Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Internasional Shipping (PIS) akan menambah sebanyak 10 kapal baru hingga akhir 2023 nanti. Dengan begitu, PIS akan punya sekitar 103 kapal yang dioperasikan.
Direktur Utama PIS Yoki Firnandi mengatakan hingga Agustus 2023 ini perusahaan telah menambah 5 kapal. Sisanya, akan dikejar untuk dipenuhi hingga akhir 2023 ini.
Baca Juga
"Sekarang udah 5, sampai bulan Agustus 5 dan akan ada beberapa lagi sampai akhir tahun, mudah-mudahan kita coba kejar sebanyak-banyaknya, up to 10 mungkin, ada nambah 5 lagi," terangnya saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Advertisement
Dia mengungkap saat ini PIS mengoperasikan 98 kapal dengan adanya tambahan 5 kapal di Agustus 2023 tadi. Sehingga, dengan tambahan 5 kapal hingga akhir tahun PIS akan mengoperasikan 103 kapal.
Yoki menyebut nantinya kapal yang akan didatangkan ini tak sepsifik mengangkut satu jenis saja.
"Sekarang posisi kita 98 mungkin di akhir tahun bisa 103. Kombinasi, ada kapal gas, kapal minyak, kapal petrochemical ada semua," paparnya.
Sebagai catatan, PIS diperkirakan akan mengoperasikan 102 kapalnya. Lantaran ada satu kapal yang saat ini sedang dibongkar atau discraping.
Â
Kembangkan Pasar
Pada kesempatan ini, Yoki mengungkap alasan perusahaan menambah jumlah kapal yang dioperasikan. Salah satunya untuk merambah pasar yang lebih luas.
"Jadi begini, mungkin kalau PIS sendiri berusaha untuk menambah kapal untuk jadi bagian pengembangan pasar," ucapnya.
"Investasi yang kami lakukan ini ada yang link dengan kontrak tertentu kontrak jangka panjang, ada yang memangbeli untuk ekbutuhan bisnis ke depan yang belum ada komitmen kontrak tapi kita udah tau potensi marketnya seperti apa," jelas Yoki Firnandi.
Â
Advertisement
Ambisi Tekan 80 Persen Emisi Karbon di 2040
Pertamina Internasional Shipping (PIS) membidik bisa menekan emisi karbon dari operasional sebesar 70-80 persen di 2040 mendatang. Selanjutnya, upaya pengurangan emisi karbon akan semakin masif.
Direktur Utama PIS Yoki Firnandi menyebut logistik maritim menyumbang sekitar 1 miliar ton emisi karbon. Angka ini mengambil porsi sekitar 3 persen dari jumlah total emisi global.
"Kalau kita berbicara di sektor shipping sendiri regulator dunia IMO (International Maritime Organization) sudah punya green adjust strategy dimana NZE di sektor maritim atau shippimg ditargetkan di tahun 2050," kata dia dalam Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2023, di Jakarta, Selasa (26/9/2023).
Yoki sendiri membidik, PIS bisa menekan emisi hingga 80 persen di 2040 mendatang. Serta selanjutnya bisa mengklaim operasional nol emisi karbon pada 2050.
"Kita sendiri menargetkan kurang lebih emisi sudah di bisa diturunkan 2040 70-80 persen, emisi bisa diturunkan tahun 2050 bisa menjadi NZE," tuturnya.
Yoki menuturkan, setidaknya ada 4 faktor yang mempengaruhi penurunan emisi di sektor logistik laut itu. Pertama, soal ketersediaan kapal dengan teknologi baru yang bisa menggunakan bahan bakar rendah emisi.
Kedua, efisiensi biaya yang ditanggung oleh konsumen. Pasalnya, biaya yang diperlukan untuk penggunaan layanan rendah emisi kerap lebih mahal. Maka diperlukan inisiatif minat dari konsumen.
"Karena kalau bicara penurunan emisi, umumnyakan masih lebih mahal dan ini ditanggung di hilir, pengguna," kata Yoki.
Â
Pendanaan
Ketiga, kata Yoki, adanya kemudahan akses pendanaan untuk mendorong sektor logistik maritim makin serius menekan emisi karbon dari operasionalnya. Dana itu nantinya digunakan untuk melakukan upgrade dari sarana atau kapal yang digunakan.
Keempat, faktor yang tak kalah penting adalah adanya kejelasan aturan dari pemerintah. Utamanya yang seiring dengan tiga faktor sebelumnya agar tak terjadi hambatan dalam mengejar target pengurangan emisi yang ditetapkan.
"Contoh regulasi, IMO bilang 2030 kapal harus menggunakan amonia. Pertanyaannya kapal yang menggunakan amonia udah ada belum, engine teknologi udah ada belum, kalau ada harganya berapa, ada yang mau mendanai gak, customernya sanggup bayar enggak? Ini harus beriringan semuanya," paparnya.
Advertisement