Research.
Sementara itu, pihak Hindenburg Research menyambut tuntutan dari perusahaan miliarder ini dan mengatakan masih berpegang pada hasil laporannya tentang Adani Group.
Perusahaan Milik Orang Terkaya Asia Bersiap Tuntut Lembaga Riset AS, Ini Penyebabnya
erusahaan milik orang terkaya di Asia Gautam Adani, Adani Group berencana melayangkan tuntutan hukum terhadap Hindenburg Research atas tuduhan penyalahgunaan tax havens atau suaka pajak yang dibahas dalam laporannya.
Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (27/1/2023) kepala bagian hukum Adani Group, yakni Jatin Jalundhwala dalam pernyataan kepada bursa India menyebutkan bahwa laporan yang dibuat oleh kelompok riset asal AS itu tidak berdasarkan riset dan berdampak buruk pada perusahaan.
"Kami sedang mengevaluasi ketentuan-ketentuan yang relevan di bawah hukum AS dan India untuk melayangkan tuntuan terhadap Hindenburg Research," jelas Jalundhwala dalam pernyataan tersebut.
"(Laporan itu) mempengaruhi Grup Adani, pemegang saham dan investornya" ujarmya, seraya menambahkan bahwa "volatilitas di pasar saham India yang disebabkan oleh laporan tersebut sangat memprihatinkan".
Saham di tujuh anak perusahaan Adani Group telah kehilangan nilai hingga USD 10,73 miliar di kapitalisasi pasar India pada Rabu (25/1), setelah Hindenburg merilis laporan berjudul Adani Group: How The World’s 3rd Richest Man Is Pulling The Largest Con In Corporate History.
Sementara itu, pihak Hindenburg Research menyambut tuntutan dari Adani Group dan mengatakan masih berpegang pada hasil laporannya.
Didirikan oleh Nathan Anderson pada tahun 2017, Hindenburg Research merupakan perusahaan riset investasi asal AS yang berfokus pada aktivis short-selling.
Laporan publik buatan perusahaan itu kerap membahas isu penipuan dan penyimpangan sebuah perusahaan.
Laporan Hindenburg Research pada 24 Januari 2023 mempertanyakan bagaimana Adani Group, yang dipimpin oleh Gautam Adani, menggunakan entitas offshore suaka pajak seperti Mauritius dan kepulauan Karibia.
Laporan tersebut bertepatan dengan penjualan saham sekunder Adani senilai USD 2,5 miliar yang akan datang pada hari Jumat.
Advertisement
Harta Miliarder Gautam Adani Anjlok Rp 12,3 Triliun dalam Sehari
Kekayaan miliarder India Gautam Adani anjlok USD 872 juta atau sekitar Rp 12,3 triliun dalam waktu 24 jam. Ketua dari Adani Group ini turun peringkat ke posisi empat dalam daftar orang terkaya di dunia.
Hal itu membuat pendiri Amazon Jeff Bezos menggantikan Gautam Adani menempati urutan ketiga sejak Selasa. Kekayaan bersih Adani, sesuai daftar, mencapai USD 120 miliar atau sekitar Rp 1.795 triliun atau 1,7 kuadriliun pada saat itu.
Seperti dilansir Business Today, Rabu (25/1/2023), berdasarkan peringkat orang terkaya di dunia versi Bloomberg, pendiri merek mewah Prancis Louis Vuitton Bernard Arnault memegang posisi teratas dengan total kekayaan bersih USD 188 miliar, diikuti oleh pendiri Tesla Elon Musk dengan kekayaan bersih USD 145 miliar dan pendiri Amazon Jeff Bezos dengan USD 121 miliar.
Sementara pesaingnya yang menjadi Ketua Reliance Group dan orang terkaya kedua di India Mukesh Ambani sekarang adalah orang terkaya kedua belas di dunia dengan kekayaan bersih sebesar USD 84,7 miliar.
Bagi yang penasaran, sepuluh nama teratas dalam daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg per 25 Januari 2023 antara lain:
1. Bernard Arnault (USD 190 miliar)
2. Elon Musk (USD 145 miliar)
3. Jeff Bezos (USD 120 miliar)
4. Gautam Adani (USD 119 miliar)
5. Bill Gates (USD 111 miliar)
6. Warren Buffett (USD 108 miliar)
7. Larry Ellison (USD 100 miliar)
8. Larry Page (USD 90,8 miliar)
9. Sergey Brin (USD 87,2 miliar)
10. Steve Ballmer (USD 86,7 miliar).
Di sisi lain, Daftar Miliarder Forbes menempatkan taipan bisnis Gautam Adani di posisi ketiga dalam daftar orang terkaya di dunia.
Sementara Bernard Arnault tetap mempertahankan posisi teratas dalam daftar, diikuti oleh Elon Musk dan Gautam Adani. Sementara itu, miliarder Mukesh Ambani berada di posisi kesembilan dalam Daftar Miliarder Forbes.
Sepuluh nama teratas versi Forbes antara lain Bernard Arnault dan keluarga, Elon Musk, Gautam Adani, Jeff Bezos, Larry Ellison, Warren Buffett, Bill Gates, Carlos Slim Helu dan keluarga, Mukesh Ambani dan Larry Page.
Sebagai informasi, daftar Miliarder Real-Time Forbes melacak naik turun harian orang terkaya di dunia. Platform pelacakan kekayaan menyediakan pembaruan berkelanjutan tentang kekayaan bersih dan peringkat setiap individu yang dikonfirmasi oleh Forbes sebagai miliarder.
Orang Terkaya Ketiga di Dunia Miliarder Gautam Adani Beli Raksasa Media India NDTV
Pendiri New Delhi Television (NDTV), yakni Radhika dan Prannoy Roy telah mengundurkan diri sebagai direktur menyusul kabar bahwa miliarder Gautam Adani akan menjadi pemilik baru jaringan berita terkemuka di India itu.
Dikutip dari BBC, Jumat (2/12/2022) dengan pendapatan sekitar USD 51 juta (sekitar Rp 790,5 miliar) dan keuntungan sederhana sebesar USD 10 juta, NDTV mungkin bukan pembelian yang menguntungkan bagi Adani, di mana perusahaan konglomeratnya memiliki kapitalisasi pasar sebesar USD 260 miliar atau setara Rp 4 kuadriliun.
Tetapi NDTV adalah jaringan paling terkenal di India yang memelopori analisis suara berbasis data, segmen acara pagi hari, dan sejumlah program teknologi dan gaya hidup di TV.
Hari ini, NDTV memiliki kehadiran online yang kuat, mengklaim sekitar 35 juta pengikut di seluruh platform.
Adani percaya, NDTV merupakan platform penyiaran dan digital yang paling cocok untuk mewujudkan visinya.
"Mengapa Anda tidak dapat mendukung satu rumah media untuk menjadi mandiri dan memiliki jejak global? India tidak memiliki satu (outlet) tunggal untuk dibandingkan dengan Financial Times atau Al Jazeera," ujar orang terkaya ketiga di dunia itu kepada Financial Times.
Pada Maret 2022, perusahaan baru Adani yaitu AMG Media Networks Limited membeli saham minoritas di Quintillion, sebuah perusahaan berita bisnis digital.
Menurut penulis biografi sang miliarder, yakni RN Bhaskar, mengatakan bahwa Adani kemungkinan mengharapkan pembelian media yang bernilai lebih besar.
"Investasi Quintillion terlalu sedikit untuk mendapat perhatian Adani. Jadi, apakah dia punya rencana yang lebih besar?" tulis Bhaskar dalam bukunya.
Advertisement