Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara) Mukroni menilai, daging kerbau impor beku asal India yang kini dijual Rp 85.000 per kg di pasar ritel masih terlalu mahal untuk dijual di warteg.
Menurut dia, pengusaha warteg masih memilih jual menu olahan tetelan daging sapi yang harganya lebih murah dua kali lipat dibanding daging kerbau impor.
Meskipun daging kerbau impor tersebut dijamin halal dan dijanjikan empuk, tapi Mukroni menilai, pelanggan warteg masih lebih memilih daging tetelan yang harganya ramah di kantong.
Advertisement
"Masih mahal (daging kerbau impor beku), belum masuk, paling daging tetelan yang masih murah. Daging tetelan di harga Rp 30-40 ribu, sama dengan harga ayam," ujar Mukroni kepada Liputan6.com, Jumat (14/4/2023).
Di sisi lain, ia menambahkan, menu olahan daging sapi sejauh ini sudah jarang dihidangkan di warteg. Pelanggan juga cenderung lebih suka menu-menu murah andalan kios nasi, semisal telur ayam atau tempe tahu.
"Warteg sedikit yang jual daging. Pelanggan warteg biasanya (beli) daging yang tetelan yang murah. Semenjak pandemi peminat daging kurang, mungkin mahal dan daya beli belum mampu," ungkapnya.
"Mereka (pelanggan) paling ke ayam, ikan, dan yang murah telur terus turun ke tempe dan tahu," kata Mukroni.
Bulog Jual Daging Kerbau Impor Rp 90 Ribu per Kg
Perum Bulog akan menjual daging kerbau impor dari India dengan harga Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas), mengatakan pihaknya akan mendistribusikan daging kerbau impor ke pasar dan ritel-ritel modern.
"Dijualnya ke konsumen itu Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu per kg. Nanti ada di ritel-ritel modern di freezer ini sudah tertera harganya. Jadi tidak bisa lebih dari itu, ini ada kemasan 1 kg, itu mempermudah konsumen untuk membeli," kata Budi Waseso (Buwas) dalam monitoring pembongkaran daging kerbau impor beku, di Tanjung Priok, Rabu (12/4/2023).
Buwas mengungkapkan, daging kerbau dari India berhasil diimpor ke Indonesia sebanyak 18 ribu ton.
"Jadi ini 18 ribu ton datang untuk kepentingan puasa lebaran. Disiapkan alternatif selain sapi. Ini dari India, daging kerbau," ujarnya.
Lebih lanjut Buwas menjelaskan, sebenarnya Pemerintah menargetkan alokasi kebutuhan daging kerbau impor adalah 100 ribu ton. Namun, untuk saat ini baru mampu mendatangkan 18 ribu ton daging kerbau impor.
Padahal, kata Buwas, targetnya 20 ribu ton daging kerbau yang datang hari ini. Tapi dari India hanya sanggup 18 ribu ton saja.
Advertisement
Impor Bertahap
Kendati demikian, Buwas menegaskan, kedepan Perum Bulog akan melakukan impor daging kerbau secara bertahap hingga mencapai target 100 ribu ton.
"Saya ngecek kedatangannya hari ini dengan pak Dirjen Perdagangan, kita ngecek kedatangan daging impor untuk kebutuhan puasa lebaran ini dari alokasi kita 100 ribu ton baru datang 18 ribu ton yang seyogyanya kita harapkan 20 ribu, tapi yang baru datang 18 ribu ton nanti ini bertahap," jelas Buwas.
Adapun daging kerbau impor tersebut sebagai pengganti daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia menjelang lebaran 2023.
Jamin Tak Dipakai Industri
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas), memastikan 18 ribu ton daging kerbau impor dari India didistribusikan ke pasar dan ritel modern, bukan ke industri.
"Pasar dan swalayan karena bentuknya sudah kiloan. Jadi ini tidak akan lari ke industri," kata kata Budi Waseso (Buwas) dalam monitoring pembongkaran impor daging kerbau beku, di New Priok Container Terminal One (NPCT1) - Tanjung Priok pada Rabu (12/04).
Buwas mengungkapkan, saat ini sudah terdata 11 distributor yang siap menyalurkan daging kerbau impor tersebut. Namun, sebenarnya ada 100 lebih calon distributor yang mendaftar ke Bulog. Tapi yang memenuhi persyaratan hanya 11 distributor saja.
"Ada yg dari bulog ke ritel, ada dari distributor kita yang sudah memenuhi syarat dan downline persyaratan itu yang kita berikan. Distributor nya sementara ini yang memenuhi syarat baru 11 (distributor), yang minta sih lebih dari 100, tapi yang memenuhi syarat baru 11, Kita nanti diskusi ini dengan bulog di wilayah," jelasnya.
Rencananya Perum Bulog akan menjual daging kerbau impor dari India dengan harga Rp 85.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.
"Dijualnya ke konsumen itu Rp 85 ribu sampai Rp 90 ribu per kg. Nanti ada di ritel-ritel modern di freezer ini sudah tertera harganya. Jadi tidak bisa lebih dari itu, ini ada kemasan 1 kg, itu mempermudah konsumen untuk membeli," ujarnya.
Sebagai informasi, Pemerintah memberikan penugasan kepada Perum BULOG untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton pada tahun 2023 ini, sebagai alternatif pilihan bagi konsumen dalam memenuhi ketersediaan akan daging, serta menjaga stabilisasi harga daging di tingkat konsumen, khususnya pada momen Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
"Saya ngecek kedatangannya hari ini dengan pak Dirjen Perdagangan, kita ngecek kedatangan daging impor untuk kebutuhan puasa lebaran ini dari alokasi kita 100 ribu ton baru datang 18 ribu ton yang seyogyanya kita harapkan 20 ribu, tapi yang baru datang 18 ribu ton nanti ini bertahap," pungkasnya.
Advertisement