Harga Emas Diprediksi Bakal Terjun Bebas, Tahan atau Jual?

Harga emas telah mengalami penurunan yang signifikan dalam seminggu terakhir. Beberapa analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk turun lebih lanjut dan menyoroti posisi terendah tahun ini di atas USD 1.800 per ounce.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Okt 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2023, 08:00 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Harga emas telah mengalami penurunan yang signifikan dalam seminggu terakhir. Beberapa analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk turun lebih lanjut dan menyoroti posisi terendah tahun ini di atas USD 1.800 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas telah mengalami penurunan yang signifikan dalam seminggu terakhir. Beberapa analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki ruang untuk turun lebih lanjut dan menyoroti posisi terendah tahun ini di atas USD 1.800 per ounce sebagai target utama dari harga emas dunia berikutnya yang harus diperhatikan.

"Penjual jelas berada dalam posisi yang kuat dengan jalur yang paling sedikit resistensinya mengarah ke bawah. Namun, Relative Strength Index (RSI) pada grafik harian memberi sinyal bahwa harga emas sudah sangat jenuh, menunjukkan potensi kemunduran di masa depan," kata Lukman Otunuga, Manajer Analisis Pasar FXTM dikutip dari Kitco, Senin (2/10/2023).

"Melihat gambaran teknis, penembusan di bawah USD 1.857,5 mungkin membuka jalan menuju USD 1.830 dan USD 1.810, masing-masing. Jika harga terdorong kembali di atas USD 1.857,5, hal ini dapat memicu kenaikan kembali ke level USD 1.885," lanjut dia.

Harga emas telah turun sepanjang bulan lalu. Emas berjangka bulan Desember terakhir diperdagangkan pada UUSD 1,865.40 per ounce, turun sekitar 4% dari Jumat pekan sebelumnya. Harga logam mulia ini mengalami minggu terburuknya sejak Juni 2021.

Harga Emas Alami Penurunan Terburuk

Pada saat yang sama, harga emas mengalami penurunan bulanan terburuk sejak Februari, yang merupakan penurunan terendah sepanjang tahun ini. Sedangkan dalam tiga bulan terakhir, harga emas anjlok 3,3%.

Aksi jual emas terjadi karena imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai level tertinggi sejak Oktober 2007, di atas 4,6%. Sementara itu, indeks dolar AS menguat di atas 106 poin, mencapai level tertinggi sejak akhir November.

“Harga emas bertahan dengan cukup baik, namun investor kini mulai memahami fakta bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Suku bunga yang lebih tinggi akan tetap ada; oleh karena itu, emas terpukul,” kata Kevin Grady, Presiden Phoenix Futures and Options.

 

 

Harga Emas Masih Punya Kans untuk Naik

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sedangkan Kepala Pasar Berjangka dan Valas Tastylive.com, Christopher Vecchio mengatakan meskipun terjadi aksi jual minggu lalu, dia masih melihat logam mulia berada di level yang lebih tinggi dari tahun lalu.

“Pergerakan yang kita lihat pada imbal hasil obligasi dan reli dolar AS, harga emas seharusnya mendekati USD 1.700 per ounce,” katanya.

Vecchio menambahkan investor tidak perlu terkejut jika harga emas turun kembali ke USD 1.800 per ounce. Namun, ia juga mencatat bahwa dengan Federal Reserve yang hampir mengakhiri siklus siklusnya dan perekonomian mulai melambat, setiap pelemahan pada emas harus dilihat sebagai peluang pembelian jangka panjang.

 

 

Harga Emas Pekan Lalu

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, harga emas melanjutkan pelemahan pada perdagangan jumat dan berada di jalur penurunan bulanan dan kuartalan di tengah ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lama.

Mengutip CNBC, Sabtu (30/9/2023), harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi USD 1.850,44 per ounce pada pukul 13:53. EDT, terendah dalam lebih dari enam bulan. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih rendah pada USD 1.866,10 per ounce.

Harga emas batangan diperkirakan turun sebesar 4,6% sepanjang September dan sepanjang kuartal III turun sebesar 3,6%. Penurunan ini setelah Federal Reserve mengambil sikap hawkish.

“Prospek emas, untungnya atau sayangnya, sangat berkaitan dengan kondisi suku bunga ke depan,” kata direktur perdagangan logam di High Ridge Futures David Meger.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas, yang dijual dalam dolar AS dan tidak menghasilkan bunga apa pun.

Indeks dolar AS dan patokan imbal hasil Treasury 10-tahun menuju kenaikan triwulanan.

 

Harga Emas Sempat Naik

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas sebenarnya sempat naik sebanyak 0,8% setelah laporan inflasi yang lebih ringan. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti (PCE) naik 3,9% secara tahunan di bulan Agustus, tapi turun dari 4,3% dibanding bulan Juli.

Namun, indeks utama naik sebesar 3,5% pada tahun ini, naik dari 3,4% pada bulan Juli.

“Permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap kegagalan soft-landing sepertinya tidak akan hilang karena prospek perekonomian AS dalam beberapa bulan ke depan terlihat semakin menantang,” Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Dari segi fisik, premi emas sedikit menurun di konsumen utama Tiongkok pada minggu ini, namun tetap tinggi karena tingginya permintaan investor di tengah melemahnya yuan dan kekhawatiran ekonomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya