Berbalik Arah, Harga Emas Diperkirakan Tenggelam Pekan Ini

Prospek teknis jangka pendek menunjukkan harga emas akan menguji support di USD 1.823 per ons.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Feb 2023, 06:30 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Para analis di Wall Street memperkirakan harga emas akan bearish dalam jangka pendek.. Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Liputan6.com, Jakarta - Sentimen harga emas diperkirakan akan memburuk pada perdagangan pekan ini. Prediksi ini karena harga emas di akhir pekan lalu berakhir di bawah level USD 1.900 per ons.

Namun di luar itu, jika memang harga emas akan turun pada pekan ini. Sejumlah pelaku pasar melihatnya sebagai potensi atau peluang untuk melakukan aksi borong emas.

Dalam survei harga emas mingguan yang dilakukan oleh Kantor Berita Kitco menunjukkan bahwa para analis di Wall Street memperkirakan harga emas akan bearish dalam jangka pendek. Sedangkan sentimen bullish di antara investor ritel atau para pelaku pasar telah turun ke titik terendah sejak akhir Oktober.

"Secara keseluruhan, kemampuan pasar yang terbatas untuk merespons penurunan Jumat lalu di bawah USD 1.900 terus membebani pasar," kata kepala analis komoditas Saxo Bank, Ole Hansen dikutip dari Kitco, Senin (13/2/2023).

Hansen menambahkan bahwa dia netral pada harga emas pada pekan ini, dengan aksi harga seperti melempar koin.

Darn Newsom, analis teknis senior di Barchart.com, mengatakan bahwa emas dapat melihat bahwa akan ada beberapa aksi yang menarik dari harga emas pada minggu ini. Dia mencatat bahwa logam mulia memiliki momentum penurunan yang solid tetapi oversold dalam jangka pendek.

Dia menambahkan bahwa prospek teknis jangka pendek menunjukkan harga menguji support di USD 1.823 per ons.

"Itu jauh di bawah sana, dan seperti yang saya katakan, kontrak sudah oversold jangka pendek. Emas perlu melihat indeks dolar AS memperpanjang uptrend jangka pendeknya minggu ini," katanya.

 

Hasil Survei Kitco

Harga Emas Terus Bersinar di Tahun 2020, Penjualan Emas Antam Capai Rp 6,41 T
Minggu ini, 19 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta tersebut, sembilan analis atau 47 persen bersikap bearish pada emas dalam waktu dekat.

Minggu ini, 19 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Di antara peserta tersebut, sembilan analis atau 47 persen bersikap bearish pada emas dalam waktu dekat.

Pada saat yang sama, hanya dua analis atau 11 persen yang bullish untuk minggu depan dan delapan analis, atau 42 persen melihat harga diperdagangkan sideways.

Sementara itu, 733 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 324 responden atau 44 persen memperkirakan emas akan naik minggu ini.

Sedangkan 274 responden lainnya atau 37 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 135 pemilih atau 18 persen netral dalam waktu dekat.

 

Kata Analis

Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik
Ilustrasi Harga Emas. Foto: Freepik

Sentimen bearish pada harga emas datang karena pada pekan lalu harga emas mengakhiri minggu dengan kerugian. Emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.868 per ons, turun 0,4 persen.

Menurut beberapa analis, tekanan jual emas berlanjut karena anggota Federal Reserve menegaskan kembali sikap hawkish mereka terhadap suku bunga. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka mengharapkan bunga the Fed mencapai puncak di atas 5 persen sebelum mereka dapat menjinakkan inflasi.

Dalam percakapan dengan David Rubenstein di Economic Club of Washington, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa sementara dia melihat tanda-tanda disinflasi. Oleh karena itu kebijakan moneter harus tetap membatasi untuk beberapa waktu ke depan.

Dengan komentar ini, beberapa analis mengatakan bahwa inflasi dapat menimbulkan penurunan harga emas dan perlu lebih lemah secara signifikan dari yang diharapkan untuk membalikkan koreksi saat ini.

Infografis Mimpi 55 Emas Tak Jadi Nyata
Infografis Mimpi 55 Emas Tak Jadi Nyata
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya