Liputan6.com, Jakarta - Pengamat transportasi dan tata kota Universitas Trisakti Yayat Supriatna, menilai jika konsep transaksi non-tunai dan nirsentuh atau bayar tol tanpa sentuh melalui skema Multi Lane Free Flow (MLFF) bisa dijalankan di Jakarta, maka berpotensi akan mengurangi kemacetan 30 persen.
Khususnya, kemacetan akan berkurang di tiga ruas jalan, diantaranya jalan S. Parman, Gatoto Subroto, dan MT Haryono.
Baca Juga
"Itu kalau misalnya kita bisa menggunakan MLFF masuk tol menggunakan jalan arteri, hambatannya akan hilang berkurang 30 persen kemacetannya," kata Yayat dalam Diskusi Publik Peluang dan Tantangan Implementasi Sistem Bayar Tol Tanpa Henti, Selasa (7/2/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, pintu masuk ruas jalan tol dalam kota Jakarta adalah ruas jalan tol yang mempunyai impikasi kemacetan dengan jalan arteri disekitarnya akibat penyempitan ruas jalan menjelang pintu masuk tol.
Maka, lamanya waktu transaksi menggunakan kartu uang elektronik membawa dampak antrian kemacetat hingga jalan arteri, khususnya pada beberapa simpul strategis jalan utama di Jakarta.
Penggunaan kartu uang elektronik membutuhkan waktu transaksi sekitar 4 detik dibandingkan transaksi manual 10 detik. Kata Yayat, justru dengan penggunaan MLFF manfaatnya sangat besar karena bisa menghilangkan waktu antrian menjadi nol detik.
"Kalau 1 detik jadi nol hambatannya akan hilang (kemacetan)," imbuhnya.
Alhasil, berkurangnya pada setiap pintu tol dalam kota akan berdampak pada berkurangnya kemacetan pada ruas jalan utama di Jakarta, dan bertambah lancarnya arus lalu lintas pada jam-jam padat.
Namun, yang menjadi persoalan adalah apakah sistem ini fokus pada masalah model transaksi yang berpotensi ada resiko kerugian seperti abuse atau penyalahgunaan oleh pengguna, atau kelemahan sistem pada penerapan tarif denda yang diberikan kepada setiap pelanggar aturan, serta peran Polri dalam tindak lanjut terjadinya pelanggaran.
"Diluar negeri lebih mahal, pertanyaannya merasionalkan cara berpikir orang kalau masuk jalan tol ada aturan. Kalau di luar negeri itu dikasih sanksi setinggi-tingginya, karena tol itu jalan pilihan," pungkasnya.
Teknologi Bayar Tol Tanpa Sentuh Bakal Terkoneksi Aplikasi Smartphone
Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan akan menjalankan sistem bayar tol tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di akhir 2022. Rencananya sistem pembayaran tol tanpa kartu ini akan menggunakan konsep intelligent toll road system (ITRS).
"Nantinya penerapan sistem MLFF akan disesuaikan dengan kesiapan masyarakat di lapangan. Berbeda dengan sistem pembayaran Berbasis kartu elektronik yang saat ini digunakan, untuk metode pembayaran di Gerbang Tol (GT) MLFF akan menggunakan sistem server based," ujar Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit, dalam keterangan tertulis, Selasa (24/5/2022).
Melalui teknologi yang diterapkan pada MLFF yaitu menggunakan Global Navigation Satelit System (GNSS) yang dimana merupakan sistem yang memungkinkan melakukan transaksi melalui aplikasi di smartphone dan dibaca melalui satelit.
"Saat ini, Kementerian PUPR tengah melakukan pengembangan atas infrastruktur Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow di Jalan Tol (Sistem MLFF). Pengembangan baik dari sisi perangkat lunak maupun perangkat keras saat ini dikembangkan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) Sistem MLFF," kata Danang.
Perangkat yang rencananya digunakan pada transaksi nirsentuh MLFF yakni, Electronic On-Board Unit atau dikenal dengan E-OBU, dan perangkat Electronic Route Ticket dimana pengguna dapat memilih titik masuk dan keluar sesuai rute perjalanan sekali pakai.
"Dengan sistem tersebut, pengguna jalan tol akan lebih nyaman dalam melakukan perjalanan melalui efisiensi biaya operasi dan juga meminimalisir bahan bakar kendaraan. Karena saat ini efisiensi tersebut sudah menjadi kepentingan global berupa energi, waktu, dan emisi karbon.
Dari kajian awal yang dilakukan sesuai dengan penerapan teknologi MLFF yakni sangat perlu, karena dapat memberikan dampak signifikan karena bisa memberikan penurunan efisiensi bahan bakar dan emisi," ujar Danang.
Advertisement
Aplikasi Jalan Tol
Selain memudahkan pengguna jalan saat melakukan pembayaran tol tanpa hambatan, informatif, aman, nyaman dan berkelanjutan dan juga dapat meningkatkan efisiensi pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.
Danang juga mengatakan, Pemerintah berharap nantinya operator tol bisa memulai proses implementasi akhir tahun ini. Pemberlakuan penuh MLFF akan dilaksanakan pada tahun 2023 atau 2024 dan bergantung pada hasil uji coba MLFF di bulan Desember mendatang.
"Tidak semuanya langsung berubah. Semuanya akan dilakukan bertahap sesuai kemampuan dalam mengadaptasi teknologi baru dimana sebagian gardu pada setiap gerbang tol masih dapat menggunakan kartu tol elektronik," ujarnya.
Selain itu, sistem MLFF tidak menghilangkan peranan Bank dan BUJT terkait kegiatan transaksi pengumpulan tol dan pengusahaan Jalan Tol. Adanya Sistem MLFF menjadikan sistem transaksi tol menjadi terintegrasi dalam aplikasi jalan tol.
Gandeng Lembaga Keuangan
Terkait sistem transaksi dan pembayaran dalam pengumpulan tol dalam Sistem MLFF, Badan Usaha Pelaksana (BUP), PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), membuka kesempatan seluas-luasnya kepada lembaga keuangan bank maupun non-bank untuk dapat bermitra menjadi PJP (Penyedia Jasa Pembayaran).
"Setelah resmi diterapkan, dengan teknologi MLFF gerbang tol ini akan hilang. Oleh karena itu nantinya masyarakat dapat berkendara di jalan tol dengan tidak menggunakan gerbang tol. Secara gradual, akan tidak ditiadakan namun akan digantikan dengan teknologi yang diterapkan," tegas Danang.
Selain itu, melalui penerapan transaksi nirsentuh MLFF tentunya memiliki manfaat sangat besar karena bisa menghilangkan waktu antrian menjadi nol detik. Sebelumnya dengan penggunaan uang elektronik (e-Toll) juga telah mengurangi waktu transaksi menjadi maksimal 5 detik.
 Â
Advertisement