Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta pengusaha untuk melirik berbagai opsi pemanfaatan panas bumi di Indonesia. Mengingat, ada potensi 23,7 GW yang tersebar di berbagai daerah.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menyebut opsi-opsi pemanfaatan panas bumi perlu dilihat sebagai upaya optimalisasi potensi yang ada. Sehingga penggunaannya bisa lebih maksimal kedepannya, tak bergantung pada panas bumi sebagai pembangkit listrik.
Baca Juga
Dadan mengacu pada upaya Jepang yang mengarahkan panas bumi untuk digunakan sebagai sumber untuk membuat pemandian air panas (onsen). Opsi ini, menurut Dadan, bisa mulai dijajaki oleh Indonesia.
Advertisement
"Apakah case-nya seperti di kita akan bagus kalau kita dorong, optimalisasi dari resources, berpikirlah ke arah sana," kata dia pada Launching IIGCE 2023, di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Dia berujar, pada konteks bauran energi baru terbarukan (EBT), panas bumi jadi salah satu yang potensial. Dia juga mengakui pihaknya masih menghitung agat bauran EBT ini bisa bertambah kedepannya.
Dadan mengatakan, jika pengembang panas bumi mengacu pada produksi listrik saja, tantangannya adalah suplai dan permintaan dari PT PLN (Persero) sebagai perusahaan yang menyerap hasil produksinya.
"Listrik kalau basisnya adalah on-grid, ya kita nanti terkunci dari suplai demand yang ada dari PLN. Tapi sekarang kan mulai ada yang di Sumbawa, ini kan arahnya menarik ya, ini akan terintegrasi dengan pertambangan," kata dia.
"Kita juga bisa nih mencari potensi-potensi yang lain sehingga yang dikembangkannya itu tidak yang konvensional terus. Tapi gak tau apakah itu yang paling dipengenkan oleh temen-temen (pengusaha) semua," sambungnya.
Skema Bisnis Baru
Lebih lanjut, Dadan menilai, dengan melirik opsi pemanfaatan tadi akan menjadi satu langkah bisnis yang baik. Artinya, bisa disebut kalau pemanfaatan panas bumi semakin optimal.
"Menurut saya, opsi-opsi mencari pola-pola skema bisnis baru untuk pengembangannya ini sangat bagus," ungkapnya.
Contoh lain, Dadan menyebut soal rencana kerja sama yang sudah ditandatangani antara Pertamina Geothermal Energy (PGE), Pertamina Power Indonesia (PPI) dengan perusahaan listrik asal Jepang. Salah satunya adalah kerja sama pemanfaatan listrik hasil panas bumi.
"2 bulan lalu saya ke Jejpang denga pak menteri disitu Ada MOU dengan Pertamina, ini PPI atau PGE, itu ada MoU dengan salah satu perusahaan liatrik disana, bukan untuk menjual listrik panas bumi disini dibawa ke Jepang, bukan," urainya.
"Tapi bagaimana manfaatkan dari salah satu dari optimalisasi resources yang ada, karena mungkin tidak bisa cepat masuk ke grid-nya PLN, ya kita simpan listriknya. Kita tetap produksi lisirknya dna kita simpan," ungkapnya.
Dadan mengungkap, melakukan konversi ke hidrogen jadi salah satu opsi yang bisa diambil dalam proses kerja sama tersebut. Namun, dia juga masih menghitung nilai keekonomian dari proses konversi itu.
"Ada kajian yang sekarang sedang berjalan nanti di PGE, itu diubah menjadi hidrogen meskipun saya masih men-challenge sih, betul gak bahwa secara keekonomian itu masuk," bebernya.
Advertisement
Bidik Kerja Sama
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik kerja sama di sektor pengembangan panas bumi tanah air. Salah satunya melihat adanya peluang melalui pameran panas bumi berskala internasional.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menilai perlu adanya pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia. Kerja sama yang dimaksudnya, diharapkan bisa didapat melalui gelaran 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023 yang digelar September 2023 mendatang.
"Mengundang stakeholder, partners, untuk ikut berpartisipasi dalam forum ini. InsyaaAllah jadi forum terbaik bagaimana stakeholder panas bumi bisa ada platform untuk bertemu, sharing dan komunikasi dan menignkatkan kerja sama dari korporasi maupun pengembangannya," ujar dia dalam Launching IIGCE 2023, di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Gelaran ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) hingga dukungan dari Asosiasi Panas Bumi Internasional. Dadan berharap mampu ada upaya dalam optimalisasi sektor panas bumi di dalam negeri lewat gelaran ini.
"Agar bagaimana kita dapat mengoptimalkan sumber daya ini, untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum API Prijandaru Effendi mengunkapkan ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Pertama, soal harga keekonomian. Kedua, mengenai regulasi yang sedang dirembuk oleh pemerintah.
"Mudah-mudahan (melalui gelaran IIGCE 2023) dapat membantu pemerintah menggalakkan energi baru terbarukan di Indonesia, itu gunanya kita gelar setiap tahun untuk menarik investasi di Indonesia," kata dia.
IIGCE 2023
Informasi, 'The 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023' bakal digelar pada 20-22 September 2023 mendatang. Acara ini bakal memuat konvensi, eksibisi, technical paper, pre-conference workshop, serta field trip yang akan dilaksanakan sebagai penutup.
Mengangkat tema 'A Call for Geothermal Resources Optimization', API mengajak setiap pihak untuk turut kembali memfokuskan pada pengoptimalan sumber daya panas bumi Indonesia.
Mengingat, kata Prijandaru, potensi panas bumi di Indonesia yang cukup besar yang dinilai belum secara maksimal dimanfaatkan.
"Kami bisa jamin panas bumi industri seksi buat kita dna kita siap investasi asalkan diberikan keyakinan dan (jaminan) investasi," kata dia.
Advertisement