Pasar Pay Later Dunia Tumbuh, Atome Pede Bisnis Tokcer di 2023

Pasar pay later dunia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2023, 21:13 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 18:50 WIB
Ilustrasi Pay Later, Mobile Payment. Kredit: Nataliya Vaitkevich via Pexels
Pasar pay later dunia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Kredit: Nataliya Vaitkevich via Pexels

Liputan6.com, Jakarta Pasar pay later dunia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Data riset yang dilakukan oleh GreyViews pada awal Februari lalu menyatakan pasar pay later di Jerman bernilai USD 13,8 miliar pada tahun 2022 dan diperkirakan akan mencapai USD 272,6 miliar pada tahun 2030, dengan CAGR sebesar 45,2 persen dari tahun 2023 hingga 2030.

Hasil riset dari Fortune Business Insights juga menyebutkan bahwa pasar Amerika Utara menjadi region yang mendapatkan pendapatan terbesar di pasar global karena meningkatnya penetrasi pengguna pay later dari berbagai sektor.

“Kesempatan ini yang mendorong saya memiliki misi besar untuk berjalan bersama Atome dalam membuka akses finansial yang lebih luas. Tidak hanya itu, banyak dari masyarakat saat ini masih memiliki sudut pandang berbeda terkait kinerja pay later," kata General Manager Atome Indonesia Rizki Fadhilla Anwar.

"Inilah yang membuat kami tidak pernah berhenti untuk terus memberikan edukasi sebanyak mungkin dan membantu mereka memahami lebih jauh mengenai peran pay later sesungguhnya,” lanjut dia.

Atome telah memiliki pertumbuhan bisnis yang cukup pesat. Di tahun 2022 perusahaan telah berhasil mencetak peningkatan transaksi hingga hingga 360 kali, dengan penghasilan gross merchandise value (GMV) yang tercatat sebanyak 420 kali lebih banyak dibandingkan akhir tahun 2020.

Angka ini didapat dari total pembiayaan yang telah diberikan Atome kepada penggunanya yang mayoritas (70 persen) berasal dari daerah Jawa dan Bali.

 

 

Ekosistem

Sistem Beli Sekarang Bayar Nanti atau Buy Now Pay Later. Foto: Freepik
Sistem Beli Sekarang Bayar Nanti atau Buy Now Pay Later. Foto: Freepik

Besarnya ekosistem juga menunjukkan pertumbuhan penetrasi pengguna Atome di tahun 2022; yang meningkat hingga 9,600 persen dengan capaian lebih dari 5 juta pengunduh aplikasi.

Angka ini akan terus ditingkatkan, melihat mobilitas dan gaya hidup masyarakat sudah kembali berjalan normal jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Rizki menegaskan bahwa pencapaian Atome sejauh ini nantinya akan menjadi tolak ukur pertumbuhan bisnis perusahaan ke arah yang lebih positif lagi untuk tahun 2023.

“Antusias tim Atome baik di lokal maupun regional untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan industri pay later Indonesia menjadi bahan bakar saya dalam meneruskan tongkat estafet kepemimpinan yang saya dapatkan dari Winardi untuk perusahaan ini. Di 2023 ini, kami telah memiliki beberapa rencana dalam memperkenalkan inovasi finansial terbaru Atome guna menjawab ragam kebutuhan masyarakat untuk layanan finansial di Indonesia,” ungkap Rizki.

 

 

Hadirkan Inovasi Finansial

Atome
Atome

Rizki Fadhilla Anwar sendiri telah ditunjuk sebagai General Manager Atome Indonesia, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Bidang Strategi di Atome sejak Februari 2020.

Rizki akan menggantikan peran Winardi Wijaya, General Manager Atome sebelumnya yang memutuskan untuk mencari tantangan baru diluar organisasi. Pergantian ini akan berlaku secara efektif di Februari 2023.

“Suatu kehormatan bagi saya untuk dapat memegang peranan besar di perusahaan ini. Saya berharap bersama dengan seluruh tim, kami dapat terus menghadirkan inovasi finansial yang mumpuni bagi masyarakat Indonesia serta menjangkau mereka melalui edukasi dan promosi menarik kedepannya,” ungkap Rizki.

Dengan berbekalkan pengalaman selama lebih dari 10 tahun di industri finansial dan teknologi, Rizki optimis dapat membawa pertumbuhan positif untuk bisnis Atome; terutama dalam hal memperbesar penetrasi pengguna pay later dan penerapan inklusi finansial di Indonesia.

Sejak bergabung dengan Atome, Rizki mengaku melihat peluang besar bagi Atome untuk bisa berkembang pesat di Indonesia, sama seperti pasar pay later di Eropa dan Amerika.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya