Liputan6.com, Jakarta Archipelagic and Island States (AIS) Forum memaparkan manfaat untuk para nelayan atas diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS yang pertama, yang akan berlangsung pada 11 Oktober 2023 di Bali mendatang
Senior Advisor for Climate and Environmental Governance, AIS Program Manager, Abdul Wahib Situmorang (Ucok) mengatakan, para nelayan tradisional sekarang tidak bisa lagi mengandalkan petunjuk-petunjuk alam, karena ada perubahan iklim. Maka petunjuk-petunjuk alam itu harus dikombinasikan dengan petunjuk-petunjuk ilmu pengetahuan.
Baca Juga
"Nah, salah satu yang didorong melalui forum ini adalah mendorong sebanyak mungkin teknologi yang berbasis ilmu pengetahuan yang bisa dipergunakan nelayan-nelayan tradisional kita," kata Pria yang akrab di sapa Ucok dalam Media Briefing: Road to the 1st High Level Meeting, di Jakarta, Kamis (220/7/2023).
Advertisement
Lebih lanjut, Ucok menjelaskan sebenarnya di Indonesia sudah ada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang rutin menyampaikan informasi mengenai cuaca, yang sangat penting untuk nelayan ketahui sebelum menangkap ikan ke laut.
Namun, hal itu saja tidak cukup. Diperlukan teknologi pendukung lainnya guna memberikan informasi kepada nelayan dimana letak yang tepat untuk menjala ikan di laut dan lainnya.
"Kejadian penting yang nelayan kita perlu tahu, mengenai teknologi yang bisa dipergunakan nelayan-nelayan kita untuk tahu ikannya ada di mana, jenisnya apa, berapa banyak volumenya, itu ada teknologi sekarang ini," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya pengunaan teknologi diharapkan bisa menghemat waktu para nelayan dalam menangkap ikan di laut.
"Itu beberapa manfaat-manfaat yang bisa dirasakan langsung nelyan kita, melalui forum AIS ini karena taglinenya dalah mendorong sebanyak mungkin inovasi-inovasi sebanyak mungkin cara baru mengatasi tantangan mengoptimalkan potensi ekonomi laut yang ada," ujarnya.
Selain itu, kata Ucok, forum ini juga sudah menginisiasi pengalaman dari berbagai negara yang telah sukses menerapkan teknologi untuk membantu para nelayan menangkap ikan. "AIS forum memfasilitasi tukar menukar informasi keahlian tersebut, kita bisa mendatangkan ahli dan juga masyarakat tersebut yang terbukti ke negara lain yang bisa diimplementasikan ke negara kita, people to people, approache itu kan lebih efektif dibandingkan pemerintah yang datang," pungkasnya.
Jurus Pemerintah Dongkrak Kesejahteraan Petani dan Nelayan
Ketersediaan pangan yang memadai sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa dan menjadikannya salah satu prioritas utama Pemerintah dalam menyusun kebijakan.
Dengan memprioritaskan program peningkatan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan, Pemerintah telah menjadikan Ketahanan Pangan sebagai aspek penting dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 2022-2024
Enam+38:44Investasi: Ketika Uang Menghasilkan Uang Di tengah ketidakpastian global akibat dampak pandemi Covid-19, eskalasi geopolitik, hingga perubahan iklim saat ini, peran aktif dan tanggung jawab berbagai pihak juga diperlukan untuk dapat meningkatkan produksi sektor pertanian. Dengan demikian ancaman krisis pangan global dapat teratasi, termasuk dengan memanfaatkan potensi dan kearifan lokal.
“Pemerintah harus terus mengambil langkah-langkah konkrit dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional dengan cara meningkatkan produksi dan memasifkan konsumsi pangan lokal serta mengenalkan ke negara lain sebagai komoditas ekspor,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat secara virtual menyampaikan keynote speech sekaligus membuka acara Pekan Nasional (PENAS) Petani-Nelayan XVI-2023, Sabtu (10/6/2023).
Sebagai wujud komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan, dan petani hutan, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembangunan infrastruktur bendungan untuk penyediaan air, pembangunan sarana transportasi untuk mengurangi logistic cost, pemanfaatan varietas unggul yang adaptif terhadap perubahan lingkungan, dan penerapan pertanian cerdas.
Selain itu, Pemerintah juga telah memfasilitasi penggunaaan alat dan mesin pertanian, penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Perhutanan Sosial (PS) dan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), penerapan pembangunan kelautan perikanan ekonomi biru (blue economy), menumbuhkan start-up muda dan marketplace, hingga memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Advertisement
Kolaborasi
Di samping berbagai upaya tersebut, Menko Airlangga juga mengajak seluruh stakeholders untuk turut berkolaborasi dalam melakukan kerja nyata guna meningkatkan kemampuan dan kemandirian petani, nelayan dan petani hutan agar menjadi lebih produktif, mumpuni dalam literasi bisnis, mampu meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan, serta mandiri dan berdaya saing secara global.
“Pada forum akbar seperti PENAS XVI-2023 ini, sebagai ajang silaturahmi, sebagai wadah promosi hasil pembangunan pertanian, sebagai wadah untuk melakukan evaluasi, koreksi dan penyempurnaan terhadap program-program Pemerintah, sebagai wadah akses teknologi, dan sebagai wadah memperkenalkan bibit-bibit unggul,” pungkas Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Menteri Pertanian, Anggota Komisi IV DPR RI, Anggota DPD RI, Gubenur/Bupati/Walikota se-Indonesia, serta Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional.