Menteri Trenggono Minta Tambahan Anggaran Rp 714 Miliar Tahun Depan

Sebelumnya pagu indikatif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar Rp 6,9 triliun. Dengan disetujui tambahan tersebut maka anggaran KKP pada tahun depan mencapai Rp 7,62 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jun 2023, 13:40 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2023, 13:40 WIB
KKP Bahas Kontribusi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Nasional RKP 2023 Bersama DPR
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengadakan rapat kerja bersama Komisi IV DPR membahas mengenai Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) K/L Tahun 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengadakan rapat kerja bersama Komisi IV DPR membahas mengenai Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) K/L dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) K/L Tahun 2024. Dalam rapat ini, Sakti Wahyu Trenggono mengusulkan tambahan anggaran pagu indikatif TA 2024 senilai Rp 714,44 miliar.

Menteri Trenggono menjelaskan, sebelumnya pagu indikatif Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar Rp 6,9 triliun. Dengan disetujui tambahan tersebut maka anggaran KKP pada tahun depan mencapai Rp 7,62 triliun.

"KKP mengusulkan tambahan anggaran 2024 sebesar Rp 714,44 miliar yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan pemerintah dalam penyusunan pagu anggaran 2024," kata Sakti Wahyu Trenggono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/6/2023).

Usulan anggaran Rp 714,44 miliar tersebut akan dipakai untuk membiayai lima program. Rinciannya Rp 200 miliar untuk penambahan biaya operasional kapal pengawas selama 60 hari sehingga total hari layar menjadi 100 hari yang dikelola Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Perikanan dan Kelautan (DJPSDKP).

Kedua, dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) senilai Rp 123,5 miliar. Anggaran ini digunakan untuk operasionalisasi PIT dan PNBP pascaproduksi di 100 lokasi, pengembangan Kalaju di 65 lokasi, serta bakti nelayan di 30 lokasi.

Ketiga, dialokasikan untuk Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) senilai Rp 250 miliar. Usulan anggaran ini digunakan untuk budidaya komoditas unggulan berbasis kawasan dan korporasi kampung perikanan budidaya, serta bantuan pemerintah seperti kincir, pupuk, benih ikan dan rumput laut, hingga pakan mandiri.

Keempat, usulan anggaran sebesar Rp108,54 miliar untuk Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (DJPDS). Anggaran ini pakai untuk gudang beku, pabrik es, cold storage portable, pabrik es portable dan sarana pasca panen di lokasi Kalaju dan Kampung Perikanan Budidaya di 20 lokasi Kalaju dan KPB.

Terakhir, usulan anggaran Rp32,40 miliar untuk Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Anggaran ini akan dialokasikan untuk penguatan mutu hasil perikanan dan peningkatan kapasitas laboratorium untuk pengujian mikroplastik di 18 lokasi.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Menteri Sakti Wahyu Trenggono Optimistis Target 2 Juta Ton Produksi Udang Tercapai di 2024

Ilustrasi panen udang vaname di tambak. (Tira/Liputan6.com)
Ilustrasi panen udang vaname di tambak. (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan saat ini pemerintah sedang fokus mengejar target produksi 2 juta ton udang pada 2024.

"Pada waktu saya diangkat menjadi menteri, ada satu target di 2024 mencapai produksi udang nasional dua juta ton," kata Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui di Kebumen, Rabu (7/6/2023).

Untuk mencapai target tersebut, upaya yang dilakukan, yaitu melalui proyek percontohan tambak Budi Daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

Menurut dia, proyek percontohan BUBK di Kebumen bisa ditiru dan diterapkan oleh para pelaku usaha, termasuk masyarakat pada umumnya.

 

Tidak Mudah

Ilustrasi tambak udang vaname. (Tira/Liputan6.com)
Ilustrasi tambak udang vaname. (Tira/Liputan6.com)

Di samping itu, Trenggono mengatakan, target 2 juta ton produksi udang merupakan hal yang tidak mudah, melainkan butuh usaha yang maksimal.

"Saya kira itu yang message atau pesan yang akan kami sampaikan kalau dicatat bahwa Indonesia bisa mencapai 2 juta ton produksi udang. Saya katakan di sini bahwa kita tidak akan pernah tidak mencapai. Kita sedang berusaha maksimal, mungkin karena ternyata membangun infrastruktur yang sesuai supaya produktivitas bisa maksimal itu butuh waktu," ujarnya.

Trenggono menjelaskan, untuk membangun modeling 60 hektare tambak BUBK di Kebumen saja membutuhkan waktu satu tahun, sehingga jika target 2 juta ton produksi udang belum tercapai, maka menurutnya hal itu bisa tercapai pada 2025 atau 2026.

"Tapi Insyallah kalau tidak tercapai di tahun 2024, mudah-mudahan 2025/2026 bisa terealisasi, sehingga Indonesia bisa menjadi leader di budi daya sektor perikanan," pungkasnya.  

infografis journal
Infografis Journal 8 Aplikasi Milik Pemerintah yang Membantu Berikan Informasi. (Liputan6.com/Trie Yasnie).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya