Liputan6.com, Jakarta Bank investasi asal Amerika Serikat, Morgan Stanley dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memangkas 7 persen tenaga kerjanya di Asia-Pasifik.
Mengutip US News, Selasa (16/5/2023) karyawan Morgan Stanley di China diperkirakan akan menjadi yang paling terdampak dalam PHK terbaru bank investasi itu, karena hubungan yang memburuk dengan AS dan pertumbuhan ekonomi yang lemah.
Baca Juga
Morgan Stanley kemungkinan akan mulai berkomunikasi dengan bankir yang terkena dampak PHK pekan ini, dengan lebih dari 40 pekerja berisiko, termasuk unit pasar modal, menurut seorang sumber terkait kabar tersebut.
Advertisement
Divisi lain mungkin juga sedikit terpengaruh, menurut sumber itu, menambahkan keputusan akhir tentang jumlah pemutusan hubungan kerja belum dibuat.
PHK di Asia merupakan bagian dari rencana Morgan Stanley untuk mengurangi sekitar 3.000 pekerjanya secara global pada akhir kuartal ini.
Perusahaan yang berbasis di New York itu telah memberhentikan sekitar 50 pekerja sejauh ini di Asia, dan sejumlah besar dari mereka adalah bankir yang berfokus pada pelayanan di China.
Beberapa putaran pemutusan hubungan kerja secara berurutan jarang terjadi di Asia. Di Morgan Stanley, wilayah tersebut telah memberikan kontribusi sekitar 13 persen terhadap pendapatan bersih grupnya dalam lima tahun terakhir, mencapai USD 6,7 miliar pada akhir 2022 lalu.
Sebelum keputusan PHK, Morgan Stanley melaporkan pendapatan bersih kuartal pertama sebesar USD 2 miliar di Asia, turun 2 persen dari periode yang sama tahun lalu, dibandingkan dengan penurunan 25 persen di Eropa, Timur Tengah dan Afrika, menurut pengajuan terbarunya.
Morgan Stanley PHK 3.000 Karyawan di Kuartal II 2023
Diwartakan sebelumnya, PHK kembali melanda bank investasi dan jasa keuangan multinasional asal Amerika Serikat, Morgan Stanley.
Melansir US News, Rabu (3/5/2023) sebuah sumber mengabarkan bahwa Morgan Stanley berencana untuk memangkas sekitar 3.000 pekerjanya pada kuartal kedua 2023, dalam putaran PHK kedua dalam enam bulan.
Sumber itu menyebut, kesepakatan yang lambat dan lingkungan ekonomi yang sulit mendorong bank investasi itu mengurangi jumlah karyawannya, kata sumber itu.
Bloomberg News adalah yang pertama melaporkan tentang PHK terbaru di Morgan Stanley.
PHK terbaru di Morgan Stanley mengikuti kuartal lain di mana biaya dari unit perbankan investasi menurun, menyeret total pendapatan turun hampir 2 persen menjadi USD 14,5 miliar.
Bulan lalu, kepala keuangan Morgan Stanley Sharon Yeshaya mengatakan bahwa pengelolaan biaya adalah prioritas mengingat ketidakpastian pasar yang lebih luas dan inflasi yang tinggi.
Bank investasi di Wall Street itu telah terdampak dari penurunan dalam kesepakatan karena investor menjadi lebih berhati-hati tentang pasar yang bergejolak dan suku bunga The Fed yang naik dengan cepat.
Pada Desember 2022, CEO Morgan Stanley James Gorman juga telah mengatakan bahwa bank akan melakukan pemutusan hubungan kerja "sederhana" di seluruh dunia. Namun saat itu Gorman tidak memberikan angka pasti pada karyawan yang akan terdampak PHK.
Pada akhir Maret 2023, Morgan Stanley tercatat memiliki lebih dari 82.000 karyawan dan PHK akan memengaruhi hampir 4 persen stafnya.
Advertisement
Morgan Stanley PHK 1.600 Karyawan Global, Masih Gara-gara Kondisi Global
Diwartakan sebelumnya, pada 7 Desember 2022 bank Morgan Stanley telah memangkas sekitar 1.600 pekerjaan atau sekitar 2 persen dari tenaga kerja globalnya.
Pemangkasan di Morgan Stanley menjadi yang terbaru dari serangkaian PHK di bank besar Amerika lainnya di tengah perlambatan ekonomi.
Dilansir dari BBC, berita PHK Morgan Stanley muncul setelah kepala eksekutif Morgan Stanley James Gorman memperingatkan bahwa bank akan mengalami kehilangan pekerjaan tingkat "sedang".
Dia menganggap perampingan sebagai hasil yang dapat diprediksi setelah beberapa tahun mengalami pertumbuhan pesat.
Morgan Stanley, yang telah melakukan sejumlah akuisisi dalam beberapa tahun terakhir, mempekerjakan sekitar 82.000 orang secara global pada akhir September 2022, naik dari 75.000 di tahun sebelumnya.
Sebelum Morgan Stanley, Goldman Sachs juga telah melakukan pemangkasan karyawan, yang juga bersiap untuk bonus gaji yang lebih kecil.
Pembayaran pada karyawan di bank-bank Wall Street diperkirakan turun lebih dari 20 persen tahun ini, setelah mencapai rekor pada 2021, menurut pejabat pemerintah kota New York pada Oktober 2022.