Liputan6.com, Jakarta - Sejak pekan lalu, angka Rupiah terhadap Dolar AS masih berada di kisaran yang sama. Di laman resmi Bank Indonesia pada Senin (6/3/2023) kurs jual USD sebesar Rp 15.382,53 dengan kurs beli Rp 15.229,47.
Poundsterling Inggris hari ini memiliki kurs jual sebesar Rp 18.429,81 dan kurs beli Rp 18.243,38. Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.331,63 dengan kurs beli Rp 16.163,04 terpantau belum ada perubahan yang begitu signifikan.
Sementara itu, kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.392,44 dan kurs beli Rp 10.287,51.
Advertisement
Beralih ke negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 11.284,13 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.169,39 per 100 Yen. Sementara Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.229,09 dan kurs belinya sebesar Rp 2.206,53.
Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,81 dengan kurs beli Rp 11,68 per Won dan juga dolar Hong Kong hari ini memiliki sebesar Rp 1.959,66 dengan kurs beli sebesar Rp 1.940,08.
Berlanjut melihat kurs negara kawasan Asia Tenggara, kurs jual dolar Singapura (SGD) hari ini berada di Rp 11.427,48 dan kurs beli Rp 11.312,09 kemudian Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.438,97 dan kurs beli Rp 3.400,19.
Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 280,63 dan kurs beli Rp 277,81, diikuti Thailand dengan kurs jualnya Rp 442,41 dan kurs belinya Rp 437,75 per Baht.
Rupiah Hari ini Dibuka Merosot ke 15.313 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan di awal perdagangan ini bergerak melemah. Merosotnya nilai tukar rupiah iniseiring penantian pasar akan laporan tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS) pada Februari 2023.
Pada Senin (6/3/2023), rupiah dibuka melemah dua poin atau 0,01 persen ke posisi 15.313 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.311 per dolar AS.
"Tekanan terhadap rupiah di awal pekan ini masih akan besar, karena memang lebih besar faktor dari eksternal," kata ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara.
Faktor eksternal masih dipengaruhi oleh data-data ekonomi AS, khususnya di bidang ketenagakerjaan dan inflasi. Inflasi AS masih sangat tinggi, dengan indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) secara year on year masih di 6,4 persen, dan tingkat pengangguran sangat rendah pada 3,4 persen.
Selain itu, pasar akan menunggu rilis data AS pekan ini, terutama tingkat pengangguran di bulan Februari 2023.
Data pada Jumat kemarin menunjukkan belanja konsumen AS meningkat tajam pada Januari, sementara inflasi memanas. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE), pengukur inflasi pilihan Bank Sentral AS atau The Fed, melonjak 0,6 persen bulan lalu setelah naik 0,2 persen pada Desember.
Advertisement
Gerak Hari Ini
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS turun 2.000 menjadi 190.000 yang disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 25 Februari. Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan produktivitas AS turun 1,7 persen pada tahun 2022.
Sebagian besar investor masih memperkirakan The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya akhir bulan ini, tetapi ekspektasi kenaikan 50 basis poin yang lebih besar telah meningkat.
Probabilitas bahwa suku bunga kebijakan Fed, yang saat ini ditetapkan di kisaran 4,5-4,75 persen, dapat memuncak di atas kisaran 5,5 persen, mencapai 53 persen, dibandingkan dengan 41,5 persen pada 28 Februari, menurut alat CME Fed.
Rully memperkirakan pergerakan rupiah berada di kisaran 15.195 per dolar AS hingga 15.295 per dolar AS.