Liputan6.com, Jakarta Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito tengah melakukan kunjungan ke Indonesia, menjadi negara pertama yang dikunjungi setelah naik tahta pada 2019 lalu.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)Â pun berharap kunjungan Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako ke Indonesia dapat memperkuat persahabatan masyarakat kedua negara.Â
Baca Juga
"Kunjungan Sri Baginda Kaisar bersama Sri Baginda Permaisuri ke Indonesia semakin memperkokoh pondasi persahabatan di antara masyarakat kita," kata Jokowi saat menerima kunjungan kenegaraan Kaisar Naruhito di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, dikutip Rabu (21/6/2023).
Advertisement
"Pondasi kokoh seperti ini diperlukan bagi pengembangan kemitraan strategis dua negara kita ke depannya, terutama di bidang ekonomi," sambungnya.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira melihat bahwa dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, pada tahun 2016 nilai investasi dari Jepang ke Indonesia mencapai 5,4 miliar USD. Kemudian di tahun 2022 kemarin investasi jepang ke Indonesia menurun realisasinya menjadi 3,5 dolar USD.
"Artinya memang fluktuatif tapi ada kecenderungan memang mengalami penurunan kalau investasi langsung," ungkapnya kepada Liputan6.com, Selasa (20/6).
"Dari sisi ekspor, sepanjang Januari hingga Mei 2023 kinerja ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 8,5 miliar USD. Memang ada sedikit koreksi sebesar 4 persen tapi ini angkanya terbilang besar," sambungnya.
Porsi ekspor Indonesia ke Jepang sebesar 8,4 persen dari total tujuan ekspor. Hal ini menjadikan Jepang salah satu mitra yang paling penting yang memang harus ada revitalisasi terutama di momentum kunjungan kaisar Jepang Hironomiya Naruhito, kata Bhima.
"Perlu ada revitalisasi ekspor yang lebih besar khususnya dalam bentuk penetrasi ekspor yang lebih besar khususnya pada barang manufaktur, barang setengah jadi, produk hasil hilirisasi indutri. Juga bagaimana ada kerja sama ekspor produk dan jasa digital," paparnya.
Kerja Sama di Sektor Ketenagakerjaan
Selain itu, Bhima juga melihat, Jepang sendiri membutuhkan Indonesia bila dilihat agresifnya dalam mengakuisisi perbankan dalam negeri.Â
"Hal itu menunjukkan bagaimana Jepang masih memandang Indonesia sebagai negara mitra investasi dan perdagangan yang penting. Karena Jepang sendiri mengalami pengurangan populasi, kemudian usia produktif yang menurun, sementara Indonesia sedang masuk dalam tahap bonus demografi," jelasnya.Â
"Itu artinya Indonesia sebagai pasar basis produksi yang menarik bagi Jepang. Ini yang harus bisa dikerjasamakan, dengan berbagai program kerja sama," tambah dia.
Kalau investasi selain perbankan, menurut Bhima, bisa menarik relokasi pabrik dari Jepang, misalnya pabrik otomotif dan elektronik untuk pindah ke Indonesia.
Selain itu, di Jepang kebutuhan untuk tenaga kerja bagian jasa dan keperawatan juga cukup tinggi, karena mereka membutuhkan tenaga produktif dari Indonesia, khususnya untuk merawat lansia.
"Asalkan SDM kita untuk jasa keperawatan ini bisa bersaing, dengan Filipina," pungkasnya.
Selain itu, Bhima juga berharap kunjungan Kaisar Jepang kali ini dapat membangun kerja sama transisi energi.
Advertisement
Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia, Bisa Dilobi Gabung Proyek Hilirisasi hingga IKN
Kelompok pengusaha Indonesia menilai kunjungan Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito ke Indonesia bisa turut dimanfaatkan untuk memperkuat kerjasama bilateral. Khususnya untuk sejumlah program yang sedang difokuskan pemerintah, mulai dari hilirisasi sampai proyek IKN Nusantara.
Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno menyebut, kunjungan Kaisar Jepang Naruhito sejatinya hanya menambah kedekatan hubungan diplomatik kedua negara.
"Tapi kalau dari sisi pengusaha ada manfaatnya, mendekatkan pengusaha Jepang dengan Indoenesia untuk mengerjakan program hilirisasi dari sumber daya alam indonesia melalui perusahaan patungan," ujar Benny kepada Liputan6.com, Selasa (20/6/2023).
Namun, ia menggarisbawahi, negara harus membuat kesepakatan dahulu dengan pengusaha Jepang untuk menarik mereka ke program hilirisasi. "Contoh, menambah proses pengolahan aluminium Inalum dari aluminium ingot sampai menjadi alluminium slab, dan seterusnya," imbuhnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menyebut, kunjungan Kaisar Jepang ke Indonesia jadi momentum untuk memperkuat hubungan ekonomi dan bisnis antara kedua negara yang sudah berlangsung sekian lama.
"Tentu kunjungan daripada Kaisar Jepang kita harapkan akan semakin mampu meningkatkan hubungan dagang dan juga akan semakin memperkuat kerjasama investasi antara Indonesia dan Jepang," urainya kepada Liputan6.com
Menurut Sarman, kedatangan Kaisar Jepang sangat strategis. Utamanya lantaran Pemerintah RI sedang sangat gencar mendatangkan investor asing.
"Apalagi dengan adanya proyek IKN. Mudah-mudahan ini jadi salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menggaet investor Jepang masuk IKN," ungkap Sarman.
"Tentu peluang-peluang lain kita harapkan semakin besar. Terutama terhadap proyek IKN, karena investor Jepang ini sangat strategis dan sudah sangat-sangat memahami apa yang jadi kekuatan dan kelebihan Indonesia," tuturnya.