Kronologi Indonesia Bakal Impor Beras 2 Juta Ton Sepanjang 2023

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton. Pada tahap awal akan impor beras 500 ribu ton untuk program bansos.

oleh Agustina MelaniMaulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Mar 2023, 16:17 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 16:17 WIB
Pemerintah Berencana Impor Beras 2 Juta Ton hingga Akhir 2023
Pemerintah berencana impor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir 2023. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton. Penugasan tersebut untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir 2023.

Dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, ditulis Selasa (28/3/2023), melalui Surat Penugasan Pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari luar negeri, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo memberikan tugas impor tersebut kepada Perum Bulog.

 “Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023,” tulis Arief.

Bapanas menyebutkan pengadaan 500 ribu ton pertama agar dilaksanakan secepatnya. 

Sebelumnya, pada 17 Maret 2023, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sebelumnya menuturkan, kalau rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini karena sejumlah wilayah sentra produksi beras akan memasuki panen raya pada Maret-Mei 2023.

"Sekali lagi, jangan lagi panen raya kita impor beras. Berarti tidak ada panen raya,” tutur dia di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat, 17 Maret 2023.

Ia menuturkan, rencana impor beras masih dalam tahap pembahasan sambil tunggu hasil produksi panen raya. Perhitungan produksi beras nasional akan melibatkan kementerian/lembaga terkait. “Kita tinggu hasil hitungan beras mulai panen Maret ini (3 bulan) apakah cukup. Kalau cukup, sudah enggak ada diskusi (impor) lagi. Kalau tidak cukup harus antisipasi ini,” tutur dia.

Tahap Awal Impor 500 Ribu Ton untuk Keperluan Bansos

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menuturkan, 500 ribu ton impor beras itu perlu segera dilakukan untuk keperluan program bansos.

"Segera itu karena kalau ini kita penyerapannya tidak dapat, itu kan untuk bansos," kata  Buwas, sapaan akrabnya saat ditemui usai rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin, 27 Maret 2023.

Akan tetapi, Buwas mengaku belum mengetahui kapan realisasi impor beras tersebut akan dilakukan. Lantaran, persiapan semisal rekomendasi teknis (rekomtek) pun belum diajukan.

"Belum. Kita baru jajaki, wong belum ada. Kita kan belum lelang, belum buka. Besok baru mau kita bahas," ujar dia.

 

Diputuskan dalam Ratas

Rencana impor beras itu juga didukung Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Impor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir 2023 juga sudah dibahas dalam rapat terbatas (ratas). Sebelumnya pemerintah menggelar rapat pada 24 Maret 2023 dengan topik ketersediaan bahan pokok dan persiapan arus mudik Idul Fitri 1444 H.

“Menteri Perdagangan tugasnya supporting kalau (sudah) diputuskan rapat terbatas (ratas), ya kita laksanakan. Ya sudah itu saja,” tutur dia, di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Senin, 27 Maret 2023.

Akan tetapi, ia belum memberikan bocoran saat ditanya lebih lanjut terkait kapan beras impor akan dilaksanakan dan negara mana saja yang menjadi pemasok beras.

Tambahan Pasokan Beras

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Arief mengatakan, ada tambahan pasokan beras dapat dipakai untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras. Selain itu untuk kebutuhan bantuan pangan dalam bentuk beras kepada 21.353 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dan kebutuhan lainnya seperti disebutkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

Pengadaan beras dari luar negeri itu diminta agar tetap menjaga kepentingan produsen dalam negeri dan memperhatikan aspek akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance).

“Sejalan dengan hal tersebut, kami menugaskan Perum Bulog untuk tetap mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023,” tulis Bapanas.

Perkuat Cadangan Beras Pemerintah

Sementara itu, Pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menuturkan, dari jumlah impor beras 2 juta ton, 500 ribu ton di antaranya harus diimpor segera untuk memperkuat cadangan beras pemerintah (CBP).

“Ini keputusan pahit dan sulit yang diambil pemerintah,” ujar dia.

Khudori menuturkan, keputusan yang diambil pemerintah sangat dilematis. Hal ini karena izin impor dikeluarkan atau diberikan ketika panen raya yang biasanya pasokan gabah/beras melimpah dan harga turun. “Keputusan ini amat dilematis,” tutur dia.

Khudori mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini petani sedang menikmati harga gabah tinggi. Hal ini karena saat panen raya harga tertekan sehingga untungkan petani.

Penyerapan Beras Bulog

Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok.
Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok.

Sementara itu, Perum Bulog kesulitan menyerap karena harga tinggi. Penyerapan Bulog baru 48.513 ton beras hingga 24 Maret 2023, dan itu angka yang kecil. Padahal Bapanas targetkan Bulog serap beras petani domestik 2,4 juta ton.

Dari target itu, 1,2 juta ton akan menjadi stok akhir tahun. Dari target itu, 70 persen di antaranya diharapkan dapat diserap saat panen raya hingga Mei 2023.

Meski demikian, Khudori menimbang kondisi di lapangan, target itu hampir bisa dipastikan sulit terpenuhi. Hal tersebut termasuk menyerap 70 persen dari 2,4 juta ton beras saat panen raya. Sedangkan peluang terbaik bagi pengadaan Bulog yang di panen raya. “Kalau penyerapan saat panen raya terlewat atau tidak tercapai, target hampir dipastikan tak tercapai,” ujar dia.

Cadangan Beras Pemerintah

Hingga pekan lalu, CBP yang ada di gudang Bulog hanya 280 ribu ton. Khudori menuturkan, jumlah itu amat kecil karena mulai Maret-Mei 2023 nanti Bulog harus menyalurkan bantuan sosial (bansos) beras untuk 21,35 juta keluarga kurang mampu. Masing-masing keluarga akan dapatkan beras 10 kg, yang berarti butuh 630 ribu ton.

“Kalau mengandalkan penyerapan dari dalam negeri mustahil beras sebesar itu bisa disediakan lewat mekanisme pembelian yang ada,” ujar dia.

Bapanas telah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) di petani jadi Rp 5.000 per kg dan beras di gudang Bulog Rp 9.950 per kg. Namun, harga gabah dan beras di pasar masih lebih dari HPP.

Bakal Sasar Thailand hingga India untuk Impor 2 Juta Ton Beras

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Mengutip Antara, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menuturkan, impor beras 2 juta ton tidak mudah dipenuhi oleh suatu negara. Indonesia pun menyasar lima negara antara lain Thailand hingga India untuk penugasan impor beras.

“Yang saya tahu itu ada India, Pakistan, ada Myanmar, Vietnam, ada Thailand,” ujar Arief, saat konferensi Rembug Pangan, Senin, 27 Maret 2023.

Arief menuturkan, keputusan impor beras 2 juta ton itu merupakan keputusan sulit. Akan tetapi, hal itu terpanjsa diambil agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Bulog tetap aman.

Selain stok CBP kurang, Arief menuturkan, fenomena el nino turut menjadi salah satu pertimbangan pemerintah memutuskan kebijakan impor. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi fenomena el nino sebesar 50-60 persen akan terjadi pada semester II 2023.

“Mudah-mudahan itu tidak terjadi, tetapi kalau itu terjadi, kita semua harus siap. Itu salah satu pertimbangan dari sekian banyak pertimbangan,” ujar dia.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya