Liputan6.com, Jakarta Wisata Gunung Bromo untuk sementara ditutup total. Penutupan kawasan wisata ini lantaran kebakaran lahan di kawasan Bukit Teletubbies wilayah Gunung Bromo.
Diberitakan sebelumnya, menurut informasi dari video yang dibagikan akun @pesonalumajangmovment, api berasal dari flare yang dinyalakan pengunjung hingga mengenai dahan kering, lalu api merambat dan kebakaran makin meluas.
Baca Juga
"Ini orang-orang sudah membuat kebakaran seperti ini tapi masih santai-santai ya," kata seseorang dalam video tersebut.
Guide wisata Gunung Bromo Bima Angriawan Pratama saat dihubungi Liputan6.com, Kamis pagi (7/9/2023) mengatakan, pelaku sudah diamankan ke Polres Probolinggo untuk dimintai keterangan.
Advertisement
Pantauan di lapangan hingga Kamis pagi (7/9/2023) asap kebakaran hutan masih terlihat dari kawasan Bukit Teletubbies Gunung Bromo. Bima bersama para guide wisata Gunung Bromo rencananhya saat ini akan menuju ke lokasi kebakaran membantu memadamkan api
"Luas area yang terbakar cukup luas," katanya.
Harga Flare
Flare ini sebenarnya sering digunakan di berbagai acara, seperti sering terlihat di tribun penonton stadion. Hanya saja, sekarang, penoton pertandingan bola di stadion sudah tak boleh membawa barang ini.
Dikutip dari beberapa laman jual beli online, flare ini dijual dengan beragam harga. Untuk flare dijual eceran dengan harga mulai dari Rp 50.000 per pcs hingga 100 ribu per pcs, tergantung dari besar dan durasi flare menyala.
Sementara untuk harga flare per box nya juga beragam, mulai dari Rp 200.000 per box isi 4 pcs, hingga ada yang Rp 350.000 per box.
Apa Itu Flare? Benda yang Disebut Jadi Penyebab Kebakaran Bukit Teletubbies Gunung Bromo
Mengutip dari berbagai suber, flare dalam Bahasa Indonesia adalah "suar". Benda ini merupakan piroteknik, yaitu salah satu instrumen yang banyak dipakai pada peroketan, juga pada roket bertingkat atau Strap On Booster.
Suar, atau flare adalah salah satu bentuk piroteknik yang menghasilkan cahaya yang sangat terang atau panas tinggi tanpa menghasilkan ledakan. Umumnya flare digunakan untuk memberi tanda, penerangan dan alat pertahanan militer.
Secara umum, flaremenghasilkan cahaya yang dihasilkan dari pembakaran logam magnesium, kadang-kadang dicampur dengan logam lain untuk menghasilkan warna yang berbeda-beda. Flare kalsium digunakan di bawah air untuk penerangan.
Selain itu, dalam konteks kemiliteran, flare dipakai sebagai alat pertahanan anti peluru kendali. Biasanya flare diaplikasikan di pesawat tempur atau helikopter. Flare ini mengandung bahan kimia piroteknik cair atau padat yang mudah terbakar.
Flare memiliki karakter mudah terbakar. Ketika dilepas, alat ini segera terbakar yang menghasilkan panas yang lebih tinggi dibandingkan panas mesin yang akan mengelabui sensor inframerah peluru kendali berpemandu inframerah musuh.
Advertisement
Bromo Ditutup Total Akibat Kebakaran di Bukit Teletubbies, Pengunjung Diminta Jadwal Ulang Kedatangan
Wisata Gunung Bromo ditutup total akibat kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau bukit teletubies karena adanya wisatawan membawa dan menyalakan flare saat prewedding.
"Untuk kelancaran proses pemadaman dan memperhatikan keamanan pengunjung, wisata Gunung Bromo ditutup secara total," tulis Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) dalam pengumumannya, Kamis (7/9/2023).
Kabag TU TNBTS, Septi Eka Wardhani menyatakan, untuk pengunjung yang telah melakukan pembelian tiket secara online, dapat mengajukan reschedule saat Bromo kembali dibuka.
"Tata cara reschedule akan diinfokan pada kesempatan lain," ujar Septi Eka Wardhani.
Dia menyatakan, pembukaan kembali wisata Bromo belum bisa ditentukan.
Septi menyatakan, saat ini, terduga pelaku penyebab kebakaran telah di amankan ke Polres Probolinggo untuk di mintai keterangan dan penyelidikan lebih lanjut.
"Hasil evaluasi adalah ketika himbauan kami melalui medsos, cyber dan media lainnya sepertinya yang diabaikan. Dan pelaku sudah diamankan di Polres Probolinggo," ucapnya.
Saat ini, TNBTS lebih fokus pada pengendalian dan pemantauan kawasan.
Septi mengimbau kepada masyarakat, pengunjung, dan pelaku jasa wisata untuk menjaga Kawasan TNBTS dari kebakaran hutan.Â
Caranya dengan tidak menyalakan api dan sejenisnya seperti petasan, kembang api, dan flare di kawasan wisata.Â
"Demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bersama serta melaporkan kepada petugas jika menemukan titik api di dalam Kawasan TNBTS," pungkasnya.