Jualan Listrik PLN Tembus 137,12 TWh, Sektor Ini Jadi Penyumbang Terbesar

Sektor bisnis menjadi salah satu penopang pertumbuhan konsumsi dengan realisasi pertumbuhan penjualan listrik PLN hingga 13,07% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Jul 2023, 16:48 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2023, 16:43 WIB
Listrik PLN
Realisasi penjualan listrik PT PLN (Persero) pada semester satu 2023 tercatat sebesar 137,12 Terawatt hour (TWh). Foto: PLN

Liputan6.com, Jakarta Realisasi penjualan listrik PT PLN (Persero) pada semester satu tahun ini tercatat sebesar 137,12 Terawatt hour (TWh). Sektor bisnis menjadi salah satu penopang pertumbuhan konsumsi dengan realisasi pertumbuhan penjualan listrik PLN hingga 13,07% dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan salah satu kontributor pertumbuhan penjualan listrik di semester satu tahun ini adalah sektor bisnis.

Berkembangnya dunia digital di Indonesia menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi listrik khususnya di sektor data center. Sektor pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang bertumbuh tercermin dari pertumbuhan konsumsi di sektor perhotelan dan mall.

"Perseroan berhasil meningkatkan penjualan listrik berkat berbagai program dan produk andalan yang cukup sukses di lapangan. Sehingga, dengan tren baik ini, kami optimistis akhir tahun nanti penjualan listrik PLN bisa melampaui RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan)," ucap Darmawan, Senin (24/7/2023).

Berbagai produk andalan PLN seperti Memberi Terang Membangun Negeri, Terangi Ramadhan dan Promo Harbelnas terbukti mampu memicu peningkatan penjualan listrik untuk pelanggan di sektor bisnis dan rumah tangga.

Sehingga penjualan listrik PLN untuk sektor bisnis mencapai 25,481 TWh atau naik 13,07% Year on Year (YoY) dari Juni 2022.

"Peningkatan konsumsi listrik untuk sektor bisnis adalah kabar gembira untuk kita semua, bukan cuma untuk PLN. Karena ini berarti perekonomian masyarakat kita terus tumbuh," tambahnya.

 

Sektor Lain

Gedung PLN
Tampak Gedung PLN. Realisasi penjualan listrik PT PLN (Persero) pada semester satu 2023 tercatat sebesar 137,12 Terawatt hour (TWh). Foto: PLN

Selain sektor bisnis, penjualan listrik untuk sektor rumah tangga sampai dengan Juni 2023 mencapai 58,69 TWh atau naik 3,2% YoY tahun sebelumnya.

Pemulihan ekonomi dan meningkatnya aktivitas masyarakat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan konsumsi listrik di sektor rumah tangga.

"Saat ini arah electrifying lifestyle semakin berkembang dan diadaptasi baik oleh masyarakat. Kecanggihan teknologi mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi listrik yang lebih besar saat ini," tambah Darmawan.

Dirinya menambahkan, PLN juga telah memetakan potensi-potensi dan menyiapkan strategi untuk terus mendorong penjualan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2023.

"Kami akan terus mencari ceruk-ceruk pasar baru untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan ke pelanggan. PLN ingin listrik ini menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial," pungkas Darmawan.

Stok Setrum Bertambah

PT PLN (Persero) mengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 36,6 megawatt (MW).
PT PLN (Persero) mengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 36,6 megawatt (MW).

Pasokan listrik kembali bertambah. PT PLN (Persero) mengoperasikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) dengan total kapasitas 36,6 megawatt (MW).

Lima pembangkit listrik tersebut terdiri dari PLTA Krueng Isep Ekspansi 10 MW yang terletak di Aceh, PLTA Batu Gajah Ekspansi 6 MW yang terletak di Sumatera Utara, PLTM Sukarame dengan kapasitas 2 x 3,5 MW yang terletak di Lampung, PLTM Anggoci dengan kapasitas 9 MW dan PLTM Sisira Simandame 4,6 MW yang terletak di Sumatera Utara.

Seremonial Commercial Operation Date kelima pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) tersebut dilakukan di sela acara The 11th Indo EBTKE Connex 2023, Kamis (13/7).

Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan, pemerintah terus mendorong pemanfataan keragaman sumber daya energi baru terbarukan (EBT) yang ada di Indonesia.

"Kita punya sumber daya hidro yang di beberapa tempat telah digunakan PLN sebagai based load. Nah, ini yang membuat kami di Kementerian ESDM yakin bahwa kita bisa semakin meningkatkan pemanfaatan sumber daya EBT kita kedepan," ungkapnya.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya terus membangun pembangkit listrik berbasis energi bersih, salah satunya yang bersumber dari air.

"Indonesia memiliki potensi sumber energi air yang melimpah. Hal ini menjadi kekuatan kita untuk bisa beralih dari sumber energi fosil ke sumber energi domestik. Langkah ini sekaligus untuk memperkuat ketahanan energi," kata Darmawan.

PLN terus meningkatkan kapasitas energi bersih untuk mengejar target net zero emission 2060. Pertumbuhan penambahan kapasitas pembangkit berbasis EBT dari tahun ke tahun juga terus tumbuh. Hingga Mei 2023, PLN telah mengoperasikan pembangkit listrik yang bersumber dari air berkapasitas total 5.651 MW.

PLN belajar dari Jepang Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Jokowi Resmikan PLTA Poso dan PLTA Malea
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso di Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (25/2/2022). Pengoperasian PLTA Poso dan PLTA Malea mendukung pencapaian target energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 dan net zero emission 2060. (Dok PLN)

PLN Indonesia Power mencari potensi pengembangan pembangkit ramah lingkungan untuk mendukung program transisi energi, dengan melakukan studi untuk mencari acuan ke berbagai perusahaan di Jepang.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, Jepang memiliki perusahaan-perusahaan yang menjadi pemain utama dalam komitmen dunia menuju Net Zero Emission 2060.

Sebab itu PLN Indonesia Power melakukan benchmark terkait strategi dan teknologi ke J-Power, JERA, JGC dan IHI.

“Merupakan key player perusahaan pembangkit listrik di Jepang, J-Power dan JERA dijadikan PLN IP sebagai objek benchmark dalam penyusunan Rencana Strategis Korporat dan Adopted Technology sebagai awal langkah menuju NZE 2060," kata Edwin, Minggu (16/7/2023).

Edwin mengungkapkan, J-Power menetapkan visi Blue Mission 2050 dengan target penurunan Emisi CO2 sampai dengan 46 persen pada 2040 dan Net Zero Emission pada 2050.

Sementara JERA telah selesai melakukan pengujian cofiring ammonia dan akan meningkatkan penggunaan ammonia hingga 20 persen pada 2024.

Pengembangan teknologi ramah lingkungan yang dijalankan perusahan-perusahaan Jepang tersebut sejalan dengan misi Indonesia Power, yakni terus menggali semua potensi pengembangan pembangkit yang ramah lingkungan di Indonesia, dalam  menjalankan program transisi energi.

 

infografis Otak-Atik Daya Listrik Rumah Tangga
infografis Otak-Atik Daya Listrik Rumah Tangga
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya