Liputan6.com, Jakarta - Vietnam berancang-ancang memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai 2030. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan rencana Vietnam tersebut tidak akan membahayakan ketersediaan beras di Indonesia.
“Insya Allah aman, karena kita kan membicarakan juga ini, tidak terus dengan kita menganggap enteng, tidak. Tapi kita juga antarnegara-negara itu kita sudah ada,” kata Budi Waseso dikutip dari Antara, Senin (12/6/2023).
Baca Juga
Perum Bulog menjajaki kerja sama pengadaan beras dengan berbagai negara produsen lain seperti India, Pakistan, Thailand, Vietnam dan Myanmar.
Advertisement
Menurut dia, Indonesia sudah mengamankan kerja sama beras dengan sejumlah negara, sehingga jika terdapat kekurangan di dalam negeri, Indonesia memiliki opsi untuk melakukan impor.
“Kita jajaki semua, dan kita lakukan kontrak-kontrak, deal-deal yang bilamana kita butuhkan kita bisa ambil,” kata Budi.
Vietnam, bersama India dan Pakistan merupakan sumber impor beras terbesar bagi Indonesia. Pada 2022, nilai impor beras Indonesia dari Vietnam mencapai 81.828 ton.
Untuk diketahui, Vietnam bakal memangkas ekspor beras tahunannya hingga 44 persen mulai 2030 mendatang. Artinya, ekspor yang biasanya 7,1 ton hanya menjadi 4 juta ton per tahun.
Vietnam merupakan negara terbesar ketiga untuk ekspor beras dunia.
Berdasarkan laporan yang mengutip dokumen Pemerintah Vietnam tersebut, pengurangan ekspor dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan di dalam negerinya, melindungi lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim, serta meningkatkan ekspor beras berkualitas.
Dengan kebijakan ini, maka ekspor beras Vietnam diperkirakan bakal turun menjadi USD 2,62 miliar per tahun pada 2030, dari sebelumnya mencapai USD 3,45 miliar.
Vietnam Mau Pangkas Ekspor Beras hingga 40%, Mentan Buka Suara
Sebelumnya, Vietnam berancang-ancang memangkas ekspor beras hingga 44 persen mulai 2030. Padahal selama ini, negara ini merupakan salah satu pemasok beras impor ke Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo buka suara perihal rencana Vietnam tersebut. Dia meyakini pasokan beras nasional akan mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat, meskipun Vietnam memangkas ekspornya.
“Beras kita cukup banyak. Coba lihat data Badan Pusat Statistik (BPS). Kita stoknya juga cukup dan kemarin juga sudah ada yang masuk,” kata Mentan melansir Antara di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Syahrul mengatakan seluruh data yang dimiliki pemerintah menunjukkan pasokan beras di dalam negeri aman. Data tersebut dihimpun dari BPS, data pertanian menggunakan satelit dengan kecerdasan buatan, dan laporan manual yang diberikan daerah.
"Semua menunjukkan hal yang sangat positif. Kami pakai data paling rendah, itu di BPS,” ujar dia.
Advertisement
Data BPS soal Beras Impor
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Vietnam memang terbukti menjadi pemasok terbesar beras impor ke Indonesia bersama negara lain seperti India, Thailand hingga Pakistan dalam 5 tahun terakhir.
Tercatat pada 2021 jumlah beras impor Vietnam ke Indonesia mencapai 65.692 ton. Sementara 2020 sebanyak 88.716 ton, di 2019 mencapai 33.133 ton, 2018 mencapai 767.180 ton dan 2017 sebesar 16.599 ton.
Kemudian pada 2022, impor beras Vietnam mencapai 81.828 ton. Jumlah terbesar ketiga di bawah India yang menembus 178.533 ton dan Pakistan 84.407 ton.
Khusus di tahun ini, Perum Bulog telah mendapat tugas untuk melakukan impor beras sebesar 2 juta ton sepanjang 2023.