Liputan6.com, Jakarta Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid mengatakan, dalam ASEAN Business Advisory Council Business Roundtable on Borneo disepakati Letter of Intent (LOI) menjadikan Ibu Kota Negara (IKN) sebagai epicentrum of growth di Borneo.
Hal itu disampaikan Arsjad Rasjid usai diskusi ASEAN Business Advisory Council Business Roundtable on Borneo, di hotel Sultan Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Baca Juga
"Ini suatu kesepakatan yang baik sekali, kami juga sepakat salah satu epicentrum of growth yang ada di Boneo itu adalah IKN. Makannya tadi dari IKN di jelaskan bagaimana pentingnya IKN untuk epicentrum of growt di Borneo itu sendiri," kata Arsjad.
Advertisement
Lebih lanjut, dalam ASEAN Business Advisory Council Business Roundtable on Borneo juga ada kesepakatan LoI yang disepakati oleh private sektor yang ada di Kalimantan, baik Kalimantan Timur, Barat, Selatan, dan Utara.
"Pokoknya semua provinsi di Kalimantan bersama dengan Serabah, Serawak dan Brunei," ujarnya.
Borneo Economic Community
Arsjad menjelaskan dari kesepakatan tersebut dibuatlah Borneo Economic community, yang tujuannya untuk melihat potensi yang ada di Borneo. Sebab, Borneo (Kalimantan) merupakan salah satu pulau terbesar di dunia.
"Dengan demikian ini lahir atas kesepakatan bersama untuk melihat kekuatan apa yang ada di Borneo sendiri. Borneo itu berarti seluruh Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei dan ada Labuan. Ini semua kerjasama bersama, kenapa penting, karena ini salah satu pulau terbesar di dunia," jelas Arsjad.
Dalam kesempatan yang sama, Alternate Chair of ASEAN-BAC Bernardino Vega menambahkan, bahwa Borneo Economic Community sendiri akan diresmikan pada November 2023 mendatang.
"Kelompok kerja dari beberapa sektor di Kalimantan, Sabah, Sarawak, Labuan, dan Brunei. Dan ini akan kita bentuk satu pokja dan rencananya di bulan November akan di launch Borneo Economic Community secara resmi," pungkas Bernardino.
IKN Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia di Pulau Terbesar ke-3 Dunia
Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid membuka ASEAN Business Advisory Council Business Roundtable on Borneo, di hotel Sultan Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Dalam Borneo Business Roundtable ini mempertemukan para pemangku kepentingan di Kalimantan, untuk mendiskusikan caranya guna menumbuhkan perdagangan intra Kalimantan dan menarik Investasi Asing Langsung.
Dalam diskusi tersebut, kata Arsjad dibahas mengenai hal-hal penting, diantaranya mengenai IKN Nusantara, Ibu kota baru Indonesia, formalisasi Masyarakat Ekonomi Kalimantan (BEC), sebagaimana serta launching pendaftaran minat ke DagangBorneo Digital Marketplace.
Ia menyebut Nusantara menjadi ibu kota masa depan Indonesia yang akan diresmikan pada 17 Agustus 2024, bertepatan dengan HUT RI ke-79. Kota baru ini bertujuan untuk menjadi kota inklusif yang hijau dan berkelanjutan.
Arsjad berharap adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) bisa menjadi berkah bagi semua pihak, termasuk berkah bagi negara-negara tetangga di ASEAN.
"Didiskusi pada hari ini kita akan mendalami topik-topik yang krusial, kita akan memperoleh wawasan tentang Nusantara Ibukota Indonesia yang baru yang akan diresmikan tahun depan di 2024. Kita ingin agar ibukota negara ini bisa menjadi berkah bagi kita dan negara-negara tetangga dan negara bisnis kita," kata Arsjad.
Â
Advertisement
Kalimantan Pulau Terbesar di Asia
Lebih lanjut, Arsjad menyampaikan bahwa Kalimantan adalah pulau terbesar di Asia dan terbesar ke-3 di dunia. Dengan jumlah penduduk sebesar sekitar 24 juta jiwa di tiga negara yang mendiami Kalimantan, terdapat potensi yang signifikanmeningkatkan perdagangan di Brunei, Kalimantan, Labuan, Sabah dan Sarawak.
"Formalisasi komunitas di Borneo juga akan menjadi sesuatu yang sentral untuk memastikan bahwa prioritas-prioritas ASEAN dan legacy projectnya tetap diusung mulai dari tranformasi digital sampai pembangunna berkelanjutan, perdagangan investasi, dan lain-lainnya," ujarnya.
Selain itu, Arsjad menegaskan, dalam Borneo Business Roundtable ini tidak hanya dimotivasi oleh keinginann ekonomi saja, melainkan mendorong Borneo secara cepat menjadi komponen utama untuk penghidupan masyarakat. "Sebagai pemimpin, CEO dan para pemangku kepentingan kita mengemban tanggung jawab untuk menghasilkan suatu lingkungan, dimana pertumbuhan adalah inklusif untuk semua, dan kerjasama melampau batas-batas negara," pungkasnya.