Liputan6.com, Jakarta - Enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya termasuk salah satunya PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) membentuk perusahaan patungan untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN Nusantara). Perusahaan patungan tersebut adalah PT Karya Logistik Nusantara (PT KLN).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menjelaskan, perusahaan patungan ini dibentuk untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) dalam penyediaan bahan dasar konstruksi, serta fokus pada bidang bisnis beton pracetak dan perdagangan material konstruksi.
Baca Juga
“Hadirnya PT KLN diharapkan terselenggaranya proyek pembangunan IKN dengan memberikan jaminan supply dan mutu produk material konstruksi,” terang Tjahjo dalam keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).
Advertisement
Rencana pemindahan IKN membuat adanya pembangunan secara massif di Kawasan IKN dimana terdapat kebutuhan material konstruksi yang sangat besar, khususnya kebutuhan beton.
Melihat peluang ini, 6 BUMN Karya menginisiasi membentuk sebuah perusahaan yang khusus, untuk memastikan kebutuhan dasar konstruksi terpenuhi selama proses pembangunan IKN.
“Dengan kantor operasi berkedudukan di Balikpapan, PT KLN saat ini sudah mulai beroperasi dan sesegera mungkin memasok kebutuhan beton pada proyek-proyek di IKN. Melalui PT KLN ini juga dapat menunjang kegiatan usaha perusahaan,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Selain Hutama Karya, BUMN Karya yang fokus pada bidang konstruksi adalah:
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
- PT Brantas Abipraya (Persero)
- PT Nindya Karya (Persero).
PT KLN telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor AHU- 0011167.AH.01.01 tahun 2023. Adapun modal dasar usaha patungan tercatat mencapai Rp 340 miliar serta modal yang telah ditempatkan dan disetor Rp 85 miliar.
IKN Nusantara Jadi Mega Proyek Rendah Karbon dan Ramah Lingkungan
Kehadiran petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) terkait penggunaan material hijau dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mempercepat implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan. Salah satunya di IKN Nusantara.
Hal tersebut menjadi salah satu poin penting yang digarisbawahi dalam seminar “Sustainable Infrastructure Forum: Komitmen Bersama untuk Pengurangan Emisi Karbon dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur Berkelanjutan” yang digelar Kementerian PUPR bersama Indonesia Water Institute (IWI), dan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (15/3/2023), kemarin.
Seminar nasional tersebut dihadiri oleh Ir. Jarot Widyoko, Sp-1, Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian PUPR, mewakili Menteri PUPR Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc., Ph.D., dan sejumlah narasumber lintas sektor antara lain jajaran Kementerian PUPR, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), PT Wijaya Karya Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan ahli konstruksi tanah air.
Jarot Widyoko menyatakan pentingnya penggunaan material yang ramah lingkungan. Menurutnya, implementasi konstruksi berkelanjutan harus didukung oleh rantai pasok sumber daya konstruksi dengan mengutamakan produk lokal, unggulan dan ramah lingkungan.
"Salah satu langkah konkritnya adalah meningkatkan penggunaan semen non-OPC (Non-Ordinary Porland Cement), yang dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon serta meningkatkan akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan pekerjaan konstruksi,” papar Jarot.
Jarot menambahkan, hasil penelitian Balitbang PUPR pada tahun 2014 – 2018 menunjukkan bahwa Semen Non-OPC memiliki kinerja yang setara dengan Semen OPC.
"Untuk itu, kepada seluruh badan usaha, saya meminta ini menjadi perhatian kita bersama untuk mulai menggunakan material ramah lingkungan salah satunya semen non-OPC yang telah memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Beton,” lanjutnya.
Advertisement
Pemanasan Global
Founder Indonesia Water Institute sekaligus Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, mengatakan salah satu penyebab pemanasan global adalah karena peningkatan jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca.
“Peningkatan jumlah emisi karbon dan gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab pemanasan global yang kemudian memicu terjadinya perubahan iklim dan anomali cuaca di hampir seluruh belahan bumi,” ujar Firdaus.
Firdaus menekankan pentingnya mendorong implementasi kebijakan terkait infrastruktur, konstruksi berkelanjutan, dan green materials.
Firdaus mengatakan, pembangunan green industrial sudah mulai dikembangkan di Kalimantan Utara dengan menggunakan energi baru terbarukan. Konsep ini juga sedang diterapkan di IKN Kalimantan Timur.