Liputan6.com, Jakarta Orang terkaya di dunia Elon Musk menjadi sorotan, di mana sang miliarder tampak tidak aktif dan bungkam saat mengunjungi China pekan lalu. Selain bos Tesla, CEO Goldman Sachs David Solomon juga mengunjungi China.
Mengutip US News, Kamis (8/6/2023) Elon Musk dan David Solomon pun memiliki kesamaan, yaitu di mana keduanya tidak banyak berbicara di depan umum tentang perjalanan mereka yang sebagian besar terdiri dari pertemuan dengan pejabat pemerintah, staf lokal, dan mitra bisnis.
Baca Juga
Acara media dan keterlibatan publik lainnya, yang dulu sering dilakukan sebelum pandemi, sekarang jarang terjadi. Bahkan Elon Musk, yang dikenal kerap aktif di Twitter, tidak membagikan pengalamannya saat mengunjungi negeri tirai bambu.
Advertisement
Pada tahun 2020, miliarder tersebut merayakan pengiriman mobil pertama yang dibuat di pabrik Tesla di Shanghai. Saat itu, acara tersebut terbuka untuk pers. Kali ini, media tidak diundang untuk meliput kunjungan pabriknya.
Begitu juga David Solomon. Pada tahun 2019, dia memberikan wawancara media dan berpartisipasi dalam sejumlah forum.
Tetapi selama perjalanannya pada Maret tahun ini, satu-satunya keterlibatannya yang diketahui adalah pertemuan tertutup dengan regulator, dana kekayaan kedaulatan China, dan di sebuah universitas.
Direktur pelaksana Canada China Business Council Noah Fraser, melihat bahwa para eksekutif AS yang berkunjung ke China tidak lagi mengejar peluang bisnis baru, tetapi berkonsentrasi untuk mempertahankan hubungan bisnisnya.
"Mereka tampaknya tetap menundukkan kepala dan akan makan siang pribadi di mana mereka dapat belajar dari orang-orang di lapangan tentang apa yang terjadi," katanya.
Bloomberg Billionaires Index mencatat, orang terkaya dunia wahid ini Elon Musk kini mengantongi kekayaan bersih sebesar USD 202 miliar atau setara Rp 3 kuadriliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dolar AS). Angka ini menempatkannya di urutan teratas orang terkaya di dunia.
CEO Tesla Elon Musk Kunjungi Tiongkok dan Temui Sejumlah Pejabat, Bahas Apa Saja?
CEO Tesla Elon Musk, diketahui melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menemui beberapa pejabat di Beijing. Ini pertama kalinya ia ke negara itu setelah tiga tahun.
Diketahui, Tiongkok baru membuka lagi perbatasannya dan memulihkan kebijakan nol-Covid mereka pada bulan Desember yang lalu.
Mengutip New York Post, Kamis (1/6/2023), pada hari Selasa, tak lama setelah bos Twitter itu mendarat di Beijing, dia menemui Menteri Luar Negeri China Qin Gang.
Qin mengatakan kepada Musk, Tiongkok berkomitmen untuk meningkatkan lingkungan bisnis bagi investor termasuk Tesla, dan menggunakan metafora mengemudi menggambarkan hubungan China dan AS.
"Kita harus menginjak rem tepat waktu, menghindari mengemudi berbahaya dan terampil menggunakan akselerator untuk mempromosikan kerja sama saling menguntungkan," menurut pernyataan dari Kemenlu Tiongkok.
Kemenlu Tiongkok juga mengutip sang CEO Tesla dan SpaceX, yang mengatakan dirinya bersedia untuk memperluas bisnis di negara itu, serta menentang pemisahan ekonomi AS dan China.
"Kepentingan Amerika Serikat dan China saling terkait, seperti kembar siam, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain," kata Elon Musk.
Lalu pada Rabu waktu setempat, dikutip dari CNA, Musk bertemu dengan Menteri Perindustrian Tiongkok, untuk membahas pengembangan kendaraan energi baru.
Menurut keterangan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, dia menemui Jin Zhuanglong di Beijing, membahas "pengembangan kendaraan energi baru dan kendaraan terkoneksi cerdas".
Advertisement
China Menyambut Baik Kunjungan Elon Musk
Tidak diketahui lebih rinci lanjutan pertemuan tersebut. Perwakilan Tesla tidak menanggapi permintaan soal informasi mengenai rencana perjalanan Musk di Tiongkok.
Namun, berdasarkan laporan media China, Tesla menyambut bos mereka pada hari Selasa dengan makan malam 16 menu, yang berisi makanan laut, daging domba Selandia Baru, mi pasta kedelai tradisional Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning juga mengatakan, negara itu menyambut baik kunjungan para eksekutif internasional "untuk lebih memahami China dan mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan."
Tiongkok merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Tesla juga mengumumkan pada bulan April akan membangun pabrik besar kedua di Shanghai, yang akan jadi pabrik kedua di kota itu setelah Gigafactory, yang mulai dibangun di tahun 2019.
Elon Musk Ingatkan Bahaya AI
Elon Musk di sisi lain, begitu vokal, meski dirinya juga memperhatikan pengembangan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). Dalam konferensi di London baru-baru ini, ahli bisnis ini mengingatkan risiko AI atau kecerdasan buatan.
Menurut Elon Musk, secara umum teknologi memiliki kemungkinan untuk mengontrol manusia. Oleh karenanya, manusia harus hati-hati mengenai seberapa jauh potensi pengembangan AI.
Mengutip Gizchina, Jumat (26/5/2023), secara khusus Elon Musk mengklaim bahwa AI mungkin bisa mengendalikan manusia di masa depan.
Meski hal itu mungkin tidak akan menghancurkan dunia, tetapi merupakan sebuah kemungkinan dan dunia harusnya tidak mengabaikannya begitu saja.
Elon Musk juga mengklaim bahwa AI dapat mengambil alih, "semua keamanan manusia" sehingga menjadikan dirinya semacam "pengasuh super".
"Kecerdasan buatan tingkat lanjut berisiko menghilangkan atau membatasi perkembangan manusia. Superintelligence adalah 'pedang bermata dua'. Jika Anda memiliki jin yang dapat memberdayakan dengan apa saja, itu bahaya," kata Elon Musk.
Advertisement