Pesawat Susi Air Dibakar KKB Pimpinan Egianus Kogoya, Nasib Pilot Selandia Baru dan Penumpang Belum Diketahui

Sejauh ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang dibakar KKB di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Feb 2023, 10:34 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 10:34 WIB
Pesawat Susi Air type Pilatus Porter PC-6. (Dok susiair.com)
Pesawat Susi Air type Pilatus Porter PC-6. Pesawat Susi Air dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga pada Selasa, 7 Februari 2023. (Dok susiair.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Susi Air dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga pada Selasa, 7 Februari 2023. 

Pesawat milik Susi Air dengan nomor penerbangan SI 9368 itu diketahui tengah dipiloti Capten Philips M. berkebangsaan Selandia Baru dan membawa lima penumpang, termasuk seorang bayi. 

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat Susi Air.

"Ditjen Hubud melalui Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke terus melakukan koordinasi dan memonitor perkembangan kasus penyerangan Pesawat Susi Air PK-BVY yang terjadi di Lapangan Terbang (Lapter) Paro, Papua," kata Adita dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (8/2/2023).

"Hingga saat ini, belum diketahui pasti keberadaan pilot dan penumpang pesawat," sambungnya. 

Dia juga mengungkapkan, lapangan terbang Paro masih ditutup sementara menyusul insiden tersebut. 

"Lapter Paro masih ditutup sementara, mengingat posisi pesawat yang rusak berada ditengah-tengah lapangan terbang, sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro," jelasnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, yakni Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo telah memastikan bahwa operasi pencarian pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang diduga ditangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga masih terus dilakukan.

Benny menerangkan, saat ini hambatan tim gabungan TNI-Polri di lapangan adalah minimnya alat telekomunikasi.

“Peristiwa hilang kontak dengan pesawat Susi Air, sampai saat ini masih penyelidikan oleh pihak Polres, karena keterbatasan akses telekomunikasi di sana dan ditambah lagi di daerah tersebut sampai saat ini belum terisi fasilitas oleh satuan yakni TNI maupun Polri,” kata Benny dalam keterangan pers pada Selasa (7/2) malam.

Kemenhub Keluarkan Himbauan Menyusul Insiden Pesawat Susi Air Dibakar KKB

Susi Air
Susi Air Cessna Grand Caravan di delta apron Bandara Internasional Polonia, Medan, Sumatra Utara. (Creative Commons)

Menanggapi insiden yang dihadapi Pesawat Susi Air di lapangan terbang Paro, Ditjen Perhubungan Udara juga mengeluarkan himbauan untuk lebih meningkatkan kemananan (security awareness).

Himbauan ini diberikan kepada Penyelenggara Bandar Udara, Penyelenggara Angkutan Udara, dan seluruh lapangan terbang di Kabupaten Nduga. 

Himbauan kepada Penyelenggara Bandar Udara, adalah selalu berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat dan lebih waspada dengan melakukan pemeriksaan seperti izin masuk terhadap orang sebelum masuk ke daerah keamanan terbatas bandar udara.

Adapun himbauan untuk Penyelenggara Angkutan Udara, agar melakukan pemeriksaan yang lebih intensif terhadap penumpang dengan memeriksa boarding pas dan mencocokkan identitas diri, serta memeriksa barang-barang bawaan guna keamanan penerbangan.

Kemudian himbauan untuk seluruh Lapter yang berada di Kabupaten Nduga, Papua yang selama ini kelola oleh Pemda, agar selektif dan selalu berkoordinasi dengan pihak kemananan dalam hal pemberian ijin terbang.

Spesifikasi Pilatus Porter, Pesawat Susi Air Seharga Rp 28,7 Miliar yang Dibakar di Nduga Papua

Pesawat Pilatus Porter Susi Air
Pesawat Pilatus Porter Susi Air (dok: Susi Air)

Mengutip laman resmi Susi Air, Selasa (7/2/2023), pihak maskapai pertama kali membeli dua unit pesawat Pilatus Porter sejak Desember 2007, untuk kembali membeli dua unit tambahan di 2009.

Menurut laporan situs Flightglobal.com pada 2010, pembelian baru pesawat tersebut dihargai USD 1,9 juta, atau sekitar Rp 28,785 miliar.

Spesifikasinya dinilai cocok untuk lepas landas di Papua, lantaran pesawat tersebut punya kemampuan untuk mendarat di segala medan, tepatnya sekitar 250 meter dari permukaan yang disiapkan secara wajar.

Kemampuan medan pendek ini lantas dikombinasikan dengan muatan sekitar 900 kg, yang diklaim Susi Air sangat diminati di Indonesia untuk landasan pendek dengan panjang tak lebih dari 500 meter.

Mengacu spesifikasi tersebut, Susi Air mengoperasikan Pilatus Porter di Papua untuk mengakses lapangan terbang yang tak dapat dijangkau armada Cessna Grand Caravan.

Selain itu, Susi Air juga melengkapi dua pesawatnya dengan bus listrik khusus, yang diklaim menjadi favorit bagi operator survei di Indonesia dan negeri tetangga.

Pesawat ini juga punya daya tampung 7-8 penumpang, dengan kursi portabel dan mudah disesuaikan. Di luar itu, Pilatus Porter juga kerap dipakai sebagai angkutan khusus kargo untuk landasan manapun, khususnya Papua. Juga, dilengkapi kamera LIDAR untuk keperluan geosurvey.

Selain Susi Air Dibakar, Ini 4 Insiden Lain Penembakan Pesawat oleh KKB

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua
Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Pesawat Susi Air SI 9368 dibakar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di lapangan terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023).

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring membenarkan kejadian tersebut. "Pesawat Susi Air dibakar kelompok separatis teroris bersenjata. Pelakunya diduga kuat dilakukan teroris separatis bersenjata pimpinan Egianus Kogoya," kata Danrem.

Susi Pudjiastusi selaku pemilik Susi Air pun angkat bicara terkait hal tersebut. Susi Pudjiastusi meminta dukungan agar pilot pesawat Susi Air yang dibakar bisa dijemput dengan selamat.

"Mohon dukungan & doa semoga pilot kami di Nduga Paro diberikan lindungan Alloh SWT .. bisa kami jemput selamat," kata Susi Pudjiastusi dikutip dari akun Twitter @susupudjiastuti, Selasa (7/2/2023).

Pesawat ini dipiloti Capten Philips M. berkebangsaan Selandia Baru membawa lima penumpang, termasuk seorang bayi. Namun saat ditanya kondisi pilot dan penumpang, Kapolda Papua mengaku belum dapat dipastikan.

"Belum diketahui nasib pilot beserta lima penumpang lainnya," kata Kapolda Papua.

Ia menyebutkan nama lima penumpang pesawat milik Susi Air, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan​​​​​​​ Wetina W.

Peristiwa yang melibatkan pesawat dengan KKB ini tidak hanya terjadi saat ini saja. Terdapat beberapa peristiwa lain yang melibatkan pesawat dan KKB terutama soal insiden penembakan.

Dirangkum Liputan6.com, Selasa (72/2023), berikut ini 4 peristiwa di luar Susi Air yang melibatkan penembakan pesawat oleh KKB:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya