Menko Luhut Akhirnya Izinkan Impor KRL dari Jepang, Bukan Bekas Tapi Baru

Menko Luhut tidak mempermasalahkan bila tiga rangkaian KRL baru dari Jepang bisa sampai pada 2025. Sebab, ia telah membuat rencana agar operasi KRL tidak tersendat.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Jun 2023, 20:15 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 20:15 WIB
Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bakal mendatangkan impor 3 KRL baru langsung dari Jepang.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bakal mendatangkan impor 3 KRL baru langsung dari Jepang. Keputusan itu dilakukan lantaran aturan yang ada tegas melarang impor KRL bekas.

"(Impor 3 trainset KRL baru) dari Jepang. Jadi kita tuh tidak mengimpor barang bekas, karena itu melanggar aturan yang ada," kata Menko Luhut di Kantornya, Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Lebih lanjut, Menko Luhut memaparkan rencana untuk menjaga operasionalisasi KRL agar tidak tersendat gara-gara adanya rangkaian kereta yang habis masa pakai. Pertama, disiapkan dana senilai Rp 9,3 triliun bagi PT INKA (Persero) untuk memproduksi KRL buatan dalam negeri.

"Jadi yang kita lakukan adalah membangun sendiri dalam negeri. Jadi ada Rp 9,3 triliun. Itu nanti di Banyuwangi, INKA yang baru, dengan yang di Madiun," terang dia.

"Jadi kita tata pengelolanya sekarang dari BPKP dan KAI. Sehingga aset yang ada bisa kita gunakan dalam negeri," ujar Luhut.

Luhut juga buka kemungkinan masih adanya kekurangan armada dalam sistem operasinya. Sehingga diputuskan untuk mendatangkan 3 rangkaian kereta dari Jepang.

"Yang baru, jangan yang bekas, 3 trainset. Di samping itu, kita siapin lagi penyangga lain kalau diperlukan. Jadi enggak ada masalah," tegasnya.

Namun begitu, ia belum bisa merinci jadwal kedatangan 3 KRL baru tersebut. "Ini nanti diproses, baru kita putusin. Pokoknya waktunya sesegera mungkin. Enggak bisa tahun ini sampai," ungkapnya.

Ia pun tidak mempermasalahkan bila tiga rangkaian kereta itu baru bisa sampai pada 2025. Sebab, Luhut telah membuat rencana agar operasi KRL tidak tersendat.

"Enggak apa-apa. Selama ini masih oke, jadi rute-rute yang tidak terlalu padat kita pindahkan kereta apinya ke tempat yang padat," jelasnya.

Terakhir, dia juga mengaku belum tahu berapa besaran dana yang harus disiapkan. "Nilai impornya kalau 3 trainset tanya aja, mana tahu saya angkanya," pungkas Luhut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Erick Thohir soal Polemik Impor KRL Bekas: Hanya Menutupi Gap 6-7 Bulan ke depan

Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menolak usulan PT KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang serta meminta perseroan membeli produk dalam negeri dari PT Industri Kereta Api. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengusulkan agar PT Industri Kereta Api (INKA) mendapatkan tambahan modal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun pada 2024.

Menurutnya, penambahan modal tersebut diperlukan supaya INKA dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal produksi guna memenuhi kebutuhan gerbong kereta api di dalam negeri.

"Penyehatan daripada INKA membutuhkan tambahan Rp3 triliun sehingga terjadi equilibrium antara produksi gerbong dengan peningkatan dari jumlah kebutuhan kereta api sendiri," kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Erick Thohir mengungkapkan, sebenarnya usulan tersebut telah dibahas dengan pihak terakit seperti dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, hingga Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Adapun dibutuhkan penambahan gerbong kereta api di dalam negeri, sebab pasca pandemi covid-19 terjadi pertumbuhan penumpang yang signifikan, hal itu jauh dari prediksi PT Kereta Api Indonesia (KAI). 

 


Duduk Bersama

Kendati demikian, apabila produksi INKA tidak bisa memenuhi kebutuhan gerbong kereta api. Maka mau tidak mau harus dilakukan impor gerbong kereta api, tapi jumlahnya harus sedikit.

"Kalaupun ada impor seminimal mungkin kita minta karena itu hanya menutupi gap dari kebutuhan beberapa tentu 6 atau 7 bulan ke depan," ujarnya.

Lebih lanjut, mengenai permasalahan impor kereta. Erick meminta supaya PT INKA dan KAI bisa berdiskusi bersama untuk menyamakan data kebutuhan kereta, agar masalah impor KRL bisa menemui titik terang.

"Kedua belah pihak harus duduk bersama supaya datanya ketemu, supaya tidak jadi polemik hiruk pikuk yang tidak ada penyelesaian," pungkas Erick.   

Infografis Journal
Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya