Liputan6.com, Jakarta Social engineering atau kejahatan berbasis digital di dunia perbankan semakin hari semakin marak terjadi. Tak sedikit masyarakat Indonesia yang terperangkap dalam jerataan kejahatan perbankan tersebut dan menderita kerugian sangat banyak.
Sebagaimana diketahui, kejahatan perbankan tersebut merupakan teknik manipulasi yang dilakukan oleh fraudster atau oknum yang tidak bertanggung jawab guna mendapatkan akses informasi pribadi yang bersifat rahasia (data transaksi, user, password dompet digital bahkan aplikasi mobile banking) untuk melakukan transaksi perbankan.
Baca Juga
Super Apps BRImo dan Layanan 721 Ribu E-Channel BRI Dipastikan Handal dalam Rangka Natal dan Tahun Baru
BRI Pastikan Kehandalan Super Apps BRImo dan Optimalkan Layanan 721 Ribu E-Channel dalam Rangka Natal dan Tahun Baru
Dinilai Sajikan Informasi Akurat dan Transparan, BRI Sabet Dua Penghargaan dari Komisi Informasi Pusat
Selain itu, semakin hari, modus kejahatan perbankan tersebut mengalami evolusi. Kejahatan perbankan yang paling marak terjadi adalah ketika pelaku menggunakan nomor tak dikenal membagikan link atau file APK yang menyerupai undangan pernikahan atau dokumen pengiriman barang melalui aplikasi chat seperti WhatsApp dan SMS.
Advertisement
Modus tersebut bertujuan agar nasabah tertarik untuk meng-klik link dan membocorkan data transaksi yang bersifat rahasia dan bahkan meng-install aplikasi bodong (berformat APK) sehingga data diambil oleh fraudster.
Perangi Kejahatan Perbankan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia terus berupaya memerangi berbagai kejahatan perbankan, termasuk soceng demi keamanan dan kenyamanan nasabahnya.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengimbau kepada seluruh nasabah dan masyarakat untuk selalu waspada terhadap berbagai modus tindak kejahatan social engineering.
“Nasabah juga diimbau untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dan data transaksi perbankan kepada pihak mana pun, termasuk kepada pihak yang mengatasnamakan BRI," ujarnya.
"Selain itu, nasabah juga diminta tidak meng-klik link dan meng-install file APK dari sumber-sumber yang tidak dapat dipastikan kebenarannya," jelas Hendy.
Dengan selalu menjaga kerahasiaan data perbankan, serta dengan tetap berhati-hati dalam menerima pesan yang ada, berbagai modus penipuan soceng akan mudah untuk dihindari.
"BRI akan selalu mengedukasi serta mengajak seluruh masyarakat untuk selalu waspada akan modus penipuan baru soceng," ungkap Hendy.
Advertisement
Langkah Antisipasi Kejahatan Perbankan
Adapun cara mengantisipasi berbagai modus soceng antara lain:
- Waspada saat ada pesan dari nomor tak dikenal mencantumkan link/file berformat APK.
- Kenali file yang disertai pengumuman/pemberitahuan berupa ancaman dan membuatmu panik, resah, atau takut.
- Tidak asal klik link/file yang dikirimkan.
- Jika sudah terklik dan install file tersebut, cepat matikan koneksi data selular dan WIFI pada perangkat.
- Bersihkan data dan cache aplikasi tersebut.
- Uninstall aplikasi tersebut.
- Ubah username, PIN dan password mobile banking termasuk email pribadi.
- Lebih aman untuk dilakukan reset handphone ke factory mode atau mode pabrik
- Hubungi Contact BRI di nomor 1500017 untuk melakukan pelaporan atas indikasi modus penipuan yang terjadi.
Â
(*)