Anak Usaha Pertamina Pamer Kekuatan Industri Maritim Indonesia ke Taruna

PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menggelar kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di institusi pendidikan pelayaran nasional untuk berbagi ilmu dan memotivasi para calon pelaut muda untuk memajukan industri maritim Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2023, 19:30 WIB
PT Pertamina International Shipping (PIS)
PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menggelar kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di institusi pendidikan pelayaran nasional untuk berbagi ilmu dan memotivasi para calon pelaut muda untuk memajukan industri maritim Indonesia. (Dok. PIS)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menggelar kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di institusi pendidikan pelayaran nasional untuk berbagi ilmu dan memotivasi para calon pelaut muda untuk memajukan industri maritim Indonesia.

PGTC kali ini berlangsung di Politeknik Pelayaran Sumatera Barat (Poltekpel Sumbar). Hadir dalam acara PGTC antara lain Direktur SDM dan Pengembangan Bisnis PIS Surya Tri Harto, Direktur Operasi PIS Brilian Perdana, VP Stakeholder Relations & Management Rifky Rakhman Yusuf, dan Direktur Poltekpol Sumbar H. Irwan.

Masih mengusung tema ‘Oceans Worth Protecting’ yang merupakan tema besar hari pelaut sedunia untuk tahun ini , rangkaian acara PGTC dimulai dengan seremoni upacara pembukaan, sesi diskusi, games, sesi perkenalan produk My Pertamina, dan penyerahan bantuan senilai puluhan juta rupiah untuk Poltekpel Sumbar, Universitas Andalas, dan Universitas Negeri Padang.

“Pertamina Group menggelar acara goes to campus ini karena bagi kami anda semua penting, kami menyadari bahwa tidak mungkin bisa punya masa depan yang baik tanpa ditunjang oleh SDM yang berkualitas,” ujar Direktur SDM dan PB Surya Tri Harto, pada acara tersebut.

Surya menjelaskan di sektor industri maritim dan logistik yang tengah dijalani oleh PIS, salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mendapatkan sumber daya yang memiliki kapabilitas, mentalitas, prilaku, dan berwawasan yang unggul untuk mendukung visi PIS menjadi perusahaan yang terkemuka di Asia.

Saat ini, kata dia, PIS yang memiliki 98 kapal milik dan mengoperasikan lebih dari 784 kapal sudah sangat diperhitungkan posisinya di kancah global. “Kapal-kapal kita sudah berlayar di 26 rute internasional, untuk tingkat Asia Tenggara kita bisa dibilang yang terbesar,” ujarnya.

Sambangi Kampus

VP Stakeholder Relations & Management Rifky Rakhman Yusuf mengatakan kegiatan Pertamina menyambangi kampus-kampus dan insititusi pendidikan sudah berlangsung sejak tahun 2004. Sempat berhenti sementara akibat pandemi, dan tahun ini mulai digencarkan kembali.

“Saat ini kami berkesempatan bertatap muka dengan Poltekpel Sumbar untuk berbagi tentang perkembangan Pertamina saat ini, sekaligus bertemu langsung dengan para calon penerus bangsa yang bisa jadi akan menjadi bagian Pertamina dan membawa Pertamina semakin maju di kemudian hari,” ujarnya.

Direktur Poltekpel Sumbar H. Irwan mengapresiasi kedatangan Pertamina dan PIS ke wilayah Sumbar melalui kegiatan PGTC. “Kami tentunya membutuhkan ilmu langsung dari pelaku bisnis seperti Pertamina yang bisa berbagi ilmu praktikal. Harapannya edukasi yang diberikan pada hari ini nantinya bisa menjadi bekal bagi para taruna taruni untuk ke depannya.”

Gencar Bangun Infrastruktur, Indeks Kompetitif Logistik Indonesia Bakal Melesat

PT Pertamina International Shipping (PIS) mencetak laba USD 205,01 juta sepanjang 2022. Kinerja positif yang dicatatkan oleh PIS di 2022 tak lepas dari berbagai strategi perusahaan dalam ekspansi bisnis. (Dok Pertamina)
PT Pertamina International Shipping (PIS) mencetak laba USD 205,01 juta sepanjang 2022. Kinerja positif yang dicatatkan oleh PIS di 2022 tak lepas dari berbagai strategi perusahaan dalam ekspansi bisnis. (Dok Pertamina)

Kawasan Asia Tenggara diyakini memiliki potensi untuk terus mengembangkan market dan meningkatkan tingkat kompetitif logistik di kancah global. Perkembangan industri e-commerce yang semakin pesat ditambah dengan tren bisnis berkelanjutan ramah lingkungan, akan menjadi tantangan sekaligus peluang menjanjikan.

Pembahasan sektor logistik ini diulas dengan intens dalam rangkaian event ASEAN Indonesia 2023, Bloomberg Executive Lunch Session “Navigating The ASEAN’s Logistics Landscape, Overcoming Complexity for Success” dengan pembicara antara lain; CEO PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) Jodi Mahardi, pengamat ekonomi politik Asmiati Malik, dan Managing Partner McKinsey Indonesia Khoon Tee Than.

“Bisa dilihat dengan jelas bahwa di Asia Tenggara, market industri logistik sedang berkembang pesat pada saat ini,” papar Jodi, dikutip Minggu (10/9/2023).

Perkembangan ini didorong antara lain berkembangnya industri e-commerce, konektivitas sambungan berkecepatan tinggi yang terus tumbuh, dan digitalisasi. Dengan rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari 2023 hingga 2030 sebesar 10,7% , menurut Jodi, ini juga bisa menjadi peluang tumbuhnya pendapatan di sektor perkapalan.

 

Indeks Kompetitif Logistik

Kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali mencetak prestasi. Kali ini giliran kapal Gas Arjuna yang sukses lolos Paris MoU
Kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali mencetak prestasi. Kali ini giliran kapal Gas Arjuna yang sukses lolos Paris MoU yang artinya memenuhi seluruh standar internasional yang diperlukan untuk kibarkan bendera Indonesia di benua Eropa. (Dok. PIS)

Indonesia, kata dia, memiliki potensi untuk menaikkan indeks kompetitif logistik mengingat dalam 10 tahun terakhir telah gencar membangun proyek-proyek infrastruktur strategis untuk mendukung sistem logistik.

“Tentunya tantangan Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau, di sini salah satu strateginya adalah dengan membantu konektivitas antar pulau. Dari sisi kebijakan, kita juga perlu mendorong digitalisasi di segala aspek,” katanya.

Jodi juga menyoroti soal ekonomi hijau yang akan menjadi potensi bisnis logistik dalam upaya transisi energi dalam mendukung Net Zero Emission 2060 .

“Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan," tutur dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya