Program Irigasi Perpompaan Selamatkan 48 Hektare Lahan Pertanian di Banjarmasin

Sebagai langkah mitigasi kekeringan di tengah El Nino, Kementerian Pertanian mengimbau kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota di Banjarmasin untuk memanfaatkan berbagai sumber air yang tersedia.

oleh Fachri pada 12 Sep 2023, 10:35 WIB
Diperbarui 12 Sep 2023, 10:34 WIB
Pertanian.
Irigasi Perpompaan yang dikelola Kelompok Tani Berkat Rakat. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Banjarmasin Sebagai langkah mitigasi kekeringan di tengah El Nino, Kementerian Pertanian mengimbau kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota di Banjarmasin untuk memanfaatkan berbagai sumber air yang tersedia. Salah satu solusi yang sudah dihadirkan Kementan untuk menyiapkan sumber air adalah dengan menggencarkan program irigasi perpompaan.

Di Banjarmasin sendiri, terdapat beberapa kelompok tani yang sudah memaksimalkan program tersebut, yakni Kelompok Tani Berkat Rakat. Pompa yang dikelola oleh Kelompok Tani Berkat Rakat pun dipastikan berfungsi secara baik dan bisa menyelamatkan lahan pertanian seluas 48 hektare.

Berkaitan dengan itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menilai bahwa strategi pompanisasi dan pipanisasi yang diterapkan Ditjen PSP merupakan langkah mitigasi kekeringan sudah berjalan efektif. Ia menegaskan, petani bisa tetap bercocok tanam meski terancam kekeringan.

“Pompanisasi dan pipanisasi menurut saya adalah program yang sangat efektif karena bisa menanam dengan hasil tiga kali lipat. Sistem ini juga sangat efisien menghemat anggaran negara,” ujarnya.

Langkah Kementan

Pertanian.
Lahan pertanian di Banjarmasin.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil menjelaskan bahwa Kementan telah melaksanakan banyak program pengembangan bangunan konservasi air, seperti embung, irigasi perpompaan dan perpipaan.

"Sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau,” jelasnya.

Selain itu, Kementan juga akan memprioritaskan dan mengawal pemanfaatan sumber-sumber air sebagai suplesi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.

“Kami segera mengindentifikasi sumber air alternatif yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan melalui perpompaan dan irigasi air tanah dangkal,” ujar Ali Jamil.

"Saat ini, kondisi tanaman tinggal menunggu panen, perkiraan panen pada bulan Oktober. Jenis lahan yang dipanen merupakan lahan rawa pasang surut," tambahnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Banjarmasin, M. Makhmud mengatakan bahwa dukungan kegiatan Irigasi Perpompaan sangat dibutuhkan untuk mendukung irigasi di lahan persawahan rawa pasang surut.

"Berbeda dengan lahan perwasahan di irigasi teknis, justru dengan cuaca yang kemarau seperti saat ini bisa menjadi berkah untuk lahan pasang surut karena bisa digunakan untuk tanam," katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS pada 2017, Kota Banjarmasin memiliki luas potensial lahan sawah non irigasi sebesar 1.988 hektare dan dengan luas fungsional kurang lebih 900 hektare yang merupakan lahan sawah pasang surut dan lahan sawah lebak.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya