Kalahkan Jumlah Anak, Populasi Lansia di India Berlipat Ganda pada 2050

Populasi lansia di India diprediksi akan berlipat ganda pada tahun 2050 dan menyalip jumlah anak-anak di negara ini, menurut Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA).

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 04 Okt 2023, 19:31 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 19:31 WIB
Kalahkan Jumlah Anak, Populasi Lansia di India Akan Berlipat Ganda Tahun 2050
Ilustrasi lansia di India. (AP Photo/Channi Anand)

Liputan6.com, Jakarta - Populasi lansia di India diprediksi akan berlipat ganda pada 2050 dan menyalip jumlah anak-anak di negara tersebut. Hal tersebut berdasarkan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA).

Jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas di India akan meningkat dari 149 juta pada tahun 2022 menjadi 347 juta pada tahun 2050, UNFPA mengatakan dalam sebuah laporan pada awal minggu ini.

Studi ini juga menunjukkan bahwa pada 2046, para lansia di India akan melebihi jumlah anak-anak berusia 0 hingga 14 tahun, dan akan ada penurunan pada orang-orang berusia 15 hingga 59 tahun.

Negara Asia Selatan ini merupakan negara terpadat di dunia dan saat ini memiliki populasi kaum muda terbesar dengan 65% orang India berusia di bawah 35 tahun.

Namun, prediksi dari badan Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan bahwa meskipun populasi India secara keseluruhan akan meningkat sebesar 18% dari tahun 2022 hingga 2050, populasi manula akan melonjak sebesar 134%, dan mereka yang berusia 80 tahun ke atas akan melonjak sebesar 279% pada waktu yang sama.

"Pada tahun 2050, satu dari setiap lima orang akan menjadi lansia di India," kata UNFPA.

India tidak sendirian dan seluruh dunia akan mengalami masalah yang sama.

Jumlah orang yang berusia 60 tahun ke atas di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dan mencapai 2,1 miliar pada tahun 2050, kata UNFPA.

"Peningkatan jumlah dan pangsa penduduk lanjut usia ini akan terlihat di seluruh wilayah di dunia," laporan tersebut menyatakan, dengan menyoroti bahwa wilayah-wilayah yang kurang berkembang akan mengalami peningkatan yang sedikit lebih tinggi dalam populasi lanjut usia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kemunduran akan Dirasakan

Meningkatnya populasi yang menua di India akan menyebabkan banyak tantangan sosial-budaya dan ekonomi.

UNFPA menyoroti bahwa akan ada peningkatan jumlah janda karena wanita pada umumnya hidup lebih lama daripada pria.

"Jumlah wanita yang lebih tua dibandingkan dengan jumlah pria yang lebih tua akan semakin meningkat dengan bertambahnya usia dari 60 hingga 80 tahun dan oleh karena itu, kebijakan-kebijakan dan program-program harus secara khusus berfokus pada kebutuhan-kebutuhan khusus dari para wanita yang sangat tua ini."

Wanita di daerah pedesaan India juga akan lebih terdampak dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan karena isolasi yang akan mereka hadapi, transportasi yang buruk sehingga menyulitkan mereka untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain, ketidakpastian pendapatan dan kurangnya perawatan kesehatan yang memadai, demikian ungkap penelitian tersebut.

"Perempuan janda lansia sering kali hidup sendiri dengan sedikit dukungan dan juga mengalami insiden penyakit yang lebih parah yang secara fungsional membatasi," kata laporan itu.

Sedikit atau tidak ada pendapatan ditambah dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan juga akan memberikan beban yang sangat besar bagi populasi lansia di negara ini, katanya.

 


Partisipasi Kerja Lansia

Menurut edisi 2018 dari Studi Penuaan Longitudinal di India yang dikutip dalam laporan UNFPA, 51% pria berusia 60 tahun ke atas bekerja, tetapi hanya 22% wanita yang bekerja.

Tingkat partisipasi kerja lansia di daerah pedesaan lebih tinggi (40%) dibandingkan dengan daerah perkotaan (25,6%), di mana banyak lansia di pedesaan yang bekerja di sektor pertanian, perikanan, atau kehutanan.

"Penuaan secara langsung terkait dengan ketergantungan ekonomi karena hilangnya pendapatan ditambah dengan meningkatnya pengeluaran perawatan kesehatan. Rendahnya partisipasi dalam ekonomi formal membatasi akses terhadap pensiun tetap dan meningkatkan ketidakamanan ekonomi," kata UNFPA.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya