Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pendiri SpaceX dan Tesla Inc, Elon Musk akan datang ke Jakarta pada akhir September atau Oktober 2023 dan kemungkinan akan meneken kerja sama di beberapa bidang, di antaranya produksi baterai litium.
“Kita harap proses Starlink (satelit orbit rendah bumi milik Elon Musk) yang digunakan Kementerian Kesehatan di daerah terpencil bisa di-cover rakyat kita di pedesaan dengan internet bagus mungkin akan ditandatangani,” kata Luhut dikutip dari Antara, Selasa (15/8/2023).
Baca Juga
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diketahui berencana menggunakan layanan satelit bumi rendah (low earth orbit/LEO) Starlink milik Elon Musk untuk menyalurkan internet cepat di sejumlah pelayanan kesehatan.
Advertisement
Selain di bidang teknologi untuk layanan kesehatan, Luhut juga mengatakan Elon akan menjajaki potensi investasi di Indonesia untuk pembuatan material baterai litium. Kemungkinan kerja sama pembuatan material baterai litium itu bisa ditandatangani di Jakarta jika proses negosiasi dapat selesai pada September 2023.
Namun, Luhut belum dapat mengungkapkan estimasi nilai investasi yang akan disalurkan Elon melalui perusahaannya ke Indonesia.
“Nanti kita lihat, kalau Elon datang kan akan dilihat,” ujar dia.
Realisasi Investasi Tesla
Menurut Luhut, berdasarkan perkembangan terakhir, Tesla sedang menunda sejumlah realisasi investasi selama 1,5 tahun ke depan di seluruh dunia.
“Termasuk yang di Meksiko yang mereka sudah komitmen itu juga ditunda karena produksi mereka sekarang 3 juta yang tersalurkan itu 1,8 juta. Masih ada 1,2 juta yang masih harus mereka jual,” kata Luhut.
Penundaan realisasi investasi itu, ujar Luhut, karena ketidakpastian ekonomi dunia, dan ketegangan Amerika Serikat dengan China menyangkut Taiwan.
“Mereka hati-hati masalah investasi,” ujarnya.
Setelah menunda investasi dalam 1,5 tahun ke depan, kata Luhut, Tesla menyatakan komitmennya untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai prioritas investasi.
Indonesia Jadi Incaran Investor Asing, Ini Sederet Daya Tariknya
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno mengungkapkan alasan Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki daya tarik tinggi untuk menarik investasi.
Daya tarik itu salah satunya adalah stabilitas politik, hukum, dan kebijakan, yang menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi investor untuk berinvestasi.
Daya tarik kedua adalah, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN, juga terbesar keempat di dunia.
"Ini tentunya merupakan salah satu daya tarik mengapa investor asing mau berinvestasi ke suatu negara salah satunya ke Indonesia, karena memang populasi kita besar, pasar kita besar. Kita menempati 43 persen dari penduduk ASEAN," kata Riyatno dalam konferensi pers Peluang Investasi melalui KTT ke-43 ASEAN pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Pertumbuhan Kelas Menengah
Kemudian tingginya pertumbuhan kelas menengah, yang mencapai 53 juta orang pada tahun 2019 dan sumber daya alam yang luar biasa melimpah.
"Kita sebagai negara yang memiliki yang salah satu contoh menjadi tren adalah nikel. Kita mempunyai itu sekitar 23,3 persen artinya paling tinggi di dunia," papar Riyatno.
Dalam kesempatan itu, Riyatno juga mengungkapkan bahwa jumlah investasi ke wilayah luar Jawa berhasil melampaui wilayah Jawa.
"Alhamdulillah sejak triwulan ketiga tahun 2020 investasi di luar Jawa lebih tinggi dibandingkan di Jawa. Artinya ini untuk menunjukkan bahwa investasi bukan hanya berpusat di Jawa. Karena terus terang ini bukan hal yang mudah, bahwa menekankan investasi ini supaya lebih berkeadilan," imbuhnya.
Advertisement
Aliran Investasi Asing ke ASEAN Lampaui China, Indonesia Kalah Banyak dari Singapura
Deputi Bidang Kerjasama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Riyatno mengungkapkan bahwa Investasi Asing Langsung (FDI) di kawasan ASEAN mencatat pertumbuhan 5 persen di tahun 2022 lalu.
"Porsi arus masuk FDI di kawasan ASEAN alhamdulillah terus meningkat dari yanga walnya kurang dari 15 persen menjadi lebih dari 72 persen dari total FDI secara global," ungkap Riyatno dalam konferensi pers Peluang Investasi melalui KTT ke-43 ASEAN pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Aliran Foreign Direct Investment atau FDI ke ASEAN pada tahun 2022 juga melebihi aliran masuk FDI ke China selama dua tahun berturut turut. Riyatno merinci, ada 6 negara anggota ASEAN yang mencatat arus FDI yang lebih tinggi (salah satunya) Singapura.
Negara tersebut mencatat peningkatan nilai FDI tertinggi, terhitung lebih 60 persen dari FDI di ASEAN.
Namun perlu dipahami bahwa masuknya investasi aliran dana ke Singapura adalah (karena perannya) sebagai hub (pusat). Karena nantinya, ending dari investasi ini, mohon maaf, belum tentu ke Singapura. Dari Singapura misalnya nanti akan ke Indonesia, ke Vietnam, atau mungkin ke negara Anggota ASEAN lainnya," Riyatno menjelaskan.
Aliran Investasi ke Indonesia
Riyatno mengakui, aliran FDI ke Indonesia masih belum melampaui Singapura, namun tetap menjadi salah satu yang tertinggi di ASEAN. Data dari Sekretariat General ASEAN menunjukkan, Indonesia berada di urutan kedua dengan aliran FDI tertinggi di Asia Tenggara, kemudian Vietnam di urutan ketiga, disusul Malaysia, Thailand, Filipina, dan seterusnya.
"FDI dari Amerika Serikat merupakan sumber yang terbesar, naik 6 persen menjadi USD 37 miliar. Dan manufaktur serta keuangan mencakup USD 20 miliar, menyumbang sebagian besar dari FDI terbesar dari AS," bebernya.